Part 16

10.3K 675 17
                                    

"Dirumah lagi ada acara sebenarnya. Kamu mau kan dateng?"
Katanya pelan, aku tahu Ali takut jika aku menolaknya. Ya karna aku yang rada slek sama mama nya itu.

Aku hanya diam. Apa yang harus aku katakan? Iya? Nanti mungkin saja aku akan diusir didepan semua kalangan orang kaya teman Ali. Tidak? Aku pasti di cap Ali sebagai orang yang sombong sampai tak mau menghadiri acara dirumah calon suaminya sendiri. Lalu aku harus bagaimana?
Aku memainkan jariku sambil memikirkan jawaban yang tepat untuk ku katakan pada Ali tapi sampai kini aku tidak menemukan nya.

"Kamu nggak usah khawatir, aku sama kamu"
Ali menenangkan aku dengan mengelus tanganku yang gemetar ini lembut.

"Tapi li, mama kamu sama aku kan nggak suka. Terus aku gimana?"

"Justru ini kesempatan kamu buat ambil hati mama aku"
Katanya sambil menatapku serius.

"Kamu serius?"

"Wajah aku ada tampang bercanda?"
Aku tersenyum. Jika menggoda Ali sedikit nampaknya akan asik. Kedekatan wajahku sedih ke wajah Ali. Sambil memangku kepalaku ditangan aku menatap dalam wajah ali.

"Hmmm. Nggak ada sih, adanya hanya ketampanan"
Ali tersenyum dan menatapku balik, ah. Aku bahkan tidak pernah membayangkan dekat dengan lelaki sempurna seperti Ali. Sudah kaya, tampan, mapan kurang apalagi yang Ali?

"Yaudah mau sampai kapan kamu liatin aku? Kita nggak pergi pergi nih"
Aku menegakkan tubuhku. Lalu melihat pakaian yang aku kenakan sekarang.

"Aku pake gini?"

"Hmm. Its okay. Ini udah cantik banget"
Aku tersenyum. Dia ini bikin aku melayang saja.

"Yaudah aku ambil tas dulu sama heels. Padahal mau pake sepatu tadi. Sebentar ya"

"Okay"

Aku pun kembali ke Ali dan kita pun menuju kerumah Ali. Sebenarnya aku sedikit gugup karena untuk pertama kalinya aku diajak ke acara berpengaruh seperti ini. Apalagi disana akan ada orang orang yang dekat dengan Ali dan yang paling penting pasti ada namanya yang menentang hubunganku dengan Ali ini. Aku harus apa jika kalian tau?

Karna gugup yang keterlaluan kurasa tanganku basah. Apalagi kini sudah sampai di depan rumah Ali. Makin gugup saja aku, sesekali aku membenarkan dudukku sambil menunggu Ali membukakan pintu mobilnya untukku. Awwww romantis bukan?

"Makasih" kataku setelah berhasil keluar dari mobil dengan tangan Ali yang menggenggam tanganku. Aku melihat sekeliling banyak sekali mobil mobil mewah terparkir disini, motor satu gitu nggak ada ya? Ya ampun se kaya inilah calon suamiku? Mimpi apa aku?

"Kamu keringetan banget sih tangannya" Kata Ali sambil mengusap usap pelan telapak tanganku dengan tangannya. Membuat aku tersenyum malu.

"Aku gugup"
Ucapku pelan namun berhasil membuat Ali mendengarnya. Dia menggenggam tanganku dengan spontan aku melihat kearahnya.

"Nggak papa. Mari kita tunjukkan ke semua orang kalau kita nggak bisa dipisahkan oleh siapapun"
Dia sedikit menyentil hidungku. Aku tersenyum lalu mengangguk.

"Masuk ya"
Aku kembali mengangguk dan Ali membawa tanganku di lengannya , berjalan dengan bangganya menenteng ku berbeda denganku. Bukannya aku tidak bangga memiliki Ali sebut saja ini minder.

Setelah berjalan, aku berhasil masuk kedalam rumah Ali yang berbeda suasana saat aku pertama kali masuk disini, Terlihat sekali kalau disini sedang ada acara, boleh kutebak? Ini acara ulang tahun. Tapi bodohnya aku malah aku tidak membawakan apa apa untuk yang berulang tahun . Matilah kau Prilly.

"Hmm Ali siapa yang ulang tahun aku nggak bawa apapun"
Ali menoleh kearahku lalu mengelus pelan tanganku yang ada di lengannya.

"Memang kamu mau kadoin Oma Oma lagi ulang tahun?"

"Ha? Maksut kamu?"

"Mama aku ulang tahun. Masak dipakein kado kayak ke ulang tahun anak TK gitu sih"

"Tapi Ali, aku serius nggak bawa ap-"

"Mommy!!!!"
Seseorang memotong perkataan ku, aku kenal suaranya. Aku mencari arah suara itu terlihat Asha yang sudah cantik dengan gaun pink nya tak lupa mahkota mungil berada di kepalanya. Manis sekali dia.

"Suprise!!! Mommy dirumah ada pesta aku kasih suprise mommy biar mau main kerumah aku"
Aku lalu mensejajarkan tubuhku dengan nya. Sambil mengelus lengannya.

"Ih. Lain kali nggak boleh boong. Nggak baik ya"

"Cuman sekali janji"

"Pinter" aku tersenyum lalu dia memelukku. Ah romantis sekali anak ini.

"Kamu nggak mau nemuin mama?"
Tanya ali membuat aku mendongak kearahnya lalu menggendong Asha sekalian dan berdiri.

"Tapi Ali"

"Nggak papa aku anter yuk"
Ali merangkulku sambil mendorong untuk aku berjalan. Dia tahu jika tanganku kugunakan mengendong Asha jadi dia tidak bisa menarik tanganku paksa seperti biasanya.

Aku terus berjalan di dalam pelukan Ali, sesekali orang melihat ku tak berkedip ini membuat aku makin kaku dan malu, ditambah Asha yang sudah nemplok nyaman dipundakku.

"Ma"
Panggil Ali kepada wanita paruh baya nan cantik, beliau memakai gaun warna hitam yang membuat makin glamour adalah adanya kelip kelip di bajunya membuat aku rabun karna sinarnya.
Beliau menoleh kearahku dengan kaget.

"Kamu apa apaan Ali ajak dia ke acara mama?" Kata mama Ali sedikit pelan membuat aku makin menciut dan menunduk.

"Asha turun dari sana!" Perintah Tante itu kepada Asha membuat aku menurunkannya namun Asha masih tetap memelukku erat.

"Nggak mau Oma, aku mau sama mommy"
Asha tetap saja memeluk kakiku walaupun kini dia sudah turun kebawah.

"Bagus kamu ya, sudah cuci otak anak dan cucu saya!"
Bles. Entah kenapa air mataku langsung lolos dari mataku. Aku yang tak tahan melepaskan tangan Asha dari kakiku.

"Udah sayang" kataku tetap tegar , Ali yang ada di sampingku pun diam sambil menatap ku iba. Aku tahu posisi Ali tidak mungkin membentak mamanya sendiri.

"Ma , mama jangan kayak gitu dong"

"Kamu diam Ali! Dan dengarkan keputusan mama. Sekarang!" Tante itupun berjalan cepat kearah panggung meninggalkan Asha yang tetap keukeh memeluk kakiku. Aku melihat nya pergi seakan takut sendiri. Aku melihat Ali yang terus berusaha mengejar mamanya lalu menahannya tapi semua sia sia karena mama dan juga Ali kini sampai diatas panggung.

"Maaf menganggu kalian para tamu. Bisa dengarkan saya sebentar?"
Semua tamu yang tadi asik dengan pestanya kini melihat kearah panggung ada Ali dan mamanya penuh amarah disana. Aku hanya dia disini menangis sambil berusaha melepaskan tangan Asha dari pelukan ku dia juga menangis saat ini.

"Sebelum nya terimakasih telah menghadiri acara ulang tahun saya yang ke 50th ini. Dan dihari ini saya ingin berbagi kebahagiaan juga dengan para tamuku sekalian" Suara tepuk tangan mendominasi ruangan ini kini. Apa keputusan nya? Apa dia akan menerima ku? Tidak mungkin.

"Perkenalkan disamping kiri saya pasti kalian sudah tidak asing dengan putra saya ALI SHARHA MATHEO pewaris tunggal dari perusahaan suami saya dan juga pengusaha muda yang sedang melambung namanya. Bahkan putra saya ini tidak pernah mengsangkut pautkan perusahaan papanya dengan perusahaan nya, dia murni berusaha sendiri dari nol, dan saya bangga kepada putra saya"
Semua orang yang ada disini pun bertepuk tangan kembali saat mama Ali membanggakan putranya itu kepada semua tamunya.

"Dan hari ini putra saya sudah memilih calon istri yang ia bawa juga kemari"
Deg! Apa itu aku? Aku langsung menatap kearah mama Ali dan dengan Ali yang kaget.

"Dia gadis yang lugu, dekat dengan putraku dan juga putrinya"
Itu aku. Bukankah aku juga dekat dengan Ali dan juga Ayasha? Tapi benarkah? Mama Ali merestui ku? Mimpi apa aku semalam.
Aku masih terus mendengarkan perkataan mama Ali.

-----------------------------------------------------
Have fun! Jangan lupa vote , comment and share ya semua❤❤❤

See you on next part!

Pelindung keponakankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang