When one door of happiness closes, another opens, but often we look so long at the closed door that we do not see the one that has been opened for us.
Don't be hesitate...*
Setelah board meeting yang dihadiri para director dari seluruh departemen selesai. Tiba-tiba saja Luna mendapat panggilan dari dr.James Lee, Chief Director dari Departemen Plastic Surgery.
Yups, dr.James adalah om Luna dan ia tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Luna diminta untuk mendiskusikan beberapa hal mengenai keterlibatannya pada dunia modelling dan bagaimana pesatnya pengaruh plastic surgery pada sebagian besar model tersohor dunia. dr. James ingin meluncurkan inovasi terbaru terkait bedah plastik.
Selesai menemui om tersayangnya dan melepas kangen Luna akhirnya kembali ke departemen bedah saraf. Lalu ia menyusuri lorong-lorong rumah sakit, ini mengingatkannya pada masa-masa dimana ia menjalani intern dan residensi setelah menyelesaikan pendidikan kedokterannya. Dimana ia juga pada saat itu merasakan patah hati yang mendalam dan memutuskan untuk berhenti menekuni profesi ini ketika ia sudah mendapatkan license-nya sebagai seorang dokter spesialis.
Tanpa disadari Luna telah sampai di depan kantor departemen yang akan menjadi bagian hidupnya kedepan.
Ia pandangi papan nama departemennya lama dan dalam lalu ia menhembuskan napas.Setelah itu Luna melangkah masuk ke dalam. Ia sedikit terkejut ketika mendapati lelaki yang akan menjadi bos dari timnya sedang menghadap ke jendela dan menerima panggilan dari seseorang.
Gotcha..... dia sendirian.
Damn.... where's the people...?
Luna melongok kesegala arah untuk memastikan keadaan.*
Neurosurgery departement, KIH"Aku akan mengunjungi Mama segera mungkin begitu aku bisa cuti... " Kata Alkins sambil memainkan ballpoint yang yang sedang ia pegang.
"...."
"Aku tidak akan gila-gilaan lagi dalam bekerja, Ma..."
"........"
"Aku janji akan off sesegera mungkin, dan juga Stefie tau aku sibuk Ma... "
"......."
"Jangan memulai lagi... I love you more than anything..."
"......."
"Ok. See you when I see you."
Klik, suara sambungan telepon terputus lalu Alkins memasukan ponselnya ke dalam saku snelli-nya. Ia lalu membalikkan badan dan mendapati Luna sedang berdiri di dekat mejanya.
"Hey..." sapa Luna dengan kikuk. Rasanya sangat garing menyapa manusia jenis lemari es.
"Hmmm" jlebbb hanya dibalas dengan deheman saja. Sungguh di luar ekspektasi Luna. Dokter lemari es ini emang asli lebih dingin dari pegunungan Alpen.
"Aku hanya ingin ummm..." Luna seakan bingung ingin menanyakan apa, schedules kah? jobdesk kah? atau apa sebenarnya. Seketika bibirnya kelu dan isi otaknya benar-benar kusut karena ia bingung mau mulai dari mana. Bekerja menjadi seorang dokter bukan lagi impiannya, yang nyatanya KIH sendiri akan menjadi miliknya.
"Seluruh jobdesk anda sudah terlampir dan dikirim dari pusat informasi dapartemen ke email anda. Langsung palajari dan saya tidak suka kesalahan sekecil apapun pada masa anda bertugas dibawah naungan team saya. Mulailah dari visit ke Emergency Room lalu temukan anggota team lain untuk meminta salinan data pasien yang ditangani team kita. Atur pertemuan team pada jam 5 sore hari ini untuk briefing menyangkut kinerja team". Kata dr. Aked tanpa jeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
dr. Aked
Fiksi UmumBisakah aku berjanji untuk menjadi penawar luka hatimu. Sehingga painkiller pun tidak berguna. Alkins Samudera Aked~ Bukan kah seorang dokter hanya menyembuhkan luka fisik saja, tau apa soal hati. Laluna Kinara Kim~ Hanya sebuah kisah romansa b...