Prilly Pov
Aku dan Ali duduk di kursi taman jauh dengan. Dengan Ayasha yang sedikit jauh dari kita bermain dengan teman yang kata Ali dia selalu janji bertemu ditaman. Aku melihat senyum nya sangat cantik! Aku jadi penasaran ibu anak cantik ini. Ini kesempatan aku akan mengorek ali."Ayasha cantik ya" Kataku sambil menatap ayasha yang jauh dari kita, Ali yang awalnya fokus pada HP langsung menatap ku dan tersenyum tipis.
"Iya seperti ibu nya" lalu ia fokus lagi pada HP nya.
Bagaimana?
Bagaimana aku bisa membuat ali cerita?"Mmm kita ini sahabat kan?" Tanyaku pada Ali takut takut ia marah.
Dia melirikku dengan senyum aneh."Tentu" Jawabnya singkat.
"Kalau gitu , kamu nggak ada yang ingin diceritakan?"
Kataku sambil menatap ayasha karena takut jika Ali akan menatapku tajam. Kalian tau? Itu menakutkan."Kamu ingin tau tentang ayasha?" Katanya juga sedang menatap ayasha.
"Iya. Mungkin jika aku bertanya sama ayasha dia nggak akan jawab sedetail kamu , jadi aku pikir aku tanya kamu saja" Jawabku malah membuat ia terkekeh. Lalu ia menatap ayasha dengan tatapan yang sulit diartikan. Kenapa cerita nya akan sedih? Kan? Ahh.
"10 th lalu. Tepat saat aku berusia 14th. Kakakku telah melahirkan seorang putri yang cantik"
Dia berhenti sejenak, menunduk lalu menatap kembali ayasha tanpa melihat ku yang kini menatap nya. mencoba menjadi pendengar yang baik untuknya."Sayang nya putri nya lahir secara prematur. Bayi dari kakakku harus tinggal dirumah sakit lebih beberapa hari ketimbang kakakku. Setelah kakakku diperbolehkan pulang tapi tidak dengan Putrinya."
Ia diam sejenak lagi. Membasahi mulutnya dengan lidah nya sekilas akan melanjutkan ceritanya lagi."Akhirnya kakakku memutuskan pulang dan mempercayakan kepada pihak rumah sakit. Mereka sangat bahagia. Walaupun putri nya masih harus tinggal disana"
Matanya mulai berkaca-kaca. Kenapa aku jadi bingung? Aku makin tidak enak. Aku bingung."Dalam perjalanan. Kakakku berserta suaminya menaiki mobil. Entah betapa bahagia atau bagaimana. Mereka sampai tidak tahu kalau mereka akan terkena musibah saat sebuah truk di depannya melaju kencang dan melenceng ke arah mobil kakakku. Lalu--"
Ia mulai terisak. Astaga Ali! Ini tempat umum. Bagaimana jika aku dituduh macam macam? Duh. Aku mengelus punggung Ali menenangkan nya."Intinya seperti itu. Kamu pasti tau, kakak iparku meninggal ditempat. Sedangkan kakak ku masih sempat dilarikan ke rumah sakit. Ia bertahan sampai aku dan mama datang. Ia sempat berbicara sama mama. Dan juga ia berbicara padaku"
Dia sudah menangis namun masih berusaha sebisa mungkin. Karna dia laki laki mungkin? Aku miris mendengar cerita nya."Dia bilang. Kalau aku harus menjaga ayasha. Seperti menjaga anaknya. Dia bahkan lupa kalau aku masih SMP kelas 3, sampai berbicara seperti itu. Aku hanya diam. Aku tidak tahu kenapa, setelah beberapa detik setelah kakakku berbicara seperti itu. Dia meninggalkanku , Mama dan Putrinya"
Dia diam.
Menatap ayasha dengan sendu. Dengan air mata yang masih ada di pelupuk matanya."Lalu? Kenapa ayasha manggil kamu Daddy?"
Aku takut takut bertanya. Berarti dia kan uncle nya."Dulu saat aku berusia 19th tepat saat dia berusia 5th. Dia sekolah. Aku juga saat itu tepat aku berkuliah. Suatu hari dia menangis seperti depresi aku tanya masalahnya. Dia bilang kalau dia diledek tidak memiliki ayah. Ya anak seusia mereka belum tau apa apa"
Aku mengangguk paham."Aku sudah memenuhi janji pada kakakku aku akan menganggap ia seperti anakku. Akhirnya dia ku ijinkan memanggilku DADDY seperti yang kamu lihat"
Sungguh perih sekali. Anak sekecil itu sudah menanggung beban bully. Aku bersyukur. Setidaknya aku masih bisa melihat orang tuaku. Walaupun mereka akhirnya tidak teratur. Tapi aku sangat bersyukur sekarang."Ayasha anak yang kuat ya" aku menatap ayasha bersama Ali. Ia tersenyum.
"Sangat. Bahkan dia juga kekuatanku" aku menatap Ali kagum. Semulia itu Ali? Aku saja kadang dipanggil ibu dengan pegawai bank atau anak anak SD suka marah. Dia? Seusiaku dia sudah dipanggil Daddy itu luar biasa.
"Terus? Kamu belum nikah berarti?" Ali tertawa. Lalu menatapku dan menghapus bekas air mata di pelupuk matanya.
"Kenapa? Kamu mau jadi istri aku?"
Deg!
Ini kah dilamar?
Aku hanya diam. Kaku. Kenapa dia menjadi alasan aku serangan jantung?Dia makin terlalu kencang. Dia menertawakan ku. Ahh! Memalukan.
"Kamu lucu sekali"
Blus! Pipiku yakin ini.
Pasti merah. Pasti"Aku tidak menikah karena aku mencari seseorang yang juga menyayangi ayasha. Bukan sekedar sayang aku, Dan seseorang yang mau menerima kalau ayasha adalah putriku"
Aku makin kagum dengan dia. Ahh!
"Daddy!" Tiba tiba ayasha datang pada kami. Terlihat berkeringat. Lalu ia menatap Ali dengan tatapan kaget.
"Daddy abis nangis?" Tanya lalu menatapku. Aku bingung. Namun Ali tersenyum santai dan menarik tangan ayasha padanya.
"Daddy tadi cuman kelilipan untung ada aunty Prilly nolongin"
Aku mendelik kaget.
Ayasha menatapku dengan senyum menggemaskan."Terimakasih aunty ily" aku tersenyum dan mengelus rambut hitam ayasha.
"Sama sama cantik"
Dia begitu sayang sama Ali. Orang yang melihat akan mengira kalau mereka ini benar benar ayah dan anak."Daddy. Asha capek, ayo pulang" dia terlihat manja memeluk Ali , membuat ali tertawa gemas.
"Asha nggak mau makan siang?" Tanya ali di jawab gelengan dengan ayasha. Aku tersenyum gemas. Dia nampak ingin tidur. Lalu dia mengendong ayasha di depan tubuhnya dengan ayasha yang nemplok di dadanya.
Dengan posisi itu. Dia masih berusaha menggapai tas kecil ayasha. Beserta tempat bekal dan kawan kawan nya.
"Biar aku saja. Kamu gendong ayasha aja" aku membereskan tas ayasha lalu Ali menunggu ku dengan senyum yang tak biasa. Aku menatapnya aneh saat selesai.
"Kamu kenapa?" Dia tertawa lalu melangkah duluan.
"Nggak kok. Yuk"
Kami memasuki mobil. Ali sudah berusaha melepaskan pegangan ayasha tidak kunjung bisa. Ternyata ayasha tertidur.
Dengan masih tersenyum. Dia memasuki jok supir dengan Asha yang masih di dadanya."Ali. Biar sini aku aja yang gendong Asha" Ali menatapku lalu menatap ayasha.
"Nggak usah aku udah biasa" Ali mulai menyalakan mobil nya. Apa apaan ini?
"Kamu mau bikin aku mati muda? Sini mana ayasha"
Aku memaksa Ali. Langsung ku tarik ayasha kedalam pangkuan ku. Kenapa mudah?
Tadi Ali menaruh ayasha susah."Kok bisa? Sini taruh ayasha di jok belakang"
Ali akan turun namun ku tahan."Nggak usah Li , gini aja. Aku nggak keberatan. Lagian kasihan nanti Asha bangun"
Ali mengangguk dan melajukan mobilnya.Aku memperoleh teman baru. Iya. Bahkan dua sekaligus, aku bahagia. Sangat bahagia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pelindung keponakanku
FanfictionAli seorang CEO muda yang direpotkan menjaga keponakan pertama dan satu2nya yang kini tengah yatim piatu. akankah ali mampu membagi waktu kerja dan keponakan nya yang sangat membutuhkan perhatian? Prilly, biasa dipanggil illy. tengah menjalani masa...