Chapter 24 (Rencana Penyerangan)

290 20 8
                                    

Aku bertanya pada Ryuuka apa yang bisa ia masak untuk makan malam. Aku menanyakan hal itu dengan tersenyum. Ryuuka menjawabnya dengan membuatkan makanan berupa sup hangat dimalam yang dingin. Sambil menikmatinya aku, Ryuuka, Varen, dan Jeanne mengobrol tentang sesuatu. Bahagia, itulah yang kupikirkan saat melihat mereka.

Meskipun demikian, alasan kenapa aku menghentikan perjalanan hari ini adalah, seperti ada sesuatu yang mengerikan berdiri didepan sana. Aku belum melihatnya tapi aku bisa merasakannya. Karena apa yang kurasakan saat ini hampir sama seperti saat aku menggunakan arc blood.

Ketika aku menggunakannya kekuatan kegelapan mengalir bersamaan dengan kekuatan cahaya yang ada didalam diriku. Rasanya luar biasa. Aku seperti bisa terpesona dengan melihat apa yang bisa kulakukan saat menggunakannya. Tapi disaat yang sama aku merasakan ketakutan. Hanya memikirkan jika aku kehilangan kendali, dan kegelapan yang menguasaiku, itu...

"Ri-kun! Ri-kun!" panggil Ryuuka yang membangunkanku di pagi hari.

"Apa? Ada apa?"

"Sudah pagi, bangunlah! Kita harus melanjutkan perjalanan menuju Uruk, apa Ri-kun sudah lupa?"

"Ryuuka," panggilku sambil mengarahkan kedua tanganku padanya.

"Em... Ryuuka."

"Ada apa?"

"Bukannya aku tidak suka, tapi yang kumaksud adalah kau menarikku agar aku bangun dan bukannya memelukku," jelasku dalam pelukan Ryuuka.

"Ma-maaf! Aku tidak mengerti maksudmu, jadi... jadi..." ucapnya dengan wajahnya yang menjadi memerah.

"Ricane! Ayo berangkat! Sebelum semakin panas!" panggil Jeanne yang sudah menaiki keretanya.

"Baik! Ayo Ryuuka!" ajakku dengan menarik tangannya.

Tapi aku lalu aku berhenti karena mengingat sesuatu. Dimana roh loli penghuni pedang soulcutter itu?

"Jangan khawatir! Aku ada disini," ucapnya saat aku melihat sekeliling.

Kami kemudian segera menyusul Jeanne yang bergerak lebih dulu dengan keretanya. Benar juga aku lupa mengecek apa saja yang sebelumnya dibeli oleh Varen dan Ryuuka. Kuharap mereka tidak membeli barang-barang yang aneh.

Selang beberapa waktu, setelah memasuki gurun dengan pasir hitam ini aku, Ryuuka, dan Jeanne terus masuk semakin jauh. Sejauh ini cukup aman dan belum ada tanda-tanda ancaman dari makhluk apapun itu. Tapi hanya saja...

"Ri-kun, ada apa? Apa ada sesuatu?" tanya Ryuuka yang duduk dibelakangku.

"Ah, tidak! Tidak ada."

"Tapi, dilihat dari manapun hamparan pasir hitam ini terlihat mengerikan, iya kan?" ucap Jeanne yang ada disamping kami.

"Ya."

Beberapa kali kami melihat dan kami melewati tulang-tulang yang berserakan. Entah tulang makhluk apapun itu, jumlahnya membuat gurun ini seperti bekas medan pertempuran mengingat juga ada banyak senjata yang tergeletak.

Aku mendengar suara gemerisik. Langsung kuhentikan laju kuda yang ku tunggangi bersama Ryuuka.

"Apakah hanya perasaanku saja?" gumamku pelan.

"Ri-kun, ada apa?" tanya Ryuuka yang merasa heran.

Tidak! Ini bukan hanya sekedar ilusi.

"Jeanne lari!" teriakku ketika memacu kuda yang kunaiki semakin cepat.

"A-apa itu!?" tanyanya terkejut dengan makhluk yang mengejar kami.

"Jangan hiraukan! Kabur saja!"

BLWK: Rise [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang