"Nanti biar aku yang bilang sama aldan. Kalau kita pasti baik baik aja"
Prilly dan Ali kini berada di dalam mobil. Semenjak aldan pergi meninggalkan Prilly mereka sama sama larut dalam hening. Entah apa yang harus dibicarakan.
Sedari tadi tangan Prilly tak pernah lepas dari genggaman Ali yang juga memegang kendali mobil yang ia kendarai, ini hanya agar Prilly tenang. Lihat saja wajah Prilly yang terlihat kalau dia sedang cemas."Ali, aldan itu keras kepala. Dia nggak bisa dibilangin"
Prilly mengatakan dengan nada yang penuh amarah namun juga tenang."Iya terus kenapa? Kamu juga keras kepala dan aku bisa kan bikin kamu kembali sama aku?"
Ali masih tetap fokus ke jalan tanpa memperhatikan Prilly walaupun tangan nya masih setia menggenggam tangan Prilly."Beda!"
Teriak prilly bukan malah membuat Ali takut tapi malah kekehan yang keluar dari mulutnya."Nggak ada bedanya sayang, kalau kita yakin semua pasti mudah. Percaya sama aku"
Prilly melirik Ali saat itu juga Ali tersenyum walaupun tidak melihat kearah prilly sama sekali. Detik kemudian prilly menyandarkan kepalanya ke pundak Ali yang disambut kecupan ringan di pucuk kepala Prilly.Ali hanya mengantarkan Prilly pulang saat ini. Karna Ali juga harus menemani Ayasha yang sedang ujian besok pagi.
Setelah sampai Prilly tidak langsung turun melainkan melihat wajah tampan laki laki yang sangat ia sayangi ini. Entah apa yang membuat Prilly meluluhkan hatinya pada laki laki ini dalam waktu singkat. Bahkan dia sudah jatuh cinta dimana Ali menjelaskan kalau ayasha bukan putrinya melainkan keponkan nya yang tak sengaja memanggilnya dengan sebutan daddy."Kamu kenapa liatin aku senyum senyum gitu?"
Tanya Ali yang kaget melihat prilly senyum tak jelas sambil menatap Ali nanar. Bukan apa apa, Ali menjadi gugup saat dilihat oleh wanita yang ia cintai seperti itu."GR dih"
Kata Prilly sambil melepaskan seatbelt yang daritadi masih ia gunakan karna asik memandangi Ali.
"Yaudah aku turun"
Sedetik kemudian tangan Ali sudah menahan tangan Prilly yang akan membukan pintu mobil untuk keluar."Kenapa?" Tanya Prilly.
"Besok Ayasha terakhir kali ujian. Kamu mau nemenin dia main di Taman fantasi?"
Berkata seperti itu membuat Prilly berfikir apakah besok ada janji atau lainnya."Sore atau pagi?"
"Siang" Jawab Ali sambil merapikan rambut prilly yang sedikit berantakkan. Hal ini membuat Prilly makin tidak fokus untuk memikirkan jadwal nya besok.
"Pagi aku kampus. Tapi hanya sebentar karna ujian aja. Terus siang aku musti kerja gimana dong?"
Kata Prilly dengan nada kecewa, dia sangat ingin bertemu dengan gadis kecilnya yang sangat lama sudah tidak ia temui."Kalau sore cuman sebentar dong. Kasihan Asha"
"Iya makanya Ali"
Ali memasang wajah sedih membuat Prilly makin tak tega. Dengan lembut prilly melayangkan tangan nya ke pipi Ali untuk membuatnya mengerti kalau dia tidak bisa meninggalkan hal yang sangat penting untuk saat ini."Aku nggak mungkin ninggalin kerjaan Li, kamu tau kan? Aku kuliah butuh biaya. Kalau aku gak masuk besok gajiku akan dikurangi"
Ali mengangguk paham membuat Prilly tersenyum mengembang. Semudah ini membuat Ali mengerti."Aku besok bisa pergi berdua dengan asha"
Kata Ali walau masih dibumbui nada kecewa."Jangan ungkit namaku. Biar dia gak inget ya"
Ali mengangguk lagi."Maafin aku"
"Gapapa. Puasin aja kerja sama kuliah sekarang, kalau udah jadi istri aku, waktu kamu cuman buat aku , Ayasha sama calon anak kita nanti. Lihat aja"
Celetuk Ali membuat Prilly tertawa sambil meraup pelan muka Ali yang terlihat menggemaskan menurut nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelindung keponakanku
FanfictionAli seorang CEO muda yang direpotkan menjaga keponakan pertama dan satu2nya yang kini tengah yatim piatu. akankah ali mampu membagi waktu kerja dan keponakan nya yang sangat membutuhkan perhatian? Prilly, biasa dipanggil illy. tengah menjalani masa...