Part 27

8.1K 523 11
                                        

Apa yang kalian lakukan jika orang yang kalian sayang menghilang selama 2 hari? Mungkin kalian juga akan melakukan hal yang dilakukan Ali yaitu mondar mandir. Ketempat manapun kemungkinan dia bisa menemukan orang yang dia sayangi. Kemarin dia sudah meghubungi polisi namun juga belum mendapatkan kabar detik ini juga. Dia memikirkan apa yang dilakukan Ayasha disana, apa dia baik baik saja atau bagaimana? Sampai saja mereka membuat putrinya lecet dia sendiri yang akan menghabisi orang itu, Batin Ali.

Kini Ali duduk di meja kebesaran nya dirumah, Ali tidak memiliki mood sama sekali untuk ke kantor. Makanan yang tadi pagi diserahkan pembantu kepadanya baru saja habis. Dia tidak mungkin tidak makan agar bisa terus mencari Prilly dan Ayasha.

"Maaf pak saya mengganggu" Ucap Vani yang memasuki ruangan bos nya dengan hormat. Ali menganguk lalu menegakkan tubuhnya. Vani berjalan kearah Ali dan dia menurunkan beberapa berkas yang akan ditanda tangani oleh Ali.

"Sebenarnya saya tidak enak mengganggu waktu bapak, tapi para klien sudah menanyakan file nya. Semua sudah saya baca dan sesuai dengan ketentuan bapak. Sekarang bapak tinggal tanda tangani saja" Vani menjajarkan sebua berkas dihadapan Ali, lalu membuka kan bullpoint untuknya dan diberikan pada Ali.

"Terima kasih Vani" Vani pun menganguk, hanya suara gesekan bollpoint yang memenuhi ruangan karna Vani sudah terlalu takut untuk buka suara semenjak insiden kemarin. Ali tahu jika Vani merasa tak enak pun hanya menatap sekilas.

"Maafkan Silvi sudah bentak kamu kemarin" Vani yang menyadari kalau Ali berbicara padanya langsung gelagapan pada saat itu juga.

"Ah iya pak tidak apa, Itu sudah wajar dia calon istri bapak. Saya yang tidak tahu diri, seharusnya saya tidak seperti itu" Kata Vani sambil menunduk dan menata berkas yang sudah selesai di tanda tangani oleh Ali.

"Kamu hanya ingin membanti Van, saya menghargai itu.." Ali menyerahkan berkas terakhir lalu menutup Bollpoint nya sebelum melanjutkan berbicara.

"Dan dia bukan calon istri saya, Calon saya yang kemarin sampai saat ini tidak ditemukan"

"Prilly?" Sahut Vani sambil menerima bollpoint dari Ali. Ali menganguk lalu Vani tersenyum.

"Saya lebih setuju bapak dengan Prilly, jadi ibu bossku tidak akan kejam seperti ibu tiri" Gumam Vani sangat pelan namun Ali masih mendengar dan terkekeh lucu.

"Kamu berkata sesuatu Van?" tanya Ali pura pura tidak tahu.

"Ah tidak pak, Saya permisi" Katanya lalu memberi hormat pada Ali dengan menundukkan badannya langsung meninggalkan Ali di ruang kerja nya. Ali daritadi memasang wajah ramah untuk menutupi kegelisahan nya, Dimana kamu sayang? Batin Ali.

**

Sementara di tempat yang pengap Prilly dan Ayasha berada, Prilly meruntukki kebodohan nya ketika dia tidak membawa sesuatu sama sekali untuk meminta bantuan minimal. Disini dia dan Ayasha diberi makan dan minum namun dengan cara yang tidak manusiawi. Prilly selalu menyerahkan diri ketika beberapa laki laki akan menjambak rambut indah milik Ayasha. Dia tidak bisa lagi melakukan apa apa selain rela disiksa demi melindungi Ayasha. 

Prilly memiliki beberapa luka di jidat sebelah kiri, lengan dan ujung bibirnya bahkan sudah memiliki darah kering. Bajunya sudah tidak berbentuk, Tuhan masih melindungi dia karna para penculik itu hanya menyiksa nya tanpa melakukan pelecehan apapun terhadapnya. Prilly berdoa agar siapapun mengetahui kalau dia terjebak disini. Dia menatap tubuh Ayasha yang mulai membiru dibeberapa bagian karena terikat, Dia kini sedang tertidur, Wajahnya tetap terlihat cantik meskipun kotor dan lusuh. Rambutnya sudah berantakkan kemana mana. Prilly menangis ringan melihat hal itu, Kenapa anak yang tidak berdosa ikut terseret dalam masalahnya? Batinnya.

Pelindung keponakankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang