Seperti hujan yang segera berlalu dan pelangi yang terlihat.
Begitu juga setiap permasalahan.
Akan terlihat bahagia di akhirnya...Singapore
Nena tampak sudah sadar namun ditubuhnya masih harus terpasang ventilator untuk menjaga kestabilan pernapasannya. Ternyata chat yang didapat Alkins tadi adalah ketikan dari perawat yang menjaga Nena.
Menurut dr. Nahla, Nena sama sekali tidak menangis saat tersadar malah meminta kertas dan pulpen pada perawat dengan menggunakan bahasa isyarat. Beruntungnya perawat yang bersama Nena memiliki adik yang tunarungu sehingga mengerti bahasa isyarat yang digunakan Nena. Kalau tidak tentu pesan Nena tak akan sampai kepada Alkins.Akibat infeksi virus ini fungsi paru Nena menurun hingga 15% sehingga membuat Nena kesulitan bernapas jika tidak menggunakan alat bantu.
Tentu saja ventilator sangat tidak nyaman apalagi untuk anak sekecil Nena namun semua dilakukan untuk kebaikannya.Alkins memandangi putrinya dari ruang monitoring yang berbatasan kaca tebal dengan ruangan rawat Nena. Tampak Nena yang mencoba membuka ikatan yang membelenggu tangannya seakan ingin segera terbebas darisana.
dr. Nahla memberikan mikrofon agar Alkins bisa bicara satu arah pada Nena.
"Princess... This is me, Papa. Listen to me! I'm watching you from the nearest room so don't worry. You're not alone. Semangat ya... Biar kita bisa pelukan lagi. " Kata Alkins dengan suara terbata dan hampir menangis.
Mendengar suara Papanya membuat berhenti bergerak. Gadis itu lalu mengangguk pelan.
dr. Nahla lalu memberikan beberapa intruksi pada perawat yang berjaga di ruang rawat Nena setelah itu ia mematikan sambungan mikroponnya.
"Saya gembira anak anda melewati masa kritikalnya". Kata dr. Nahla dengan logat Melayu yang kental.
"Itu karena ia selalu memiliki energi positif yang dipancarkan." Kata Alkins memandang ke arah Nena yang sedang dimandikan oleh perawat dengan prosedur perawatan untuk pasien total care.
"Kali ini ibu anda sedang melawan virus ini. Kami doakan yang terbaik.
"Terima kasih dr. Nahla. Bagaimana perkembangan vaksin atau tindakan pengobatan untuk virus ini?"
"Kami sedang tunggu arahan dari WHO. Hanya beberapa arahan pencegahan sahaja yang terus diperbaharukan dan untuk tindakan susulan masih belum jelas. Mungkin kes ini masih disiasat lebih jauh."
"Saya rasa juga begitu. WHO harus hati-hati dengan policy yang akan mereka keluarkan."
"Anyway... Isteri anda juga akan segera melepasi tempoh kuarantin ini. Ia telah memeriksa semula hasilnya negatif." Tutur dr. Nahla.
"Kapan istri saya akan keluar? Kondisi psikologinya memburuk." Kata Alkins mengingat Luna yang menjadi lebih pendiam di setiap kunjungannya.
"Saya akan menghantar rundingan ke jabatan psikiatri. Maaf membuatnya tertekan. Kami memulihkan bilik untuk memenuhi standard pengasingan yang menyenangkan agar tahap tekanan pesakit dapat dikurangkan." Kata dr. Nahla menjelaskan.
"Saya paham. Rumah sakit kami juga sedang melakukan beberapa perbaikan untuk menghadapi pandemi ini."
"Selepas wabah ni, Pimpinan nak mengemukakan kerjasama dengan hospital anda. Ia ingin bertemu dengan anda tetapi protokol tidak membenarkan pertemuan langsung." Ungkap dr. Nahla perihal keinginan direktur mereka.
"Saya akan hubungi beliau melalui sekretaris saya sekaligus mengucapkan terima kasih untuk rumah sakit ini karena sudah memberikan pelayanan yang maksimal pada keluarga saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
dr. Aked
General FictionBisakah aku berjanji untuk menjadi penawar luka hatimu. Sehingga painkiller pun tidak berguna. Alkins Samudera Aked~ Bukan kah seorang dokter hanya menyembuhkan luka fisik saja, tau apa soal hati. Laluna Kinara Kim~ Hanya sebuah kisah romansa b...