21. Publication

22.7K 1.9K 43
                                    

In a relationship, being childish is healthy.
But don't too much.
Being childish and vulnerable is the best gift you can give to your lover...

*

Alkins memandang sarkastis kepada Julien yang saat ini berdiri di hadapannya, begitu pula Julien ia seperti memandang seperti musuh bebuyutan terhadap Alkins. Hal ini memunculkan aura kelam di sekitar mereka bertiga. Tidak... Luna seperti berada di luar zona permusuhan antara Alkins dan Julien. Luna bagaikan seberkas debu yang tampak tidak penting bagi mereka berdua.

Luna tentu saja bertanya-tanya dengan situasi ini. Ia mulai menarik kesimpulan bahawa dua pria ini sudah bertemu sebelumnya dan mengalami kesalah-pahaman.

Pikiran Luna sudah cukup rumit seharian ini ditambah dua pria ini bersitegang. Sungguh irony nasib Luna.

"What's going on buddies? Hello....!" Luna menuntut penjelasan dari keduanya.
Namun yang bersangkutan masih saling menatap dan menganggap Luna tidak ada. Luna dianggap hantu sepertinya oleh dua pria ini.

"You need to explain about this, Julien." Luna menuntut jawaban dari Julien.

"What did you do to Julien? Did you hit him? But why...?" Luna bertanya pada Alkins dengan tatapan heran.

Luna benar-benar diabaikan kali ini. Dan ia merasa useless jika menuntut penjelasan malam ini juga.
Luna lelah bukan main, seharusnya ia mendapat sedikit hiburan setelah pertarungan di meja operasi tadi.

"Kalau kalian tetap begini. Ada baiknya Let's talk tomorrow because I'm so weary..." Luna mengibaskan jemarinya yang pegal dan berkacak pinggang. Ia meyeka keringat yang mengucur di dahinya.

"Julien... you need to return to the hotel and... dr. Aked...you need to take a rest. You both can explain anything tomorrow. If you wanna stand here all night, up to you. I wanna go home."
Luna melenggang pergi tanpa menghiraukan Alkins maupun Julien yang saat ini memanggil-manggil dirinya

"Apa-apaan sih kaya anak kecil pake pukul-pukulan segala, nambah-nambah pikiran aja sih dua cowok itu."
Luna ngedumel dan menghentakkan sendal yang ia pakai.

Kedua pria itu melongo melihat Luna yang meninggalkan mereka namun mereka masih saling tatap dengan sinis. Mereka menyadari bahwa Luna marah terhadap mereka berdua.

"We aren't finished yet...!"

"Yeah... Me too..."

Alkins dan Julien saling ancam satu sama lain. Sebelum ikutan bubar karena Luna meninggalkan mereka.

*

Luna telah menghubungi Manda agar datang ke apartment miliknya dan menginap disana, ia ingin ditemani malam ini. Banyak hal yang terjadi seharian ini sehingga menguras energi nya hingga ke level paling anjlok. Ia butuh teman untuk bicara. Dan Manda adalah pilihan yang tepat, di samping seorang manager saat ia jadi model dulu Manda adalah saksi bagaimana ia dihempaskan oleh pria brengsek yang dulunya begitu ia puja.

Ah sudahlah, toh sekarang ia sudah mulai menata hatinya dan Alkins adalah potongan lego baru yang berusaha Luna susun kembali dari kehancuran masa lalunya agar menjadi susunan lego yang baru.

Luna membuka pintu apartment nya. Ia melihat ada sepatu milik Manda di rak miliknya. Lalu Luna mencium harum masakan yang berasal dari kitchen island. Luna berusaha mengagetkan Manda namun Manda sudah terlebih dulu mengagetkannya dengan wajah penuh masker lumpur, salah satu produk terkenal dari Korea.

"Goddddddd..." teriak Luna kaget.

"Ada ape?...." Manda balas teriak dan dihadiahi Luna dengan lemparan tissue basah.

dr. AkedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang