20. Misconseption

22.2K 1.8K 57
                                    

We met by chance along this road
Even now I can’t forget, ever since that day
Much of the sorrow and anxiety I held
Everything had been changed
Through the warmth of your memories...

*

Luna tersenyum menatap Alkins yang sedang menghubungi residen yang sedang berjaga di bangsal neurosurgery agar melakukan follow-up pada pasien-pasien mereka. Alkins selalu bertanggung jawab pada semua pasiennya, ia paling anti kelalaian dan juga kecerobohan. Karena sifat itu adalah refleksi dari seseorang yang selalu mengerjakan sesuatu tidak ikhlas dan terburu-buru tanpa memahami konsekuensi yang akan ia alami.

Luna suka cara Alkins berbicara, terkesan dingin namun menenangkan. Alkins balik menatap Luna yang ketahuan memperhatikannya sejak tadi.
Luna jadi kikuk tapi dia dengan percaya diri malah nyengir tidak jelas.

"Let's go to OR. The patient is ready. She needs emergency surgeries. Dan kita tidak bisa membuang waktu." kata Alkins mengajak Luna untuk keluar dari ruangannya.

Ketika Alkins sudah menutup pintu dan akan berlalu menuju OR tiba-tiba saja Luna menggenggam jemari Alkins dengan santainya lalu mengayunkan nya seperti anak kecil.

Alkins sedikit terkejut.

"You've been aggressive Ms. Kim..." Alkins mencoba bergurau walau terdengar masih datar.

"Aku sudah lama tidak agresif terhadap pria." Kata Luna dengan tatapan menggoda.

"Akan ku tagih sikap agresifmu setelah kita menyelesaikan bedah ini." kata Alkins dengan nada suara yang dalam. Memahami maksud Alkins membuat Luna salah tingkah.

"Your hands are huge, Mr.Aked" kata Luna menggenggam tangan Alkins seakan mengalihkan perhatian.

"Are they?" tanya Alkins yang seolah tidak lagi membahas tentang agresifitas yanh dibicarakanoleh mereka tadi.

"Ya... it's warm and cozy to hold." Luna mengedipkan salah satu matanya kepada Alkins.

Alkins melepaskan genggamannya lalu meletakkan tangannya di pipi Luna sambil mengelusnya.

"I like your blushing smiling when you're shy. Like now..."

"And you're in beside me like this make it more blushing dr. Aked." Luna menarik jemari Alkins dari pipinya lalu menggenggamnya. Alkins mengeratkan genggaman tangan mereka lalu mereka berjalan beriringan menuju OR.

*

OR, Kim International Hospital

Operasi kali ini dilakukan dalam dua tahap. Lada sesi pertama operasi dilakukan oleh team Neurosurgery yang diketuai dr. Aked dan dr. Luna sebagai assistant, lalu selanjutnya operasi akan diteruskan oleh team General Surgery yang diketuai dr. Khalid dan dr. Juan sebagai assistant. Pada operasi kali ini yang menjadi ketua team dari Anesthesiology ialah dr. Fathur.

Anastesi sudah dilakulan dan pasien sudah siap untuk dilakukan pembedahan. Dr. Luna sudah bersiap untuk membedah tulang tengkorak ketika dr. Cassandra sudah menyesaikan proses mencukur rambut kepala pada bagian yang akan dibedah.

"Scalpel...." kata dr. Luna meminta pisau bedah. Lalu ia mulai membedah kepala pasien dengan pisau bedah.

"Clamp...." setelah dilakukan sayatan pada lokasi cranial (kepala) yang akan dibedah lalu dilakukan penjepitan pada jaringan kulit kepala agar ketika dilakukan pengeboran tulang tengkorak, lapisan kulit tidak menghalangi proses surgery.

Setelah bagian lapisan jaringan kulit cranial dibuka, masuklah dr. Aked sebagai ketua team untuk memulai operasi perbaikan pada masalah epidural hemorrhage pada pasien sinus sagittal.

dr. AkedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang