Prilly Pov
Melayani semua tamu membuat pagiku sangat sibuk. Sampai aku tidak sempat belajar sedikit, biasanya aku bisa belajar saat sebelum kerja namun terlalu ramai cafe suka menghambat memang. Hanya bisa berharap ujian nanti tidak mengecewakan , rasanya belum siap beasiswa hasil kerja keras dicabut."Prill .. prill" panggil mbak yuni padaku saat aku akan kembali ke meja tamu mengantar pesanan.
"Kenapa mbak?" Jawabku sambil berbalik kearahnya.
"Kamu dipanggil Pak bos tuh , mending kamu kesana" sambil melihat arah kantor khusus untuk bos dan rekan penting lainnya.
"Iyaa , abis anter ini mbak" kataku aku beranjak namun ditahan oleh mbak yuni
"Ehhh... Udah kamu langsung kesana aja ini biar pelayan lain. Kamu jangan buat bos nunggu" katanya sambil memindah nampan yg awal ditanganku menjadi di meja.
"Emang ada apa sih mbak?"
"Enggak tau , aku cuman suruh manggil kamu. Dan disuruh cepet."
Aku melepas celemek yang aku pakai lalu bergegas pergi ke ruangan itu, perlahan aku ketuk pintu. Dan Samar ada yang bilang Masuk langsung kubuka saja pintu nya.
"Maaf Pak , bapak memanggil saya?" Tanyaku sopan.
"Iya pril. Saya punya tugas buat kamu."
Kaget. Kenapa bisa Pak bos memberiku tugas Secara langsung? Biasanya lewat mbak yuni.
"Oh. Apa itu Pak?" Tanyaku sedikit gugup.
"Kamu habis ini ke pintu belakang , temui seseorang" Jawabnya enteng lalu fokus menghadapku.
"Seseorang? Siapa Pak?"
Dia tersenyum.
"Kamu nggak usah khawatir , keamanan Kamu saya jamin Kamu cukup temui dia""Tapi Pak kerjaan saya?" Aku bingung harus mengatakan apa. Jujur sedikit takut.
"Sudah. Soale pekerjaan gampang. Kamu ganti baju kamu temui orang itu. Kamu saya liburkan Hari ini. Namun saya jamin gaji Kamu utuh"
Aku mengangguk pasrah.
"Baiklah Pak. Permisi"Aku berjalan kearah loker pegawai Dan mengganti bajuku. Pikiranku Masih bergejolak siapa yang akan aku temui? Apa aku dijual? Sungguh jika iya aku akan keluar dari cafe ini saat itu juga. Mentang mentang bos dia bisa seenaknya menjual pegawai nya.
Semua orang cafe sangat sibuk saat ini , bahkan teman temanku sesama pelayan tidak menyadari aku berjalan ke pintu belakang untuk menemui seseorang itu.
Setelah disana, nampak sepi tidak ada seseorang pun. Apa tadi adalah bahasa halus untuk memecatku? Kenapa jahat sekali?"Hai pril"
Dari sebelah kananku aku mendengar seseorang memanggil namaku. Membuat aku menoleh kearahnya."Om?" Aku kaget. Dia? Dia yang akan aku temui? Ahh iya kah?
Aku Masih mematung dengan pikiranku yang tak karuan, sampai tidak menyadari dia mendekati ku.
"Hai" dia tersenyum manis. Kenapa ia Jadi Manis begini? Perasaan dia kaku sekali.
"Kamu jangan ganggu saya deh saya mau menemui seseorang , saya dapet tugas dari bos" ucapku tak suka dia ada disini. Siapa tau dia menguntitku.
Dia tersenyum kembali.
Aku menatapnya aneh, apa yang lucu? Apa kata kataku? Ah kurasa dia memang sudah gila.
Tapi. Kenapa orang itu tidak datang datang apa jangan jangan? Dia."Jangan bilang kamu adalah orang yang sibos suruh temui?" Aku menunjuk kearah wajahnya dengan menatap tajam.
"Menurutmu?"
Aku membulatkan mataku. Apa? Tidak mungkin.
"Hah? Ahh kenapa kamu selalu ganggu aku? Aku lagi kerja kamu tau? Lebih Baik aku balik deh"
Aku merasakan ada yang menahanku tanganku saat aku akan Masuk kembali kedalam cafe. Ia dia si Om moody ini
"Eh tunggu. Jangan ikut aku yuk"
Tanpa tanya atau paling tidak izin padaku dulu dia langsung menarik tanganku kearah mobilnya.
Dia membukakan pintu penumpang disebelah kiri jok supir."Apa apaan? Mau ajak saya kemana?" Aku bingung keadaan saat ini.
"Nanti kita bicarain"
"Nggak bisa. Abis ini aku kuliah, aku harus sekolah ada ujian"
Wajahnya langsung berubah seperti orang berpikir. Aku Hanya diam menatapnya.
Sedetik kemudian."Yasudah. Aku antar ke kampus"
"Apa? Nggak usah aku bisa sendiri"
Aku sedikit kaget. Kenapa dia membuat jantungku terkena serangan tiba tiba?
"Nggak papa , anggap aja balas budi kamu sudah nolongin asha , sama hibur asha kemarin. Yuk"
Akhirnya aku mengangguk.
Aku memasuki mobilnya Dan dia duduk disebelah kananku.Selama perjalan kita larut dalam Diam. Lalu? Tujuan dia mengajak ku apa? Membuang waktu saja. Menyebalkan.
Handphone yang ada di dalam tas ku tiba tiba berbunyi. Seperti ada notif SMS.
Aku cepat cepat membuka nya , setelah tau itu dari tiara.Pril, Hari ini dosen nggak Jadi Masuk. Nggak usah kuliah kan berarti kita? Jadwal kita kan ujian aja. Just information.
Ah lega nya. Kenapa dosen ini tau kalau aku belum belajar.
"Emm Om ehh Ali. Aku nggak jadi kuliah dosen aku ijin. Jadi nggak jadi arah kampus ku"
Aku mengucap sedikit canggung. Bagaimana tidak? Dia sangat serius sekali.
"Iya kah?"
Aku mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau ikut aku jemput asha sekolah lalu pergi main ke Taman mau?" Tanya nya masih fokus pada Jalan.
"Menarik. Oke"
Dia tersenyum dan membawaku entah kemana , asal kan aku berteman gadis menggemaskan itu.Ali pov
Tepat pukul segini biasanya asha sudah pulang, karna dia yang batal kuliah awalnya ingin mengantarkan untuk balas budi untuk asha.
Dan seperti nya dia suka pada asha kelihatan saat aku mengajak dia menjemput asha Dan bermain nanti dia nampak senang.Sampai disekolah asha bertepatan dengan asha keluar dari Pagar. Ia langsung menghampiri mobilku dan duduk dikursi belakang, dia pasti mengira aku memakai sopir.
"Dadd-"
Ucapan terpotong saat ia melihat prilly disampingku. Matanya berbinar"Aunti jemput asha?"
Prilly mengangguk. Ia langsung melompat memeluk prilly dengan erat."Asha jangan gitu. Kamu bikin aunti prilly sesak nafas" kataku sambil mengelus puncuk rambut asha yang berada pada pelukan prilly.
"Nggak papa om ehh li , aku nggak keberatan kok. Aku juga kangen asha"
Ia memeluk asha dengan sayang seperti Bersama adiknya membuat aku tersenyum tipis."Daddy! Kita ajak aunti ily main juga ya?" Ucap asha melepas pelukan nya pada prilly Dan menatapku memohon.
"Iyaaa sayang"
Asha langsung mecium pipi kiriku. Lalu memeluk prilly kembali.
"Aku sayang daddy Dan aunti"
Kami pun tertawa. Kenapa bisa sebahagia ini? Aku belum pernah merasa bahagia Dan selega ini.
Dan melihat asha tertawa tiap detik membuat aku ingin menangis saja.
Aku bahkan jarang membuat ia tertawa tiap detik , selalu saja ada kala dia menangis."Ayo daddy kita ketaman"
Teriaknya aku langsung menancap gasku menuju Taman tempat biasa asha bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelindung keponakanku
FanfictionAli seorang CEO muda yang direpotkan menjaga keponakan pertama dan satu2nya yang kini tengah yatim piatu. akankah ali mampu membagi waktu kerja dan keponakan nya yang sangat membutuhkan perhatian? Prilly, biasa dipanggil illy. tengah menjalani masa...