Seperti biasanya kami berjalan melewati sebuah portal dan lorong gelap yang terlihat seperti langit malam menuju portal lain yang menjadi pintu masuk menuju dunia yang lain.
Saat aku mulai menapakkan kakiku keluar, aku bisa menghirup udara segar tanpa ada wewangian yang Lilith dan para clone-nya pakai. Serta bunga yang mekar dimanapun aku memandang.
"I-ini..."
Bunga berwarna merah muda yang bermekaran terlihat di sejauh mata memandang. Memenuhi tempat ini seperti tidak ada pemandangan lain tetapi tetapi terliha indah. Terlebih saat ini malam hari.
"Bunga yang cantik. Ricane bunga apa ini?" tanya Jeanne.
"Yozakura, artinya bunga sakura yang mekar dimalam hari. Kalau istilah baratnya cherry blossom."
"Aku tidak mengerti."
"Tidak perlu mengerti untuk menikmati. Lagi pula dibandingkan gurun tandus itu kurasa tempat ini lebih baik. Setidaknya sedikit," ucapku dengan sedikit rasa ragu.
Saat melihat ke sekitar yang dipenuhi bunga sakura yang sedang mekar memang sangat Indah. Tapi sedikit saja mengalihkan pandangan kelangit, maka bulan purnama berwarna merah darah yang akan terlihat. Seperti bola mata raksasa yang sedang mengawasi dunia.
"Tetap saja bukan tempat yang baik," ucapku pada diriku sendiri.
"Ri-kun?"
"Tidak apa-apa Ryuuka! Aku... cuma sedikit lapar."
"Begitu ya? Tapi perbekalan kita sudah habis."
"Varen, apa kau bisa menemukan sesuatu?" tanyaku.
"Cukup jauh sih. Disebrang hutan ini ada sebuah kota. Aku juga merasakan ada banyak orang disana."
"Ayo pergi. Kita juga tidak boleh berdiam diri ditempat tidak kita kenal," ajakku.
Aku merasakan hembusan angin yang cukup kencang. Padahal ditempat yang banyak pohon akan terdengar suara gemerisik tapi aku tidak dengar apapun selain suara teriakan.
"RICAAAAAANE!!!"
"Jeanne!?" kagetku saat melihatnya yang semakin menjauh dengan sangat cepat.
"Ya ampun! Kami baru saja tiba. Lightning burst!"
"Tunggu Ri-kun!"
Langsung kukejar Jeanne melewati pohon-pohon sakura. Untungnya ditempat ini banyak jalur lurus sehingga aku tidak khawatir menabrak sesuatu.
"Lepaskan aku! Dasar!"
Jeanne yang masih bisa bergerak, langsung menikam makhluk yang menculiknya. Tentu hal itu membuat baik Jeanne dan yang menculiknya terjatuh.
Tapi meskipun telah terjatuh dan menerima tikaman Jeanne, makhluk itu kembali bangun dan mencoba untuk menangkap Jeanne kembali. Tentu Jeanne tidak akan menyerah, tapi ia baru sadar bahwa pedangnya masih menancap pada tubuh makhluk yang menyerangnya. Tapi usahanya berakhir ketika aku datang dari depan dan memenggal kepalanya dengan satu tebasan.
Aku kemudian mencabut pedang milik Jeanne lalu membantunya untuk berdiri. Tentu saja aku juga mengembalikan pedangnya.
"Kau tidak apa-apa?"
"Ya, terimakasih."
Hanya bisa tenang sejenak karena selang beberapa detik terdengar suara langkah kaki disekitar kami. Perlahan mereka menampakkan diri mereka dari balik pohon. Tiga makhluk berbentuk seperti manusia hanya saja dengan tanduk, taring, cakar, dan mata yang memantulkan cahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLWK: Rise [End]
Fantasy#Cerita kedua dari Blue Luminescent White Knight. Kematian, banyak yang yang berkata kematian bukanlah akhir kehidupan, melainkan sebuah awal untuk memulai kehidupan yang baru. Didunia yang baru dengan takdir yang baru. Dan ya, aku sepertinya harus...