I have to go...
Not to leave you...
I go for some reason...
That isn't at all intent on hurting you... Wait for me to come back...*
Kepala Alkins berdenging luar biasa. Ia butuh lebih banyak waktu untuk istirahat dan tidur. Namun sejak tadi bel apartment terus berbunyi dengan nyaring dan membuat Alkins tidak sanggup lagi membiarkan orang di luar unitnya itu terus memencet bel dan mengganggu dirinya serta tetanggapnya juga.
Tadi malam setelah Alkins diantar Adirga ke apartment. Entah mengapa ia tahu bahwa hari ini akan banyak orang yang mencarinya. Jadi ia memutuskan untuk mengganti sandi keamanan pintu apartment nya. Ia ingin istirahat sebelum pergi ke Afghanistan dua hari lagi. Dua hari lagi dan kondisi Alkins saat ini sangat mengenaskan sekali.
Tidak ada yang bisa Alkins lakukan sebelum ia benar-benar menyelesaikan tugas nya di Afghanistan. Ia tahu akan menyakiti banyak orang jika ia pergi tanpa alasan seperti ini. Ia membiarkan kesalahpahaman bergulir begitu saja tanpa bisa menjelaskan. Jikalau ia menjelaskan maka akan banyak orang yang tersakiti.
Awalnya Alkins mengabaikan suara bel yang terus berdenging namun sepertinya orang yang akan bertamu ke apartment nya sangat tidak sabaran. Berulang kali suara nyaring bel apartment Alkins berbunyi. Membuatnya memutuskan untuk turun dari tempat tidur dengan sempoyongan dan beberapa kali akan jatuh.
Ketika melihat ke arah monitor tampak Mama nya, Stefie dan Adirga tengah berdiri tepat di depan pintu apartment milik Alkins. Raut wajah ketiganya tampak khawatir menunggu pintu terbuka. Seperti harap-harap cemas.
Alkins tidak mungkin mengabaikan ketiganya. Ia lalu membuka pintu dan suara heboh Mama nya langsung memenuhi seisi ruangan.
"Kinos... Where are you Mang...?" Kata Mama Kina begitu pintu dibuka.
Alkins hanya melempar senyum seadanya saat Mama nya berhadapan dengan dirinya.
Mang adalah sapaan untuk menghormati anak laki-laki pada suku batak."Hi my Bataknese lady..." Goda Alkins begitu Mama nya menampilkan wajah prihatin dan kekhawatiran yang cukup serius. Ia berusaha menyambunyikan luka-luka yang ada di wajahnya namun tetap saja naluri seorang ibu tidak akan bisa ditipu.
Alkins hanya dapat menunjukkan sikap manja nya pada Mamanya saja. Selebihnya ia akan menampilkan bentuk sikap yang sangat dingin dan jarang orang yang dapat memahami kenapa Alkins sangat pendiam.
"Ya ampun, Oh Amang... Kenapa wajah mu ini nak..." Mama Kina langsung menghampiri Alkins lalu memeluk anak laki-laki nya itu dengan erat. Walaupun posisi Alkins saat ini sebagai tersangka namun Mama Kina bukan tipikal wanita yang gampang menghakimi seseorang sebelum mendengar kesaksisan dari banyak pihak termasuk si tersangka.
*
Alkins hanya menunduk saat Stefie, Adirga dan Mamanya duduk menuntut penjelasan dari dirinya yang sejak tadi diam saja. Ia berusaha sebisa mungkin agar tetap diam dan mengabaikan cercaan yang dilontarkan dua wanita kesayangannya, Mama Kina dan Stefie.
Sejak tadi Adirga hanya mengikuti alur saja, tidak berusaha mengintervensi apa yang ditanyakan Stefie ataupun Mama nya."Bang... Tell us why you can be like this..." Akhirnya Adirga bicara karena aksi diam Alkins membuat kakak dan Mamanya menangis sejak tadi.
Alkins menatap Dirga yang tampak seperti memohon kepada dirinya. Ia tahu bagaimana susahnya Adirga memapah dirinya yang hampir tewas dipukuli Dyno dan Julien kemarin.
"Lo jelasin tentang Wendy gak sama Luna setelah Dyno nunjukin foto Wendy...?" Tanya Dirga.
Alkins menggeleng lemah."Harusnya lo jelasin. Lagian itu foto kan udah lama banget Bang... Zaman lo masih mau jadi arsitek. Zaman lo masih belum kenal Luna. Bang... Luna gak akan jealous sama orang yang udah gak ada kan. Cinta lo ke Luna lebih besar daripada Wendy kan. Buktinya lo udah gak pernah mimpiin Wendy lagi sejak lo bilang kalau lo tertarik sama Luna. Kenapa lo diem aja difitnah gini hah...?" Kata Dirga dengan kesal namun Alkins masih saja diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
dr. Aked
Ficção GeralBisakah aku berjanji untuk menjadi penawar luka hatimu. Sehingga painkiller pun tidak berguna. Alkins Samudera Aked~ Bukan kah seorang dokter hanya menyembuhkan luka fisik saja, tau apa soal hati. Laluna Kinara Kim~ Hanya sebuah kisah romansa b...