Chapter 30 (Camelot)

130 10 5
                                    

Setelah aktifitas yang kulakukan semalam, kupikir relaksasi adalah hal yang kubutuhkan. Karenanya aku datang kemari, merendam tubuhku dikolam penuh air hangat.

Juga, tempat ini juga model pemandian terbuka. Sambil berendam aku bisa merasakan udara segar. Selain itu, untuk pemisahan adalah sebuah pagar kayu setinggi kurang lebih dua setengah meter. Kalau mau memanjat, ya sudah jelas apa yang akan terlihat. Tapi kalau tidak ingin diusir oleh pemilik tempat ini ya mending tidak usah.

"Maaf membuatmu menunggu."

Benar. Ryuuka menagih yang kukatakan semalam soal pemandian campuran. Tapi Ryuuka juga sama, seperti yang ia katakan, Ryuuka tidak melakukan apa-apa padaku. Ryuuka hanya masuk lalu menyandarkan kepalanya padaku. Disusul dengan Varen yang bergabung dengan kami.

"Ryuuka kenapa kau tidak menungguku!?"

Mataku langsung terbuka kembali. Aku mengenal suara itu. Saat air bergerak karena dia masuk...

"RICANE!?"

"..."

Bertolak belakang dengan apa yang kurasakan, tetap tenang adalah pilihan terbaik.

"K-kenapa kau disini!?" tanya Jeanne.

"Ryuuka kau tidak memberitahu Jeanne soal ini?"

"Jeanne-san, tempat ini adalah pemandian campuran. Laki-laki dan perempuan boleh masuk," jelas Ryuuka.

"Jahat! Jahat!" teriak Jeanne.

Varen sekarang memasukkan jari telunjuknya ke telinganya.

"Bisakah kau tenang? Kau mengganggu pengunjung yang lain. Lagipula aku juga sebisa mungkin tidak akan melakukan sesuatu padamu. Jadi tenanglah!" ucapku sebelum memejamkan mataku kembali.

"Bagaimana aku bisa tenang coba?"

Setelah mandi apa lagi yang kira-kira kubutuhkan? Makan? Ya, tentu hal ini adalah sesuatu yang penting.

Aku tadinya ingin mengajak mereka bertiga untuk mencari tempat makan yang bagus. Tapi karena masalah tadi Jeanne masih ngambek dan tidak mau ikut. Jadi hanya aku, Ryuuka, dan Varen.

"Ri-kun, apa yang akan kita makan hari ini?"

"Ini saja," jawabku sambil melihat kesalah satu kedai.

"Apa artinya itu?" tanya Ryuuka lagi.

"Nanti kau juga tahu."

Kami lalu masuk dan mencari tempat duduk. Karena pelayannya sedangkan melayani pelanggan lain jadi kami harus menunggu sebentar. Sementara kami menunggu, ada seseorang yang datang dan ikut duduk bersama kami.

"Kau juga ingin makan?"

Jeanne hanya menanggapi pernyataanku dengan sebuah anggukan.

"Selamat datang. Apa yang yang ingin Anda pesan?"

"Hmmm... miso," saat aku melihat kearah mereka sepertinya mereka tidak mengerti, "4 porsi."

"Mohon tunggu sebentar."

Aku mencari sesuatu di sakuku, ternyata aku lupa kalau aku tidak punya. Soalnya biasanya sambil menunggu, apapun itu, aku akan memainkan ponselku. Aku baru ingat kalau aku tidak punya benda itu didunia ini. Pasti ponselku yang ada dirumah kartu sim-nya sudah mati.

Pelayan itu kembali lagi dengan membawakan pesanan kami. Empat mangkuk mie berkuah dengan toping telur rebus, nori, daun bawang, tauge, dan kamaboko yang terbuat dari daging ikan.

"Selamat menikmati," ucapnya sebelum meninggalkan kami.

"Mie?" heran Varen.

"Tempat ini menjual ramen, memangnya apa yang kau harapkan?"

BLWK: Rise [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang