Part 28

8.1K 542 12
                                        

Ali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi setelah Aldan mengirimkan alamat yang dia berikan. Beberapa mobil pun sudah otomatis mengikuti Ali yang tak lain adalah anak buah nya. Sesekali Ali melihat spion untuk memastikan semua anak buah nya mengikuti dia. Setelah hampir 1 jam Ali sampai disebuah rumah yang dimaksut oleh Aldan. Terlihat sebuah mobil putih terparkir di depan yang Ali tebak adalah mobil Aldan.

Denga langkah cepat Ali menuruni mobilnya dan berjalan menuju Aldan. Hari tiba tiba sudah gelap saja. Dia melihat Aldan sendirian disana, dengan memakai kaos polos hitam di balut dengan jaket kulit dia menunggu Ali di dalam mobil. Dia segera keluar setelah mengetahui Ali sudah sampai.

"Kamu sendiri?" Tanya Ali dengan wajah yang khawatir.

"Iya, nyokap gue nggak tau soal ini jadi gue nggak mungkin ajak mereka kesini"
Ali menganguk terhadap perkataan Aldan.

"Kamu yakin Prilly disini?" Aldan menganguk sambil menunjukkan sebuah foto kalau Prilly sedang diancam dan menyembunyikan Asha dibelakang nya. Rahang Ali otomatis mengeras karna emosi, berani sekali dia membuat orang yang dia sayangi tertekan!

"Loe harus tenang, kita gak boleh gegabah. Gue yakin seseorang udah ngatur ini buat ancurin elo, gue udah telfon polisi buat kesini beberapa jam lagi. Karna gue mau kita dulu yang nemuin mereka"
Aldan yang mengerti kan letupan emosi Ali berusaha untuk menenangkan nya. Dia bahagia, setidaknya ada yang menyayangi Prilly lebih dari dirinya.

"Bagus, aku juga pengen injak kepala orang yang udah bikin perempuanku terterkan"
Aldan hanya tersenyum dan menepuk pundak Ali pelan.

"Kita masuk" Ali menganguk dan memberi kode pada beberapa anak buah nya untuk mendahului mereka. Ali dan Aldan benar benar berjalan sesuai dengan kode anak buah Ali agar lebih mudah untuk masuk.

Rumah ini sepi dan gelap, dia sangka lokasi ini tidak ada yang menempati ternyata digunakan untuk penyekapan. Beberapa anak buah Ali sedang berusaha mencongkel pagar dan beberapa juga mengawasi sekitar Ali dan Aldan hanya melihat pekerjaan mereka sambil waspada barangkali ada yang berjaga.

Setelah selesai pagar terbuka, Ali mulai mendengar rintihan anak nya yang membuat dia langsung panik. Namun Aldan menahan tangan Ali untuk dia tidak berteriak.

"Bermain secara rapi li, Loe harus yakin anak loe baik baik aja"

"Gimana bisa baik baik aja dia nangis dan"

"Plis supaya mereka lengah, dan kita mudah dapat akses" Ali terdiam namun tangan nya sudah mulai memutih karna kukunya menusuk akibat remasan tangan nya sendiri yang terlalu kuat.

Aldan dan Ali masuk diiringi oleh beberapa anak buah Ali. Anak buah nya juga beberapa kali melawan orang yang menjaga di daerah itu. Aldan dan Ali benar benar bermain dengan rapi sampai dia menemukan Ayasha yang diikat dengan kondisi menangis tertahan, nampaknya dia cukup takut untuk mengeluarkan suara jadi dia menahan tangisan nya. Ali melihat anak nya seperti itu langsung berlari kearahnya.

"Daddy!!!!" Teriak Ayasha ketika Ali berusaha melepaskan ikatan dihampir seluruh tubuh Ayasha. Setelah terlepas Ayasha langsung berhambur kepelukan Daddy nya itu. Dia sudah tidak bisa menahan tangisnya seperti tadi, hal itu juga membuat Ali menitikkan air mata sambil mengecupi puncuk kepala Ayasha.

"Mana yang sakit sayang?" Kata Ali sambil mengoreksi tubuh kecil Ayasha yang mulai membiru.

"Asha kuat Daddy, tapi Mommy" Ali mematung. Dia tidak melihat Prilly ada disekitar Ayasha.

"Mommy kamu kemana?" Tanya Ali tegas namun masih penuh kelembutan.

"Tadi, Asha sama Mommy mau keluar dari sini cari Daddy. Tapi om jahat tau terus om jahat bawa Mommy kedalem, ninggalin Ayasha disini" Ali menelan ludahnya lalu menatap Aldan yang daritadi menyaksikan perbincangan Ali dengan Ayasha.

Pelindung keponakankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang