Chapter 32 (Judgement)

37 5 4
                                    

"Sial! Apa-apaan, wanita ini?" kesal Gawain yang baru saja dipukul mundur oleh Ryuuka.

Tidak hanya Gawain, Bleober, Percival bahkan ksatria terkuat, Lancelot pun dibuat terengah-engah hanya untuk menghadapi Ryuuka. Bahkan jika faktanya mereka menggunakan senjata-senjata ternama.

"Terakhir kali aku seperti ini adalah saat berlatih tanding dengan Yang Mulia. Bagaimana bisa dia memiliki kekuatan yang setara dengan Raja Arthur?" heran Percival.

"Jika dari namanya, Raja kita memiliki kekuatan naga. Mungkinkah dia juga?" ucap Bleober.

Ryuuka bisa saja bersikap lembut seperti perempuan pada umumnya. Sayangnya hal itu hanya berlaku untuk satu orang.

"Ada apa? Kalian sudah lelah? Nafasku saja masih lancar," ucap Ryuuka dengan nada mengejek.

"Jawab aku, kekuatan itu dan penampilan itu sangat menyerupai naga yang menyerang kota ini. Bagaimana bisa?" tanya Lancelot kepada Ryuuka.

"Kukira apa, ternyata tentang hal itu. Karena aku adalah naga itu," jawab Ryuuka.

""!?""

~~~

Aku masuk kedalam istana dimana ada seseorang yang seperti sedang menungguku berdiri ditengah aula dengan memegang sebuah pedang.

Yang kuhunuskan saat ini adalah pedang  biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang kuhunuskan saat ini adalah pedang  biasa. Tidak bernama atau memiliki kekuatan seperti soulcutter ataupun excalibur. Tapi keberadaannya sepesial untukku.

"Apa kau sedang meremehkanku? Kau tidak menggunakan kekuatanmu, bahkan tidak menggunakan excalibur setelah memilikinya. Apa kau sudah tidak waras?"

"Huh! Dari pada mengoceh seperti itu kenapa kau tidak mengujinya saja?"

"Ide bagus!" pujinya "kalau begitu aku mulai!"

Keramik yang menjadi lantai istana ini retak hanya dengan satu tabrakan pedang hingga tiap-tiap pecahan terangkat naik ke udara. Aku melompat mundur kebelakang, berputar dan menghempaskankan serpihan keramik dengan kibasan pedanku, melontarkannya bagai peluru yang bisa ditahan si Raja palsu dengan jubahnya.

Dikibaskannys sekali menyingkirkan serpihan yang menancap pada pakaiannya. Pedang kami kembali beradu. Sebuah tebasan vertikal, kuhindari dengan satu langkah kekiri.  Ku jegal dan dia terjatuh kubalik pedangku dan menghujamkan sebuah tusukan yang berhasil dihindari dengan berguling.

Kembali bangkit berdiri, aku berhasil menangkis tebasan yang mampu mendorongku hingga mencapai tempatku menancapkan yukishibari dan excalibur.

Tanpa dibantu dengan penglihatan Varen pun aku juga tahu bahwa tubuhnya diperkuat. Entah itu dengan semacam ramuan atau sihir. Tapi jika itu sihir, aku tidak merasakan mana disekitarnya. Tak ada waktu karena Raja palsu itu sudah mengambil ancang-ancang untuk menyerang lagi.

"Tsuki ryuu, gesshoku!"

Refleknya lumayan cepat, tusukan yang mengarah ke jantungnya berhasil dibelokkan, kalau begitu...

BLWK: Rise [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang