Part 26

7.7K 486 2
                                    

"Mommy"

Kepala Prilly terasa pening namun samar mendengar rintihan dari suara Ayasha ia tahu betul ini suara anaknya. Dengan sekuat tenaga Prilly membuka mata untuk menemukan sumber suara itu. Setelah matanya terbuka samar dia melihat sekeliling. Dia masih mencoba menetralkan pandangan nya yang kabur, Sebenarnya dia tidak ingat apa yang terjadi. Namun setelah berusaha bergerak terasa perih pergelangan tangan nya karna terikat oleh tali tebal berwarna coklat. Dia berusaha bangun untuk mencari Asha.

Dia melihat kearah manapun namun terhenti melihat ayasha yang juga diikat demikan sepertinya, Prilly yang melihat itu mendelik dan berusaha bangun namun keseimbangan nya gagal dan terjatuh.

"Mommy, Asha takut" Rengek Ayasha yang masih tetap duduk tenang dikursi nya. Prilly masih berusaha bangun untuk menuju kearah anak yang sudah ia anggap menjadi Putrinya. Berhasil berdiri dengan tangan terikat Prilly berjalan menuju Ayasha dan duduk di depan ayasha. Ingin sekali dia memeluknya namun apa daya tangan nya juga terikat.

"Asha nggak papa?" Tanya Prilly malah membuat ayasha kembali menangis, Dari tadi dia menangis tanpa mengeluarkan suara. Seperti nya dia trauma pikir Prilly.

"Asha denger mommy. Asha nggak boleh takut, disini ada mommy, Mommy nggak akan pernah tinggalin asha yaa" Ayasha menganguk dengan pasti. Dari tadi Prilly menangis tapi ia tidak mau menangis dihadapan Ayasha bisa saja membuat dia makin panik.

"Mommy dingin" Prilly langsung melihat arah badan ayasha yang masih menggunakan baju renang tadi. Pantas saja wajahnya pucat dan menggigil, Dia tidak bisa lagi pasrah dia harus melakukan sesuatu. Prilly berusaha berontak dari ikatan yang mengikat pergelangan nya di belakang. Dia tidak peduli rasa perih yang memenuhi pergelangan tangan nya, Putrinya membutuhkan nya saat ini. Hingga satu hentakkan keras tali itu terlepas namun juga membuat gores darah di tangan nya.

"Bentar sayang tahan yaa, Mommy carikan sesuatu" Prilly tidak mungkin melepas bajunya bisa saja penculik itu datang dan melihatnya tanpa baju bisa hancur dirinya dan tidak lagi bisa menyelamatkan ayasha. Dengan teliti dia melihat sebuah karung goni, Dia merobek karung itu dengan kekuatan yang ia punya dan menyelimuti tubuh ayasha.

"Bau mommy"

"sssstttt, sayang daripada kamu kedinginan nanti bisa biru kulit kamu. Tahan sebentar yaa"

Prilly menuju kearah belakang kursi ayasha untuk mencari ikatan disana, Dia tidak tega melihat pergelangan tangan dan lengan ayasha mulai membiru. Sesekali dia berusaha melepaskan dengan tenaga yang ia punya. dia tidak mau repot dengan rambutnya pun menyingkirkan asal ke belakang kepalanya. Saat hampir saja terlepas namun dorongan seseorang membuat Prilly terjungkal kaget.

"Pak, tolong putri saya darah nya akan berhenti jika diikat terlalu rapat" Prilly terpaksa memohon kepada lelaki besar yang tadi juga menculik ayasha paksa. Dia sudah tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan karna sudah terpergok lepas dari jeratan.

"Bukan urusan saya, Bahkan kalau dia mati itu lebih baik" Pria itu tertawa namun dengan cepat Prilly menampar laki laki itu, Hal ini membuat Asha kembali menangis tanpa suara.

"HANYA DALAM MIMPI ANDA MELIHAT ANAK INI MATI" bentak Prilly yang lupa akan daratan. Dia lupa siapa lawan yang ia ajak bicara saat ini.

"ANDA--"

"Ternyata kamu sudah sangat siap untuk menjadi calon ibu ya, Nona Antasia Prillyella"

"Kamu?" Prilly benar benar tidak menyangka.

**

Ali yang nampak lesu berjalan kearah mobilnya, dia tetap harus berkerja walaupun sejak kemarin dia belum juga menemukan Prilly dan Ayasha. Bahkan setelah semua anak buahnya dikerahkan untuk mencari Prilly dan Ayasha. Saat akan memasuki mobil seseorang menarik kasar baju Ali dan menonjok nya habis habisan. Ali hanya bisa pasrah karna dia tidak siap. Beberapa karyawan Ali yang melihat itu mencoba melerai Ali. Ternyata saat Ali sadar dia adalaha Aldan dengan wajah yang memerah marah.

Pelindung keponakankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang