Part 35

8.5K 496 6
                                    

Hari ini adalah hari dimana sangat menegangkan untukku. Ditemani oleh Aldan beserta Ayasha aku makin merasa gugup, bagaimana jika aku mengecewakan keduanya. Menunggu nama ku dipanggil membuatku seperti menunggu panggilan mati saja.

"Gue yakin elo pasti bisa" Celetuk Aldan yang mungkin melihatku dari tadi memainkan tanganku yang berkeringan dingin. Dia mengelus pundakku untuk menenangkan aku. Ali? Dia memang kupaksa untuk tidak menemani, sebenarnya dia bisa saja membatalkan meeting dan menungguku sidang. Tapi aku tahu, hal itu akan membuatku seperti mati tercekik karna gugup jadi Ayasha saja yang menemani.
Itupun juga atas paksaan Ali, dia tidak mau aku merasa sendiri jadi ya begitu.

"Mommy aku kan kuat" Aku tersenyum melihat Ayasha yang terlihat yakin padaku. Aku harus bisa, jika semua orang saja yakin padaku kenapa aku tidak?
Menunggu dari pukul 6 pagi, dan namaku baru dipanggil pukul setengah delapan. Baiklah, semoga ini awal yang baik.

Aku memasuki ruangan dengan gugup, AC dingin yang tadi kurasakan kini berubah menjadi panas ketika aku melihat 5 orang berwajah datas di depanku. Mereka yang akan menilaiku untuk pantas atau tidak aku diluluskan dari Perguruan Tinggi ini.
Aku sedikit merapikan kemeja putihku untuk menutupi rasa gugup, tak lupa aku memasang senyum kepada 5 orang didepanku agar mereka yakin, jika aku tidak gugup.

Hampir 60 menit aku mempresentasikan hasil skripsiku kepada 5 orang tersebut. Dan dihujani pertanyaan yang membuatku kalang kabut, namun dosen pembimbingku yang sedari tadi berada diruangan ini selalu menenangkanku.
Semua komentar diutarakan padaku dan aku sudah tidak peduli, yang aku pedulikan hanya hasil akhir, dan saat mereka memutuskan bahwa aku lolos sungguh air mataku tak terbendung. Dengan wajah masih dituntut untuk biasa saja, aku tersenyum dan menitikkan air mata.

Aldan yang menggendong Ayasha menunggu ku didepan pintu. Dia menatapku panik langsung menyeretku menjauh dari ruangan itu.
Ayasha hanya diam saja digendongan Aldan. Kami duduk di taman tak jauh dari tempatku tadi. Banyak sekali orang yang hadir untuk berfoto ria karna telah lolos dan aku hanya menangis keras disini.

"Gue tau loe udah lakuin yang terbaik, yang sabar. Waktu loe masih panjang"
Aldan benar benar tidak peka. Aku tak sanggup menyanggah nya hanya duduk dengan tangisan yang semakin hebat.

"Mommy aku kan kuat"
Aku lalu menarik Ayasha dari pelukan Aldan dan kepeluk dia erat. Aku seperti ini juga karna dia, karna gadis ini.

"Sayang mommy kan?" Tanyaku lalu dia menganguk dalam pelukanku. Aldan masih saja mengira aku gagal dalam tes ini, dia terus mengelus punggungku dan mengusap air mataku.

"Yang sabar ly" Katanya lagi, langsung saja ku ketok kepalanya dengan tanganku membuat dia mengeluh sakit.

"Resek banget, sedih ditenangin malah ngetok kepala. Sahabat gak tau diuntung loe!" Teriaknya sambil mengelus kepalanya yang ku pukul keras tadi

"Abisnya, masak loe nggak tau arti dari tangisan gue? Ha? Cowok macam apa loe?"
Aldan melongo dan membalas pukulanku dilengan.

"Ini nih, alasan kenapa penguji itu nggak lolos in elo! Bego apa gimana? Dimana mana nangis itu tanda nya sedih. Kaleng jus kalo dikasih nyawa ya gini"

"Kurang ajar loe bener bener, Bego bego gini gue nggak sebego loe yang masih awet dikampus mulu" Kataku lagi tak terima

"Kata siapa? Elo kan gagal jadi loe ngulang. Wleee" Dia menjulurkan lidahnya membuat aku jadi semakin menahan emosi.

"Loe bener bener ya, yang bilang gue gagal siapa? Ha!" Teriakku, tidak peduli semua mahasiswa kini melihat pertengkaran kami.

"Lah, ini loe nangis"

"Aldan! Ini itu tangis bahagia, loe nggak tau? Ini terharu banget. Gue bangga sama diri gue sendiri. Akhirnya gue bisa melewati ini semua sendiri, bener bener sendiri. Dan gue resmi menjadi SE , yeaaaayyyyy" Aku menggendong Ayasha lalu kuputar putar dia karna aku bahagia, membuat dia ikut tertawa geli karna ayunan ku.
Aldan yang masih tak percaya hanya melongo dan melihat kearahku. Lalu dengan sangat tiba tiba dia memelukku bersama dengan Ayasha.

Pelindung keponakankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang