Part 11

10.5K 624 1
                                    

Bagaimana semua bisa jadi hancur? Jujur saat ini aku mulai menyukai Prilly dia baik , cantik dan unik yang paling penting dia bisa membuat Asha nyaman dekat dia. Aku harus bicara sama mama. HARUS.

Setelah menemani Asha belajar hingga tidur malam ini aku berniat akan berbicara dengan mama. Aku harus tau kenapa mama jadi tidak suka dengan Prilly. Aku yakin, saat Prilly kesini dia bertindak baik.
Kulihat mama yang tengah duduk di sofa sambil membaca buku fashion favoritnya.

"Ma.." aku duduk disamping mama yang masih sibuk dengan majalah nya.

"Iya. Asha sudah tidur? Kamu tadi temenin dia belajar kan?"

"Mama nggak sayang sama Asha ma?" Aku langsung menjeda perkataan mama membuat dia berhenti membalikan majalah nya dan menatapku dengan tajam.

"Maksut kamu? Selama bertahun tahun mama sama Asha, dia cucu mama. Mana mungkin mama nggak sayang?"

"Tapi mama nggak sadar? Mama itu sudah hambat kebahagiaan Asha"

"Maksut kamu gimana sih Ali?" Mama mulai menaruh majalah nya di meja dan melihat ku dengan tatapan yang bingung dan penuh amarah.

"Prilly itu kebahagiaan Asha dan mama nggak ijinin Asha ketemu dia? Mama nggak tau kalo dia jadi sedih sekarang"
Aku menjelaskan pada mama. Mama nampak marah, dan meremas tangannya hingga kuku nya memutih.

"Mama sudah bilang kalau mama nggak suka sama Prilly itu!" Mama membentak dan berdiri pergi telah Sampai ditangga kelima aku membuat mama mematung dan makin marah.

"Dan mungkin dia juga kebahagiaan anak mama ini"
Mama langsung melanjutkan langkahnya dengan cepat dan masuk kamar nya dengan menutup pintu kamarnya keras.

Aku yakin.
Aku mencintai prilly.

Prilly pov
Kini aku duduk di cafe milik sahabat kurang waras ku aldan. Aku menemani dia yang ada urusan dengan mama nya disini. Aku melamun dan tiba tiba.
Mengingat senyum Ali yang jarang ia keluarga. Tawa Asha yang menggema.
Ahh! Aku merindukan mereka.
Baru sehari ini aku tidak bertemu dengan mereka rasanya rindu sekali. Rindu bermain dengan mereka.

Apa yang terjadi? Kenapa aku memikirkan dia? Jelas jelas jika aku disana dengan mereka mama nya yang aneh itu akan mengusirku. Memang aku ini kenapa? Apa karna aku miskin? Atau aku bau? Atau aku norak?
Kupikir aku tidak bau. Juga tidak norak busana yang kukenakan juga tidak menunjukkan kalau aku ini anak miskin. Bekerja menjadi pelayan cafe cukup memenuhi kebutuhan ku. Tapi kenapa mama Ali tidak suka padaku? Ahh.

"Ly?" Aldan menepuk pundak ku saat aku asik dengan pikiran yang kalang kabut ini.

"Iya , udah dan?" Tanyaku salah tingkah takut ia akan menggodaku lagi. Baru tadi pagi aku baikan kali ini aku tidak akan bertengkar lagi, ya walaupun itu sulit.

Dia duduk di depanku dan meminum minumanku yang tadi kuaduk, inilah dia selalu membuat kesal tapi bisa kutahan.

"Loe kenapa sih?"
Dia bertanya padaku yang daritadi melamun. Aku hanya menggeleng dan melamin lagi.

"Btw, katanya loe punya temen selain gue. Siapa?"

Aku mendelik. Apa aku harus cerita? Apa dia bisa bantu. Aku cerita aja lagian kan aku sudah janji akan cerita apapun dengan aldan.

"Namanya Ali"

Dia yang tadi meminum jus ku langsung tersedak dan menatapku aneh.

"Ali? Bukannya dia pengusaha muda yang lagi beken ya? Dia kan udah punya anak ly? Mabuk duren Lo?" Teriaknya membuat ku menyergit dahi. Apa apaan dia? Tidak tahu apa apa malah sok tau begini.

"Apaan duren? Buah? Apa hubungannya?" Kuambil lagi jus yang habis dia minum tadi. Bicara dengan aldan memang menghabiskan tenaga.

"Duda keren. Hahahaha" ia terbahak aku langsung mendelik. Apa katanya?

"Enak aja loe. Lagian kalo loe nggak tau apa apa nggak usaha ngomong. Udah ahh gue mau pulang. Anterin gue"
Aku yang bersiap menenteng tas kecilku namun dia malah menatapku licik. Lihat saja wajah nya. Ingin kuraup saja.

"Emang siapa loe anterin segala. Gue supir loe gitu?" Ia malah kembali makan makanan yang dari tadi sengaja dia pesan agar aku tidak bosan disini.

"Aldannnnnnn! Loe mau gue usir lagi dari kos gue? Jadi sahabat gue? Oke."
Kakiku akan melangkah namun ada sebuah tangan yang menahanku. Tangan siapa lagi kalau bukan aldan

"Iya Prilly. Sahabat gue yang ngambekan." Dia langsung memeluk ku di ketiak nya dan mengajak ku  meninggalkan cafe. Betapa annoying nya dia. Hmmm

-------------------------------------------------
Ciye Ali.
Jatuh cinta.
Oke see you on next part!

Jangan lupa coment yang panjang ya. Hihi. Like and share juga❤

Pelindung keponakankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang