Part 36

8.3K 455 5
                                        

Hari ini adalah hari yang paling aku tunggu, dimana aku resmi menjadi sarjana seutuhnya. Dari pagi buta tadi aku sudah berada di salon demi antri untuk mendapat riasan, bagaimana tidak yang lulus hari ini kan bukan hanya aku saja. Tapi 1000 lebih mahasiswa lainnya.

Sebulan ini aku dan Ali benar benar mempersiapkan pernikahan dengan baik. Kata orang juga sudah kubuktikan sendiri, jika ujian cinta akan datang ketika akan menikah. Aku dan Ali seringkali cekcok soal persiapan pernikahan. Untung saja ada mama Ali yang selalu menasehati Ali agar mengalah untukku. Tapi Ali juga tak selamanya mengalah denganku, seringkali aku mencoba mendengarkan mau Ali dan membicarakan nya baik baik berdua. Aku jadi mengerti apa arti pernikahan karna ini yaitu menyatukan 2 orang dengan karakter berbeda untuk bekerja sama dan saling melindungi, bukan kah itu indah?

"Illy!!" Teriak seseorang memasuki salon yang hampir penuh dengan mahasiswi yang juga akan dirias, aku melirik dari kaca ternyata itu adalah Aldan.

"Hehe, maaf. Aku tidak tahu kalo salon nya serame ini. Maaf" Katanya sambil melipir berjalan kearahku dimana sedang tersenyum menatap kebodohan sahabatku sendiri. Dia memang benar benar bodoh bukan?

"Ly, kenapa nggak bilang kalo rame salon nya"

"Ini kan salon, gue kira loe udah bisa mikir sendiri kalo rame" Aku tetap menatap lurus ke kaca karna perias nya sedang membenahi eyeshadow dimataku.

"Ck, kenapa juga gak bilang kalo mau dirias? Gue kan bisa bantuin loe dengan booking satu salon, biar gak digangguin gini"

"Apaan sih loe, udah cukup bantuin gue mulu. Saat nya loe bantuin diri loe sendiri buat lulus dari kampus"

"Ngeledek" Katanya dan hanya kusauti dengan senyuman. Beberapa menit lalu aku memang menyuruh Aldan untuk menjemputku, kenapa bukan Ali? Tentu saja Ali semakin giat bekerja untuk mencari uang demi kebutuhan nikah kami. Lagipula Ayasha juga akan pergi ke sekolah untuk latihan balet tidak mungkin aku mengganggu jadwal nya.

Hampir 30 menit riasan sederhana ku telah selesai. Dibalut dengan kebaya berwarna pink membuat aku semakin terlihat elegan, aku bahkan ingin menangis melihat pantulan diriku dikaca.

"Udah pecah ntar kacanya" Teriak Aldan dari kursi tunggu membuat ku mengendus sebal, dia memang bukan sahabat yang ingin melihatku senang.

"Nyebelin, yaudah yuk. Kita sarapan dulu deket kampus. Masih pagi juga" Ajakku sambil mengambil tas kecil di sebelah Aldan. Ini memang masih pagi, acara nya dimulai pukul 7 dan ini pukul 6 setidaknya masih ada sejam lagi untuk makan.

"entar luntur lagi make up lu" Seru Aldan membuka kan pintu mobilnya untukku.

"Gue cantik mah cantik aja"

"Hu, gue tabok juga lu" Aku hanya tersenyum lalu masuk kedalam mobil Aldan dengan susah payah, anggap saja ini latihan untuk memakan kebaya nikahan. Bukannya kebaya nikahku nanti akan lebih ribet dibanding ini?

**
Akhirnya waktu yang ditunggu tiba, dengan gugup aku duduk di kursi bersama dengan beberapa teman lainnya, tak lupa kini topi toga sudah di kepalaku. Merasakan atmosfer di gedung ini sudah membuatku haru.
Mengikuti upacara wisuda sangatlah pertama kali untukku, hingga saat nama berserta title ku diucapkan hatiku rasanya tidak percaya, kakiku terasa berat untuk naik ke panggung menerima ijazahku. Ini bahkan titik yang tidak pernah kuduga bisa ku gapai dalam hidupku.
Aku resmi menjadi Antasia Prillyella S.E

Aku berjalan menuju Papa dan Mama Aldan berserta Aldan nya disana. Aku hampir menangis menatap wajah bangga dua orang lain yang anehnya kusayangi seperti orang tuaku sendiri. Aku mencintai mereka.

"Ah ini nih putri kebanggaan papa Arif" Aku tersenyum menerima uluran tangan Papa Aldan itu untuk memelukku. Aku merasakan pelukan hangat didalamnya.

Pelindung keponakankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang