Ketika Jeanne menengok kebelakang, dia terkejut ketika melihat seseorang. Seseorang yang ia kira sudah mati beberapa waktu lalu.
"K-kau!"
"Yo! Kita bertemu lagi," ucapnya sambil memegang kepalanya.
"Bagaimana kau masih hidup?" tanya Jeanne.
"Hah! Aku tidak akan pernah mati sampai ada yang menaklukkan dunia ini."
"Singkatnya dia juga seorang gate guardian disini bersama Scathach," sahut Varen.
"Oohhh..."
"Eh, Ricane bagaimana Ryuuka?" tanya Jeanne saat melihatku keluar dari dalam Dun Scaith.
"Tidak tahu. Scathach menyuruhku pergi saat akan menghilangkan kutukan di tubuh Ryuuka. Sedikit mengecewakan sih..."
Jeanne hanya menatapku dengan heran.
"Hey, kau sehat?" tanyaku pada Cu Chulainn.
"Menurutmu bagaimana? Pukulan nona itu kuat sekali. Bahkan aku masih pusing sampai sekarang," jawabnya.
"Kau kalah dari dua gadis muda? Kau payah sekali, Setanta," ucap Scathach yang datang tiba-tiba.
"Master, bisakah kau berhenti memanggilku dengan nama itu?" tanya Cu Chulainn pada Scathach.
"Terserah aku bukan? Sudah! Pergi mengawasi lagi sana!"
"Baik."
Cu Chulainn kemudian mengangkat tombaknya kembali tombaknya kemudian masuk kembali ke hutan dan menghilang begitu saja.
"Bagaimana dengan Ryuuka?" tanyaku.
"Tenang saja! Dia baik-baik saja. Dia akan pulih kembali setelah beristirahat beberapa waktu," jelas perempuan berambut merah itu.
Scathach kemudian mengalihkan perhatian pada halaman istananya yang menjadi seperti sungai yang airnya surut. Tapi kemudian ia melihat sesuatu yang mengalihkan pikirannya.
"Wahhh!!! Kau manis sekali!" ucapnya sambil memeluk Varen seperti sebuah boneka.
Yah, setelah adegan saling bunuh yang kami lakukan beberapa waktu lalu dan caranya memperlakukan Cu Chulainn, tidak kusangka dia punya punya sisi lembut seperti perempuan pada umumnya. Meskipun dia memang lebih tua dariku.
"Tolong lepaskan aku!" ucap Varen.
Sementara Varen berurusan dengan Scathach, aku duduk sejenak dan melihat kelangit.
Sekali lagi aku membuat Ryuuka terluka parah. Terlintas dalam pikiranku, "apa aku sanggup jika melanjutkan perjalanan ini tanpanya?". Pada dasarnya aku sangat menghargai jika ada orang yang peduli bahkan membantuku untuk keluar dari sini, tapi... kurasa yang dilakukan Ryuuka terlalu berlebihan. Mempertaruhkan hidupnya untuk orang sepertiku, apa untungnya coba?
"Ada apa Ricane?" tanya Jeanne yang duduk disampingku.
"Tidak ada. Aku cuma lelah."
"Bagaimana kalau selagi masih menunggu gadis itu pulih kalian beristirahat didalam?" tawar Scathach pada kami.
"Tapi kami adalah musuhmu."
"Apa kau lupa? Aku sudah kalah darimu, ingat? Kau boleh melakukan apapun asalkan kau mengijinkanku bermain dengannya."
"E-enak saja! Kau pikir aku ini apa!?" ucap Varen.
Aku berpikir sejenak.
"Ayolah! Lagi pula masih ada beberapa kamar kosong. Dan juga ada beberapa makanan."
KAMU SEDANG MEMBACA
BLWK: Rise [End]
Fantasy#Cerita kedua dari Blue Luminescent White Knight. Kematian, banyak yang yang berkata kematian bukanlah akhir kehidupan, melainkan sebuah awal untuk memulai kehidupan yang baru. Didunia yang baru dengan takdir yang baru. Dan ya, aku sepertinya harus...