Chapter 13 (Dun Scaith)

586 58 12
                                    

"Yo! Sudah cukup lama tidak ada yang datang," sapa seorang laki-laki yang duduk didahan sebuah pohon besar.

Orang itu memiliki rambut kehijauan dan mata berwarna hijau tua. Mengenakan jubah berwarna hitam yang menyembunyikan baju berwarna biru dibaliknya serta memakai beberapa pelindung dari bahan metal. Bawahannya berupa celana panjang berwarna putih. Dilengkapi sarung tangan dan sepatu boot berwarna coklat.

"Bersiaplah!" ucapnya dengan menghunuskan sebuah tombak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bersiaplah!" ucapnya dengan menghunuskan sebuah tombak.

Sebuah ledakan yang cukup kuat tercipta ketika laki-laki itu tiba-tiba menjatuhkan diri dengan menghujamkan sebuah tombak. Ryuuka menarik Jeanne mundur sambil melindunginya dengan sayapnya. Begitu juga denganku yang berhasil selamat karena peringatan dari Varen.

Laki-laki itu berjalan santai dari balik kepulan asap sisa ledakan sambil menggores tanah dengan tombaknya. Melihat hal itu aku langsung menarik yukishibari dari balik punggungku dan Ryuuka telah merubah kedua tangannya. Jeanne yang sebelumnya sedikit shock juga telah mencabut pedangnya.

Orang itu sedikit tersenyum melihat kami yang sudah siap bertempur.

"Heh! Cekatan juga kalian, terutama kau," pujinya menunjukku dengan tombaknya.

"Jika kau tidak memberikan isyarat tangan tadi, aku yakin nona-nona dibelakangmu tidak sempat menghindar," lanjutnya.

Disisi lain, didalam sebuah ruangan yang diterangi oleh beberapa obor, seorang wanita dengan gaun hitam panjang yang duduk disebuah singgasana nampak seperti sedang memperhatikan sesuatu. Sesuatu yang menurutnya cukup menarik hingga membuatnya wajahnya yang tertutup bayangan tersenyum.

Ia berjalan dengan perlahan bersamaan dengan melepaskan pakaiannya yang jatuh begitu saja ke lantai yang terbuat dari keramik yang berkilau. Dalam keadaan telanjang wanita itu memasuki sebuah ruangan.

Setelah beberapa saat, dia berjalan keluar dengan penampilan berbeda. Dari yang sebelumnya tenang dan anggun menjadi sedikit lebih "liar" dengan pakaian dan senjatanya. Dan juga, ia tidak kembali duduk ke singgasananya melainkan berjalan keluar.

Sesaat sebelum dia benar-benar keluar, dijentikkan jarinya. Api di seluruh obor yang menyala padam seketika.

~~~

"Nah mari kita lanjutkan," ajak laki-laki itu.

"Tentu. Tapi sebelum itu perkenalkan dirimu!" ucapku.

"Cu Chulainn, itulah namaku."

Cu kemudian memainkan tombaknya. Seakan-akan dia memamerkan keahliannya dalam menggunakan senjatanya. Diambilnya kuda-kuda, dengan tangan kiri kedepan sedangkan tangan kanan memegang tombaknya.

"Hurricane," balasku tanpa melakukan apapun dan tetap kalem.

"Tunggu!" ucap Cu sesaat setelah kami mengambil langkah pertama.

BLWK: Rise [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang