Bersama Ryuuka, aku bergerak seperti melalui semacam celah dimensi yang sangat gelap. Hingga akhirnya aku bisa melihat cahaya diujung sana.
"Ri-kun, bagitu keluar kembangkan sayapmu ya!" ucap Ryuuka.
"Kenapa harus begitu?"
"Tidak ada waktu, lakukan saja!"
Begitu keluar dari celah...
"Uwaaaa!!!"
Aku langsung terjatuh dari ketinggian ribuan meter. Langsung saja kukembangkan sayapku dan melayang diudara. Apa jadinya coba kalau aku bukan other light.
"Mengagetkan saja. Kenapa Ryuuka bilangnya tiba-tiba?"
"Maaf aku lupa memberitahumu lebih awal," ucap Ryuuka sembari terbang mendekat dengan kedua sayapnya.
"Ayo kita mendarat sebelum ada yang menembaki kita," ajakku.
"Tapi Ri-kun kita mau mendarat dimana?" tanya Ryuuka.
"Tentu saja di- eh?"
Saat kulihat ke bawah, yang kulihat adalah warna biru. Hanya ada air sejauh mata memandang. Daratan atau apapun lainnya aku tidak melihatnya.
"Nah loh."
"Tentu saja kita mendarat di daratan terdekat," sambungku.
Pada akhirnya aku dan Ryuuka terbang mencari pulau agar bisa mendarat. Mungkin juga aku harus menjaga jarak dari Ryuuka karena rentang sayapnya yang sangat lebar dengan ujungnya yang terlihat tajam.
Tapi, setidaknya aku berada ditempat yang lebih baik daripada dunia sebelumnya yang berlatar ragnarok. Cuaca disini cerah, aku juga bisa merasakan hangatnya matahari yang bersinar. Tapi saat aku memalingkan pandanganku ke arah lain, yang terlihat adalah...
"Menakutkan", kurasa itulah kata yang paling tepat untuk menggambarkannya. Seolah seluruh kegelapan berkumpul di satu tempat.
Yang jadi masalah adalah, kapan aku bisa mendarat?
"Varen, sudah berapa lama aku terbang?"
"Dua jam tiga puluh tujuh menit dua belas detik," jawab Varen cukup detail.
"Ri-kun lihat itu!"
"Akhirnya..." ucapku lega.
Aku dan Ryuuka segera turun dan mendarat. Setelah mendarat Varen langsung keluar dari tubuhku.
Punggungku terasa pegal karena terlalu lama terbang. Mungkin setelah ini aku akan tiduran dan bersantai sejenak. Atau mungkin, aku bisa meminta Ryuuka untuk memijatku.
"Varen, tolong periksa apa ada orang lain di pulau ini."
"Baiklah."
Buku milik Varen melayang dengan sendirinya. Dilanjutkan dengan lembar-lembar halaman yang terbuka menunjukkan berbagai macam rune. Dan ketika sudah menemukan sihir yang tepat maka Varen mulai merapalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLWK: Rise [End]
Fantasy#Cerita kedua dari Blue Luminescent White Knight. Kematian, banyak yang yang berkata kematian bukanlah akhir kehidupan, melainkan sebuah awal untuk memulai kehidupan yang baru. Didunia yang baru dengan takdir yang baru. Dan ya, aku sepertinya harus...