Part 19

10K 667 14
                                    

"kamu yakin pril?"
Semenjak datang itu saja yang dikatakan oleh Aldan, aku yang duduk di kursi makan hanya diam saja sambil menatap televisi.

"Pril?"
Sapanya lagi, padahal saat ini Aldan sedang sibuk mengupas apel untukku tapi tetap saja dia membahas Hal ini.

"Pril"

"Apasih"
Teriakku sambil sedikit menghentakkan remot televisi di meja makan, dia mengganggu ku konsen melihat TV. "Gue kan udah bilang gue nggak mau berurusan apapun sama dia"

"Gue tau tapi gue nggak pernah nyuruh loe buat benci sama anak kecil itu kan?"

Aku melihat kearah Aldan dengan wajah kesal "Gue nggak pernah disuruh oleh siapapun untuk menjauh dari Ali , termasuk loe! Jadi gue jauhin Ali juga karna diri gue sendiri paham?"
Aku berdiri meninggalkan Aldan yang masih duduk di meja makan sambil menatapku kecewa.

----------------------------------------------------
Ali pov

"Mana yang sakit sayang?" Kataku sambil menangis melihat ayasha yang terbaring lemas dikamarnya, dia bahkan tidak bisa berjalan karna terlalu lemas. "Daddy bawa ke rumah sakit ya sayang?"

"Nggak mau dad" kata ayasha sambil menepis tanganku yang mengelus rambutnya.

"Ali?" Panggil mama dari luar lalu berjalan ke dalam, aku yang menangis langsung menghapus air mataku.

"Kamu sudah minta wanita itu buat datengin ayasha?"
Kata mama sinis.

"Prilly namanya ma"

"Mama nggak mau tau. Lihat! Mana? Ini yang kamu bilang calon istri yang baik? Menjenguk anak kamu saja dia tidak mau, Mana yang katanya dia peduli Ali?"
Teriak mama dihadapanku dan aku hanya mengusap wajahku frustasi.

"Dari awal mama sudah bilang dia nggak pantas buat ka-"

"Ma!"
Aku berteriak karna tidak tahan mama menjelekkan wanita yang amat aku cintai.

"Mama yang nggak mau tau tentang namanya saja, bisa tau sebanyak itu tentang prilly? Ma, dia benci sama aku saat ini maa, Jadi jika dia nggak mau datang temuin ayasha itu wajar, Dan satu satunya orang yang bisa disalahkan saat ini adalah mama"

Mama terkejut, bisa dibilang untuk pertama kalinya aku membantah perkataan mama, aku sudah muak dengan semua perintah mama yang selalu mengikatku. Bahkan untuk calon istri.

"Ali kamu belajar ngebantah mama dari siapa?!!!" Teriak mama tak kalah kencang.

"Aku sudah capek ma, aku dari SMA sudah tertekan karna harus mengasuh anak yang bukan anakku ditambah lagi dengan mama yang selalu menekanku. Ma aku anak mama bukan robot pesuruh mama"

"Ali kamu-"

"Mommy prilly?" Ayasha berkata dengan volume suara kecil sambil menghadap ke pintu, aku dan mama mengikuti arah pandang ayasha.

Aku mendelik, disana wanita yang aku cintai berdiri dengan air mata yang sedikit membekas di pipi dan pelupuk matanya, dia berdiri berdampingan dengan aldan dan Silvi.
Mengetahui mama dan aku menatapnya prilly terlihat mengusap air matanya dan berusaha tegar.

"Hmmm maaf masuk tanpa permisi tapi menantu rumah inilah yang mengijinkan saya masuk" katanya sambil menekan kalimat yang menusuk tadi.
Prilly masih diam menunggumu jawaban mama dan aku, dia masih menelan sedikit ludahnya aku tahu dia gugup. Dia selalu bercerita padaku dulu kalau dia sangat suka gugup.

"Saya mau menjenguk ayasha. Bolehkah?"
Tanya nya seperti menahan tangis melihat ayasha yang lemas.

"Boleh mommy" ayasha berkata lagi. Namun prilly tetap tidak mau melangkah karna aku dan mama masih belum saja berkata.

"Tante kita bisa bicara berdua?" Kini silvi mulai menarik mama keluar dengan alasan klasik, silvi mengandeng tangan mama untuk keluar bersamanya. Saat melewati prilly pun mama sedikit tidak suka membuat prilly menunduk.

"Masuklah"
Kataku sambil tersenyum.

"Loe masuk gue tunggu diluar ya" aldan berkata sambil mengelus pundak sahabatnya itu. Prilly mengangguk lalu melangkah masuk takut takut.
Kini memang hanya orang tiga yang berada dikamar ayasha. Hanya aku , prilly dan ayasha yang lemas dikasur.

"Sayang nya aunty!" Prilly langsung memeluk ayasha dengan menangis sesekali menciumi rambut milik ayasha. "Aunty kangen"

"Asha juga" asha tersenyum dibalik pelukannya dengan prilly.

"Kamu kenapa bisa sakit? Main terus ya? Jajan sembarangan pasti. Atau suka main ujan ujanan"
Ayasah tertawa pelan karna lemas saat prilly mengomelinya dan menyentil hidunhnya yang mungil.

"Nggak mom" dia masih kekeh memanggil prilly dengan sebutan mommy.

"Terus?"

"Kan aku sakit karna kangen sama mommy, waktu itu acara ulang tahun oma, mommy katanya nungguin aku. Pas aku balik bawa daddy, mommy malah nggak ada"
Terlihat prilly menelan ludahnya lalu menatapku dan aku hanya tersenyum.

"Iya aunty udah dijemput sayang. Eh kamu sudah makan belum? Aunty tadi masakin kamu, kamu mau nggak?"
Prilly mengeluarkan bungkusan yang daritadi dia bawa, ternyata until ayasha. Aku melihat dia membawa kotak makan lucu.

"Mauuuuu!!!"
Teriak ayasha girang lalu merebut kotak makan dari prilly.

"Yang baik sayang" kataku sambil mengelus kaki ayasha yang masih diselimuti.
Ayasha membukanya dengan tidak sabar , prilly yang melihat itu hanya tersenyum dan mengelus kepala ayasha. Astaga aku merindukan wanita ini, ingin rasanya saat ini kupeluk tubuh mungilnya dan aku berkata bahwa aku mencintai dan menrindukannya.

"Kok sayur lagi sih mommy? Tadi ayasha udah makan sayur"
Perkataan ayasha sukses membangunkan aku dari lamunan konyol tadi.

"Iya bagus dong jadi cepet sehat"

"nggak mau mom" ayasha memberikan lagi kotak makan itu kepada prilly, prilly hanya menghela nafas panjang.

"Sayang akuhh. Mau aunty ajak jalan jalan beli balon nggak?"
Ayasha yang tadinya cemberut langsung sumringah.

"Mau mommy"

"Kalau gitu sembuh dulu" prilly mengambil obat yang ada di meja tak jauh dari jangkauannya lalu membukanya, aku yang tau taktiknya hanya diam dan tersenyum.

"Mau ngapain mommy?" Tanya ayasha buru buru menutup mulutnya, ayasha tidak suka sekali minum obat.

"Mau kasih kamu obat biar sembuh cepet, soalnya kamu nggak may makan sayur jadi aunty pake jalan makan obat aja"
Ayasha langsung menutup mulutnya makin rapat sambil menggeleng.

"Nggak mau mommy!" Teriakannya nampak tak jelas karna tertutupi tangan mungilnya sendiri.

"Kalau gitu kamu pilih, makan sayur apa makan obat?"
Kata prilly sambil menunjukkan kotak makan tadi dan dua butir obat. "Kalau aunty jadi kamu sih aunty pilih sayur , soalnya walaupun nggak enak tapi manis"

Aku melihat prilly seperti ini semakin yakin bahwa dialah yang harus menjadi istriku. Dialah wanitanya yang sanggup membuat ayasha menentukan pilihan yang baik dan yang salah. Tuhan! Jodohkan aku dengan wanita ini.

"Iyaudah ayasha mau makan sayur aja"

"Pinter" kataku dan prilly bersamaan, aku dan prilly spontan saling menatap satu sama lain. Aku tertawa dan prilly juga walaupun dia sedikit malu menahan tawanya.

Ini adalah Hari terbaik setelah kemarin aku melewati masa masa berat menjauh dari prilly, diusir olehnya. tapi dia tetap kembali kepadaku bukan? Inilah jodoh.

---------------------------------------------------
Maafkan jika typo beredar dimana Mana :(
Have fun!
Jangan lupa vote, comment and share ❤

Pelindung keponakankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang