Aku yang kebetulan dengan Ali langsung mengikuti dia ke kantor polisi, awalnya Ali melarang tapi karna aku merengek ingin ikut dia baru memperbolehkan. Ketika masuk dalam sebuah ruangan yang digunakan untuk menjenguk tahanan yang aku tahu, sudah ada mama Ali disana dengan keadaan menunduk.
Ali yang sama terkejutnya denganku langsung menarik tanganku untuk dia genggam dihadapan ibunya itu.
"Mama kenapa bisa disini?" Ucap Ali membuat sang empu menoleh kearahnya lalu melihat genggaman tangan kami dan tersenyum."Mama denger silvi masuk penjara dari asisten nya, kasihan dia orang tua nya kan ada di luar negri" Ali menganguk lalu menarikku agar duduk disebelahnya. Setelah lama menunggu akhirnya Silvi keluar dengan tangan diborgol.
Polisi yang tadi mengantarkan Silvi pun berjaga disekitar ketika kita akan berbicara."Gak nyangka aku, kamu bisa setega itu"
Detik kemudian air mata daro gadis cantik itu menetes keluar walaupun tanpa suara dihasilkan."Aku... Minta maaf, Ali" Katanya terbata sambil berusaha mengusap air matanya. Aku sangat membenci nya tapi aku tidak tega melihat dia seperti ini.
"Sil, aku bahkan nggak pernah gak maafin kamu ketika kamu nyakitin aku tapi kali ini maaf, kamu malah bermain dengan anakku itu yang tidak bisa kumaafkan. Apa yang ada dipikiranmu saat itu ha?" Sentak Ali membuatku spontan mengelus pundaknya agar dia tetap menjadi Ali yang tenang.
"Ali aku minta maaf, aku hanya ingin milikku kembali padaku, karna kamu milikku. Bukan dia ataupun anak itu" Balasnya sambil melihat kearahku tajam walaupun dia sedang menangis.
Ali sedikit menarik rambutnya frustasi, wanita ink terlalu terobsesi pada dirinya. "Nggak semua yang kamu mau itu bisa kamu dapatkan Sil, apalagi kamu pernah menyianyiakan apa yang sudah jadi milik kamu! Jangan pernah berharap mereka kembali ketika kamu sudah memilih melepasnya"
Wanita itu masih menangis lalu menatap kearah mama Ali yang notabene mendukung hubungan nya dengan Ali. Yang aku salut dari mereka adalah tanpa ada amarah mereka memberi pengertian pada Silvi. Mama Ali pun mengelus tangan Silvi yang dari tadi dia mainkn dibawah.
"Maafkan tante, tapi jika kamu saja tidak bisa menerima cucu tante dengan baik. Bagaimana kamu bisa menerima anak tante nanti nya, tante akan urus pembatalan pertunangan kamu sama Ali. Sekali lagi maafkan tante Silviana"
Setelah perkataan itu Mama Ali pun meninggalkan kami didalam ruangan, Ali masih menatap kearah Silvi yang menangis lalu menatap kearahku dan mengelus tangan ku."Aku bakal maafin kamu, tapi kamu harus minta maaf sama Prilly" Akupun menggeleng dan duduk disamping Silvi yang menunduk dia sudah memperoleh banyak tekanan. Kenapa masih saja ditekan?
"Aku yang harusnya minta maaf karna tiba tiba hadir diantara kalian. Aku minta maaf, aku tidak pernah tau jika pemuda dihadapanmu itu kekasih orang. Aku yang minta maaf" Kataku sambil memengan lengan Silvi, Ali tampak syok dihadapanku dia mungkin tidak terima dengan perkataanku.
"Kamu, selesaikan masalahmu disini. Jika kalian saling mencintai, lanjutkan kisah kalian nanti"
Silvi lalu menggeleng dan berusaha memegang tanganku, karna keadaan tangan nya yang diborgol."Ak.. Aku yang salah, kisahku dengan Ali memang sudah berakhir ketika aku tidak bisa menerima ada yang lain yang lebih dicintai Ali. Aku janji tidak akan mengganggu kalian. Aku minta maaf, Prilly"
Aku tersenyum lalu memeluk tubuh Silvi yang penuh akan penyesalan, aku tahu dari cara dia berbicara yang penuh dengan perasaan tertekan. Aku pernah merasakan jadi dia."Terimakasih Silvi" Kataku pelan membuat Silvi makin mendekatkan tubuhnya padaku tanda jika dia mengeratkan pelukan nya karna tangan nya diborgol. Aku lega ketika semua sudah kembali baik baik saja. Silvi pun kembali dijemput polisi ketika waktu kami habis. Ali masih menggenggam tanganku posesif. Aku bahkan tidak tahu.
"Kamu kenapa sih?" Tanyaku karna penasaran dengan kegelisahannya.
"Nggak" Katanya masih tetap berjalan lurus tanpa menghiraukan aku. Kesal, akhirnya kulepas paksa tanganku.
"Kenapa?" Kataku akhirnya membuat dia menghembuskan nafas kasar. Dia memegang pundakku lalu menatapku .
"Aku nggak suka kamu ngomong kayak tadi, kisah aku sama Silvi udah masa lalu. Kisah aku yang sekarang itu kamu, dan aku cintanya juga sama kamu"
Wajah Ali membuatku ingin tertawa karna dia sangat mengenaskan. Wajahnya dibuat sedih agar aku menarik omonganku tadi. Terlalu gemas akhirnya aku mencium pipinya lalu menyelipkan tanganku dilengan nya."Lagian kalo mau balik sama Aliku ini ya harus berhadapan sama aku juga lah. Didunia kan nggak ada yang gratis" Kataku jail karna Ali sudah memasang wajah bingung daritadi. Akhirnya dia tersenyum dan membalas pelukan ku dilengan nya dengan elusan manis.
Aku dan Ali berjalan menyusuri kantor polis dengan bergandengan tangan sambil tertawa, bukan karna aku puas Silvi sudah ditahan. Tapi karna aku sedikit lega mendapatkan restu dari mantan kekasih Ali. Setidaknya aku tinggal mengambil hati dari mama nya Ali bukan? Aku dan Ali sudah sampai di depan mobil namun Mama Ali juga ada disana. Aku dan Ali mematung lalu saling pandang, Apalagi yang terjadi setelah ini?
"Mama mau bicara sama kamu" Katanya sambil melihat kearahku. Aku yang dilihat langsung menunjuk diri karna tidak biasanya mama Ali mau berbicara padaku.
"Iya siapa lagi?"
Aku menganguk lalu Ali malah mengeratkan tanganku hingga susah lepas. Aku melihat kearah Ali yang menatap mama nya tajam."Kalau mama mau ngomong sama Prilly ya disini aja, soalnya aku juga ada perlu sama Prilly" Kata Ali membuat mama nya menggeleng lelah. Anakmu memang keras kepala tante!
"Well, karna anak kesayangan mama tidak bisa diajak cara basa basi jadi mama akan ngomong secara langsung dan disini"
Ali menatap mama nya kaget, aku saja yang tidak tahu ikutan kaget."Ma, kalau mau marahin Prilly dan suruh dia jauhin Ali, mendingan mama berhenti deh. Gak mempan buat Ali"
Kata Ali membuatku menunduk. Aku harus kuat, tinggal ibunya saja bukan yang belum merestui? Lagipula kenapa kisahku tidak seperti remaja lainnya yang selalu akrab dengan ibu camer. Ah! Aku ini memang bukan anak tahu diuntung."Tahu darimana kamu mama akan marahin Prilly?" Terkejut? Bukan main. Malah dadaku terasa sesak kini. Ini pertama kalinya mama Ali menyebut namaku. Ah! Aku deg deg an!
"Lalu?" Jawab Ali bingung aku belum sepenuhnya bisa menjawab saat ini. Aku terlalu kaget!
"Mama hanya mau bilang, kapan mama bisa nemuin seseorang dari Prilly? Karna mama nggak bisa biarkan anak mama menenteng anak orang kemana mana tanpa status yang jelas. Ayo jelaskan Prilly?"
Aku bermimpi pasti. Ayo bangun Prilly!"Maksudnya tante?" Tanyaku memastikan. Karna aky sedikit syok.
"Iya buat melamar kamu buat Ali mama harus kemana?"
Aku menelan saliva ku dengan cepat. Tiba tiba saja aku gugup. Ini benar benar diluar dugaan."Mama gak bercanda?" Tambah Ali yang daritadi sudah melepaskan tanganku karna syok sama sepertiku.
"Siapa yang bercanda? Sudah masuk mobil sana. Kita lanjutkan dirumah" Lalu mama Ali meninggalakan aku dan Ali dengan keadaan yang syok berat. Aku tidak habis pikir mengenal keluarga ini membuat hidupku penuh kejutan.
----------------------------------------
Hallo!
Maaf banget baru next. Karna sibuk pulang kampung jadi kangen kangenan sama keluarga. Hehe..Gimana puasa hari ini? Kuharap lancar yaa! Aminn
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelindung keponakanku
Fiksi PenggemarAli seorang CEO muda yang direpotkan menjaga keponakan pertama dan satu2nya yang kini tengah yatim piatu. akankah ali mampu membagi waktu kerja dan keponakan nya yang sangat membutuhkan perhatian? Prilly, biasa dipanggil illy. tengah menjalani masa...