Whenever a doctor can't do good, he/she must be kept from doing harm...
*
Semuanya berjalan begitu cepat hingga mereka semua berada di Emergency Room, bagaikan detak jarum jam yang tidak mau berhenti di tiap detiknya. Luna banyak menarik nafas dalam untuk menenangkan berbagai kecambuk emosi dalam dirinya.
"It's an car accident. Take them straight to life support..." kata Alkins kepada seluruh orang yang menunggu di depan ER. Lalu Julien diletakkan di area kuning karena ia hanya kehilangan kesadaran dan beberapa luka kecil yang sudah dipastikan aman. Sedangkan Manda dibawa ke area biru atau Restricted Area karena ia yang mengalami luka serius daripada Julien.
Alkins melepas dasinya dan membuka kancing teratas kemejanya dengan serampangan, lalu menggulung lengan kemeja nya hingga ke siku, setelah itu ia mencuci tangan dan memakai sarung tangan untuk memulai prosedur USG pada Manda.
Beberapa kali Alkins merintahkan perawat agar melakukan tindakan untuk membantu dirinya. Sedangkan Luna masih shock dan berdiri disamping Manda yang terbaring lemah sembari ditangani oleh Alkins.
Alkins melakukan prosedur USG pada bagian abdomen dan thorax karena tampak memar dan kebiruan yang mulai muncul setelah sejam paska kecelakaan terjadi.
"Her ribs are fractured..." kata Luna terbata dengan air mata yang mengucur sambil melihat ke arah monitor yang menampilkan adanya penumpukan cairan pada bagian thorax dan tampak beberapa tulang iga yang patah.
"Her diaphragm could've been ripped..." kata Alkins menimpali sambil terus memantau hasil USG di monitor.
"There's a pool of blood in her lung..." Luna benar-benar tidak bisa tenang sama sekali setelah melihat haisl USG Manda.
"Bring me a 28 French chest tube..." perintah Alkins pada seorang perawat. Fr chest tube dipasang saat pasien diindikasikan mengalami pneumothorax, efusi pleura, empysema dan beberapa masalah pada pulmonary atau paru-paru. Sedangkan untuk Fr chest tube ukuran 28 digunakan untuk drainase cairan (mengeluarkan cairan) pada pleura dengan viskositas rendah.
"Oke dok..."
Luna memejamkan mata sejenak sambil menarik napas dalam, ia tidak sanggup melihat tubuh Manda yang akan dipasang selang pada bagian dadanya. Itu sangat menyakitkan, apalagi Manda yang ia kenal adalah sosok Manda yang membenci aroma rumah sakit yang khas desinfektan saat ini terbaring lemah di depannya.
Luna tidak bisa membayangkan akan berapa banyak alat yang akan terpasang di tubuh Manda.
Alkins lalu mulai menentukan pemasangan 28 Fr chest tube yaitu pada sela costa kelima sepanjang linea aksilaris anterior sampai krista iliaka superior. Ia mulai melakukan anastesi local pada area pemasangan lalu memulai insisi sub cutan searah dengan pinggir costa lalu diperdalam hingga menyentuh otot intercostalis membuat darah Manda mengalir deras. Namun Manda tiba-tiba meringis, sepertinya efek anastesi tidak bekerja hingga ke dalam otot.
"Please hold her, dr. Luna. Please hold the patient..."perintah dr. Aked pada Luna yang sejak tadi menangis. Sambil menyeka air matanya Luna berusaha memegangi tubuh Manda.
dr. Aked melanjutkan dengan memasukkan Kelly forceps melalui pleura parietal kemudian dilebarkan. Saat darah mulai mengalir keluar dari sayatan luka yang dibuat dr. Aked lalu ia memasukkan jari melalui luka tersebut memastikan bahwa sayatan sudah sampai rongga pleura atau menyentuh paru. Setelah itu chest tube harus dimasukkan melalui sayatan tadi.
"Give me the tube." perintah dr. Aked pada perawat yang mendampinginya mengerjakan prosedur WSD (Water Sealed Drainage). Selang dimasukkan secara perlahan-lahan kedalam rongga dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
dr. Aked
General FictionBisakah aku berjanji untuk menjadi penawar luka hatimu. Sehingga painkiller pun tidak berguna. Alkins Samudera Aked~ Bukan kah seorang dokter hanya menyembuhkan luka fisik saja, tau apa soal hati. Laluna Kinara Kim~ Hanya sebuah kisah romansa b...