I've been a victim of a selfish kind of love,
It's time that I realize,
That there are some with no home, not a nickel to loan,
Could it be really me, pretending that they're not alone?*
Luna terdiam beberapa saat ketika Alkins mengatakan ingin Luna memasak untuk nya setiap hari. Hati wanita mana yang tidak akan meleleh jika diberikan kode lamaran unik seperti itu. Semua wanita akan mengerti apa yang Alkins maksud, tentu saja Luna mengerti.
Namun Luna hanya tersenyum tipis pada Alkins setelah sebelumnya terbengong, ia berusaha menyembunyikan luka yang ia dapat karena penghianatan di masa lalu.
Luna masih belum bisa percaya dengan sebuah komitmen, ia masih belum bisa membebat luka itu.
Luna berusaha mengalihkan topik pembicaraan mereka. Agar Alkins tidak menyadari perubahan mimik wajahnya.
"Would you like to drop me off to home?" tanya Luna tanpa menjawab pertanyaan Alkins sebelumnya.
Alkins mengerti bahwa Luna belum sepenuhnya percaya pada sebuah komitmen. Ia harus berusaha lebih keras lagi untuk meluluhkan dan membuat Luna kembali percaya pada sebuah janji.
Alkins sedang serius mengunyah pasta buatan Luna dan hanya melirik sekilas mendengar permintaan Luna untuk mengantarnya pulang.
"You can sleep here. I'm too weary this time." kilah Alkins dengan suara datar.
"Modus... aku nyetir sendiri deh." Kata Luna keukeuh ingin pulang.
"Dan berakhir di ER, like when the first time we met." kata Alkins menggoda Luna. Mengingatkan wanita itu pada pertemuan pertama mereka dulu.
Luna akhirnya mengalah dan ia pun menyetujui untuk menginap di apartment Alkins kali ini.
*
Luna sedang menonton serial cartoon saat Alkins keluar dari kamarnya dan menyerahkan piama motif Tazmania pada Luna.
"Itu milik Stefie, gantilah dan segera tidur. I'll brush my teeth..."
"Kamu tidur dimana?" kata Luna dengan nada sok polos. Namun Alkins tidak paham dengan pertanyaan Luna.
"There..." kata Alkins menunjuk pada sofa.
"Kamar yang lain?"
"Tidak ada, Dirga mengubahnya menjadi mini laboratory sekaligus library." Kata Alkins jujur. Ia memang tidak memiliki kamar tamu.
Luna mengeluarkan 'evil smirk' nya. Namun Alkins tetap tidak mengerti.
"Umm...Bed kamu king size kan? Tidur di bed aja. Aku gak banyak gerak kok kalau tidur." kata Luna.
Alkins terdiam lalu menggaruk kepalanya yang ia rasa tidak gatal.
"Ok..." kata Alkins.
*
Luna sudah akan tertidur saat Alkins masuk, sebelum naik ketempat tidur ia mengatur suhu ruangan. Saat Alkins sudah berbaring di sebelah Luna, Luna tiba-tiba mengatakan sesuatu.
"I was ever very happy. A man came to me and promised to live happily with me. But everything changed when ...''
Luna menceritakan mengapa ia dan Aaron berpisah.
*flashback...*
"Kak... which one better?" tanya Luna pada Aaron saat memilih gedung mana yang akan menjadi tempat resepsi pernikahan mereka. Acara pernikahan mereka hanya tinggal 3 bulan lagi terhitung dari hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
dr. Aked
General FictionBisakah aku berjanji untuk menjadi penawar luka hatimu. Sehingga painkiller pun tidak berguna. Alkins Samudera Aked~ Bukan kah seorang dokter hanya menyembuhkan luka fisik saja, tau apa soal hati. Laluna Kinara Kim~ Hanya sebuah kisah romansa b...