Like many other people,
As expected, our love will change gradually...
But please don't be sad,
Just like a close, old friend...
So that you can trust me, lean on me...
I promise you that I'll be right here...You and I together
It just feels so rightNever say break up,
No matter what anyone says,
I will protect you...Never say goodbye,
Because you're the only one in this world for me...*
Kualanamu Internasional Airport
Luna dan Alkins baru saja mendarat di bandara. Mereka sudah menyelesaikan semua kesalahpahaman diantara keluarga mereka pada pertemuan dua hari lalu di kediaman Luna di Seminyak. Walaupun sedikit sulit namun berkat dukungan Dyno yang sudah berpihak pada Alkins akhirnya Tuan Kim dan keluarga yang lain luluh juga.
Sebenarnya Alkins ingin lebih lama di Bali. Ia butuh liburan setalah konflik dan masalah yang ia hadapi. Terlebih Seminyak adalah lokasi wisata yang tidak bisa dikesampingkan untuk dinikmati keindahan alam dan budayanya.
Sebelum Alkins mengutarakan keinginannya untuk tinggal lebih lama di Bali tiba-tiba Luna memaksa untuk segera pulang ke Medan.
Karena menurut Luna di Medan lah ia merasa lebih nyaman. Apalagi saat ini Alkins sudah pulang dan tidak ada alasan lagi untuk dia tinggal di Bali lebih lama."Al..." Panggil Luna dengan semangat.
"Hm..."
"Al..."
"Hm..."
"Ham hem mulu ih." Luna kesal karena sejak berada di dalam pesawat Alkins hanya diam saja hingga mereka sudah sampai di Medan.
"What's should I say Sunshine... I prefer to be silent and look closely at you..." Kata Alkins jujur.
"Halah.... Kamu marah kan aku ajak balik ke Medan cepet-cepet. Pengen tinggal di Bali lebih lama ya karena di Bali banyak cewek-cewek cantik ples dengan bikininya. Iya kan...? Ini pasti karena aku jadi gendut dan menggelembung macam balon gas kayak gini... Kamu lebih suka ya liat cewek-cewek di Bali apalagi yang naked di pinggir pantai. Ngaku deh..." Hormon kehamilan memang tidak bisa di anggap remeh. Kali ini entah mengapa bisa meledak dengan mudah di dekat Alkins. Padahal sebelumnya Luna sangat-sangat bisa menahan diri terhadap apapun.
Alkins tertawa renyah diikuti supir mereka yang sejak tadi menahan tawa karena ikut mendengar bagaimana Luna meledak-ledak seperti tabung gas elpiji oplosan.
Luna langsung memelototi Alkins dan Bang Gompar, supir mereka yang sedang mendorong trolley yang berisi koper milik mereka.
"Remember...? Ibu hamil tidak boleh emosional. Kasian baby nya... Dan malu juga dengan Bang Gom. We just arrived in Medan." kata Alkins pada Luna.
"Duh maaf kali ya ini Non Luna... Abis tadi lucu pulak ku dengar cara Non itu cemburu. Non Luna kan tau kalau Pak Alkins ini irit ngomong. Aduh tahe mana bisalah kulkas dua pintu jadi microwave yakan. Macam baru kenal Pak Alkins saja non ini. Yakan Pak...?" kata Bang Gom sambil terkekeh melihat Luna yang masih manyun.
"Maklum ya bang. Wanita hamil memang begitu." kata Alkins berusaha memaklumi keadaan Luna.
"Ih makin kesel..." rajuk Luna pada Alkins. Ia langsung jalan dengan buru-buru mendahului Alkins dan Bang Gom.
Alkins langsung memeluk wanitanya dari samping lalu mendaratkan ciuman hangat di pucuk kepala Luna sambil mengelus perut Luna yang sudah membuncit.
KAMU SEDANG MEMBACA
dr. Aked
General FictionBisakah aku berjanji untuk menjadi penawar luka hatimu. Sehingga painkiller pun tidak berguna. Alkins Samudera Aked~ Bukan kah seorang dokter hanya menyembuhkan luka fisik saja, tau apa soal hati. Laluna Kinara Kim~ Hanya sebuah kisah romansa b...