Part 34

8.9K 503 3
                                    

Ali benar benar mengurus semua nya, Prilly bahkan tidak tahu apapun tentang itu, yang dia lakukan benar benar hanya konsen pada revisi skripsi nya. Beruntung sekali akhirnya Prilly diijinkan untuk sidang dan akan resmi wisuda tahun ini. Prilly merupakan lulusan tercepat karna semua teman kelas nya masih malas malasan untuk menemui dosen mereka. Alasan Prilly untuk menyelesaikan kuliah nya cepat bukan semata mata dia ingin menikah dengan Ali, tapi dia sudah hampir mati tercekik biaya kuliah nya bukan nya makin cepat selesai makin dia bisa terlepas?

Setelah melakukan revisi Prilly masih tetap bekerja di cafe nya. Dia tidak mungkin keluar begitu saja karna sudah dekat dengan Ali, walaupun Ali sering melarang Prilly berkerja dia tetap kekeh untuk bekerja karna tidak mau hutang kepada siapapun untuk uang semesternya. Dia ingin pandai dan sukses karna usahanya sendiri. Dia ingin membuktikan pada semua orang jika dia benar benar bukan wanita yang lemah.

"Gimana? Katanya mau nikah?" Sentak Tika yang melihat Prilly meracik secangkir kopi untuk pelanggan nya , setelah menyadari sapaan Tika dia pun tersenyum.

"Doain ya Tik, aku bosen jomblo dari bayi" Mereka terkekeh bersama karna memang tidak menyangka jika Prilly akan menemukan cinta pertama sekaligus terakhir untuk nya.

"Tapi gak main main sih, langsung dapet bos gitu"

"Jodoh mana ada yang tau Tik, aku juga nggak minta dijodohkan dengan Ali yang notabene seorang pengusaha muda. Tapi aku selalu meminta sama Allah untuk menjodohkan aku dengan Ali yang seperti Ali saat ini, yang sayang dan bisa nerima aku apa adanya"
Prilly kemudia meletakkan kopu racikan ny ke nampan teman nya yang mendapat tugas untuk mengantarkan minuman pengunjung cafenya.

"Romantis banget sih kalian" Prilly tersenyum.

"Asal kalau udah kaya jangan lupa sama temen disini Pril, gimana pun kan kita berjuang bareng bareng disini"
Prilly lalu menghela nafas dan merangkul teman kerjanya yang sudah hampir 5 tahun ini. Dia sangat membantu Prilly dalam keadaan apapun. Selalu menghibur Prilly dikala dia dikeluarkan dari kelas karna terlambat yang tidak terduga saat cafe penuh, mendapat nilai merah karna tidak sempat belajar. Semua Prilly lakukan bersama mereka, hingga dia bertemu dan jatuh cinta dengan Ali, calon suami mereka juga berapa di cafe ini.

"Nggak mungkin lah, kalian udah kayak keluarga aku. Aku nggak pernah tau arti keluarga kalau nggak ketemu sama kalian. Makasih udah selalu ada buat aku"

"Jadi sedih nih woy" Teriak Bagas yang juga pegawai di cafe ini bagian dapur. Karna Prilly dan Tika kini juga berada di dalam dapur membuat semua akan mendengar perkataan Prilly. Sungguh bak negeri dongeng sekali kisah hidup Prilly. Mereka pun akan berharap mendapat kisah hidup yang sama seperti Prilly.

"Udah jangan sedih, kerja yuk kerja" Teriak Prilly membuat semua orang di dapur bergumam karna Prilly berhenti mendongeng i mereka. Sungguh jiwa keibuan yang melebihi batas bukan?
Seharian di cafe sudah merupakan hal jarang dilakukan Prilly, bagaimana tidak dia selalu dijemput tiba tiba oleh calon suami nya itu. Tapi kali ini dia sudah bilang kepada Ali untuk tidak menjemputnya karna dia akan menghabiskan waktu di cafe sampai malam.

"Kamu kok tumben di cafe sampek tutup Pril?"
Kata mbak Yuni menyindir Prilly sambil mengisi beberapa lembar laporan di kursi pengunjung yang sudah sepi. Prilly pun kini mengelap meja dan kursi bersama teman lainnya.

"Mbak ini, kan aku jadi nggak enak" Sahut Prilly malah mengundang kekehan dari kepala pegawai itu.

"Aku kira kamu udah jadi bos aku Pril, siap siap aja abis ini aku panggil kamu nyonya bos"

"Mbak, yang bos kan Ali, aku mah bukan jadi panggil aku kayak biasanya aja Prilly" Prilly masih sambil mengelap meja, sudah hampir satu pegawai cafe yang menggoda Prilly akan jadi nyonya besar dadakan. Padahal kalau dipikir yang kaya kan suami nya bukan dirinya, yang jadi bos juga suaminya nanti bukan dirinya. Mungkin ini susag diterima untuk mereka.

Pelindung keponakankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang