22. More Than Friendship

24.1K 1.8K 65
                                    

I define friendship as a bond that transcends all barriers...
When you are ready to expect anything and everything from friends, good, bad or ugly...
That's what I call true friendship...

*

Pagi ini Luna terlihat bahagia, ia senyum-senyum sendiri saat berada di meja makan. Manda yang sejak tadi berada di depan Luna bergidik geli dengan tingkah Luna yang ajaib. Biasanya ia akan menggerutu jika mendapat shift pagi namun kali ini Luna tidak mengeluh sama sekali.

dr. Aked effects are amazing.

"Ngape lo...? Berita lo terpampang nyata disana-sini eh lo malah seneng." tanya Manda heran. Tidak biasanya Luna akan sesemangat ini apalagi paska kejadian yang kemarin diceritakannya kepada Manda.

"Seneng aja loh Nda?" ucap Luna sambil berkedip kepada Manda.

"Sengklek nih otak mantan boss gue." kata Manda mencibir tingkah Luna.

"Nda... Lo pernah gak jatuh cinta sama orang yang ajaib?" tanya Luna.

"Julien masuk kategori ajaib gak ye?" Manda bertanya serius. Ia pikir Julien sudah cukup ajaib ketimbang pria kebanyakan.

"Julien unik nda... beda sama Alkins."

"Sama aja... Buktinya dia kok gak peka sama perasaan gue. Sama kaya Alkins lo itu yang suka gak peka. Manda mulai curhat dan ngedumel.

"Ungkapin aja kali kalau dia gak peka. Mumpung lagi disini kan dia. Biar lo masuk fashion magazine dengan headline. A fashion design have affair with a assistant model. Hahaha..." Luna tertawa usil membuat wajah Manda merah padam.

"Emang lo kira gampang kaya beli cabe di Transmart..." gerutu Manda sambil ngemil chips yang di beli di minimarket yang ada di lantai dasar apartement Luna.

"Hahaha... lo gerak duluan lah, daripada lo mati penasaran dan gak tau perasaan Julien ke lo gimana. Emansipasi." goda Luna.

"Mungkin gue bakal mati duluan sebelum bilang suka ke dia." kata Manda dengan mata sayu.

"Apaan sih lo Nda..." Luna menatap Manda kesal, lalu ia melotot ke arah Manda. Managernya ini dari dulu menyimpan rasa terhadap Julien namun Julien terlalu tidak peka dengan perasaan tersembunyi Manda.

"Iya deh iya entar gue coba... Eh... Gue mau nemenin Julien ke Funland di Brastagi, lo mau ikut?" Manda mengalihkan topik.

"Ummm... ciye ciye... Garcep amat ya. Ah enggak deh, sampein salam gue ke Julien. Hari ini gue jadwalnya padet banget gak bisa kemana-mana. Nanti makan malem kita bareng ya, nanti gue bawa Alkins sekalian."
Mereka memang ada janji dinner bertiga bersama Julien namun memasukkan Alkins untuk ikut tidak masuk ke dalam rencana awal.

"Nanti gue kabari ke lu ya... Itu si dokter kulkas suruh pake pengaman wajah soalnya Julien dendam banget sama dia."

"Ok entar gue sampeon ke Al. Gue berangkat dulu ya..." Luna beranjak dari meja makan dan menuju pintu keluar. Namun Manda mengejarnya.

"Lun..." panggil Manda.

"Yo, Apaan?" Luna memutar tubuhnya kesal ke arah Manda. Namun Manda malah memeluknya.

"15 tahun temenan gue kok gak pernah meluk elu... hahaha gue melankolis" Luna terkaget mendapati Manda yang tiba-tiba memeluknya dan tiba-tiba menangis.

"Gak biasanya lu gini, serem ah kaya buang tabiat aja kalau kata asisten rumah tangga di rumah gue, biasanya lo lebih sering jitak kepala gue dari pada sok mellow gini." Luna memeletkan lidahnya.

Manda hanya tersenyum.

"Gue duluan... hati-hati lo sama Julien ya." Luna berlalu pergi sambil melambaikan tangan ke arah Manda.

dr. AkedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang