Amiya masih terkejut dengan seorang perempuan berpakaian ksatria dominan berwarna putih yang tiba-tiba datang menyelamatkannya dari darkness yang hampir membunuhnya.
Awalnya Amiya tidak tahu siapa perempuan yang baru saja menyelamatkannya. Tapi dengan yoru no hikari yang dipegang perempuan itu di tangan kirinya hanya ada satu jawaban.
"Nixia?"
"Ayo, Necroqueen tidak selemah ini bukan?" ucap Nixia.
"Apa kau mengejekku?"
"Tidak, aku cuma mengatakan yang sebenarnya. Apa boleh aku membantumu disini?" tanya Nixia.
"Tentu, kau bisa membantu sepuasnya!" jawab Amiya.
"Hei makhluk itu bangun lagi," ucap Ito.
"Benar-benar mirip dengan yang kuhadapi saat di Ice Fort," ujar Nixia, "Amiya, undead-mu tidak akan berguna."
"Jadi, maksudmu aku harus menggunakan seranganku sendiri?" tanya Amiya.
Nixia tidak berkata apapun melainkan menjawabnya dengan sebuah anggukan.
"Okelah, tapi bagaimana caramu mengalahkan waktu itu?" tanya Amiya.
"Bukan aku, Ricane yang mengalahkannya... sendirian. Aku tidak mungkin melakukannya sendirian," ucap Nixia.
"Jangan khawatir! Disini ada black needle, Necroqueen, dan sekarang, mistic knight princess," ujar Amiya ketika menepuk bahu Nixia.
"Ya ampun, kau memberikan julukan untuk Ricane, sekarang padaku. Apa itu hobimu?" tanya Nixia sambil tersenyum.
"Kenapa aku juga jadi black needle?" tanya Ito yang dari tadi hanya diam, "yang lebih penting, bagaimana kita menghadapi monster itu?"
"Harusnya kalian bangga karena iblis kelas atas sepertiku sudah repot-repot memberikan julukan untuk kalian!"
Cahaya tiba-tiba muncul dari setiap pentagram yang melayang di sekitar Nixia.
"Creation of sacred sword," ucap Nixia.
Tiap pentagram berubah menjadi biasanya mana yang memanjang kemudian memadat dan berakhir menjadi enam buah pedang dengan warna dan bentuk yang berbeda. Pedang-pedang itu melayang disamping kiri dan kanan Nixia. Amiya dan ito sampai terkagum-kagum melihat apa yang baru saja dilakukan oleh Nixia.
Selanjutnya Nixia mencabut kembali solem nox dan yoruno hikari. Dengan begitu, total delapan buah pedang yang ada dibawah kendali Nixia.
"Kita akan tahu ketika menghadapinya, maju!"
Nixia, Amiya, dan Ito serentak berlari maju menghampiri monster yang telah kembali bangkit berdiri. Monster itu mengaum dengan suaranya menggetarkan udara, dicabutnya dua buah batu besar dari dan tanah, dan melemparkannya kearah Nixia dan Amiya seperti sebuah kerikil.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLWK: Rise [End]
Fantasy#Cerita kedua dari Blue Luminescent White Knight. Kematian, banyak yang yang berkata kematian bukanlah akhir kehidupan, melainkan sebuah awal untuk memulai kehidupan yang baru. Didunia yang baru dengan takdir yang baru. Dan ya, aku sepertinya harus...