Chapter 5 (Serigala Dari Utara)

905 77 13
                                    

"Baiklah kita istirahat sebentar disini," ucapku kemudian duduk di batang pohon kering yang tumbang, "Ryuuka?"

"A-aku cuma bingung bisa duduk di samping Ri-kun atau tidak."

"Kenapa harus memikirkan hal seperti itu? Duduklah!"

"Terimakasih Ri-kun."

"Ricane apakah baik-baik saja kita beristirahat di tempat terbuka seperti ini?" tanya Varen.

"Harusnya baik-baik saja asalkan kita tetap waspada," jawabku kemudian merebahkan tubuhku.

Sambil menatap langit yang tertutup awan hitam, kalau tidak hitam ya kelabu, aku memikirkan seperti apa penjaga gerbang pertama. Seberapa kuat dan seberapa berbahaya dia. Setidaknya jika aku tahu siapa, aku akan bisa menyusun rencana sebelum menghadapinya.

"Ryuuka?"

"Hm?"

"Sudah berapa lama kau tinggal disini?" tanyaku.

"Entahlah, tapi kurasa sudah lebih dari seribuan tahun," jawab Ryuuka tidak yakin.

Wajar menurutku kalau dia lupa karena sudah selama itu. Tapi, apakah selama itu tidak terjadi perubahan apapun padanya?

"Maaf kalau pertanyaanku menyinggungmu, berapa umurmu saat pertama berada disini?" tanyaku lagi.

"Sepertinya belum ada tujuh abad."

Hmm... ternyata dia perempuan yang lebih tua dariku. Tapi jika dilihat dari sudut pandangku kata itu benar-benar tidak cocok ditujukan pada Ryuuka masih terlihat seperti remaja dibawah dua puluh tahun. Mungkin aku bisa menganggapnya sebagai kakak perempuan yang memiliki sifat caring.

"Apa selama itu kau tidak pernah berpikir untuk pergi, misalnya ke wilayah lain mungkin?"

"Sebenarnya, aku pernah hampir keluar dari sini, tapi aku kalah saat sampai di gerbang keenam," jawab Ryuuka.

"Benarkah!? Apa kau ingat siapa saja yang pernah kau hadapi?"

Ryuuka menggelengkan kepalanya. Berarti dia tidak mengingatnya atau melupakannya. Atau, mungkin ingatan itu sengaja dihilangkan seseorang.

Padahal aku berharap mendapatkan beberapa informasi penting dari ingatan Ryuuka. Tapi, kenyataan yang terjadi jauh dari harapanku.

Dengan begini aku akan menghadapi musuh tanpa memiliki informasi seperti apa wujud dan kekuatan mereka. Justru informasi tentang mereka akan kudapatkan begitu berhadapan dengan mereka.

Kutarik pedangku, kuperhatikan dengan seksama pada setiap bagiannya. Yuki shibari, pedang yang dengan sendirinya ada bersamaku masih terlihat dalam kondisi baik bahkan setelah kugunakan untuk menebas Ryuuka beberapa kali. Kemampuannya dalam menyalurkan mana juga hampir sejajar dengan yoruno hikari.

Aku kemudian memeriksa pistolku. Keaadannya juga baik. Masih tersisa dua puluh delapan buah peluru. Masih banyak menurutku karena aku sendiri juga jarang menembak. Selain itu, masih ada lima buah pisau lempar dibalik bajuku.

"Ayo kita berangkat," ajakku.

Ryuuka langsung berjalan disampingku sementara Varen masuk kedalam tubuhku.

Setelah berjalan cukup lama kami sampai pada suatu hutan. Hutan kali ini berbeda dengan hutan yang kutemui saat pertama kalinya berada di dunia ini. Pohon-pohon disini hidup dan masih hijau meskipun jarang-jarang.

"Uh... hmm? Ri-kun bukankah ini benda yang sama dengan yang kau gunakan untuk menyerangku dulu?" tanya Ryuuka saat memungut sebuah senjata.

"Coba kulihat!" ucapku, "tidak ini berbeda."

BLWK: Rise [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang