Sudah tengah hari.
Cafe mulai ramai dengan beberapa orang. Prilly. Gadis yang berusaha mengeluarkan senyum manisnya itu sesekali mengusap keringat saat membereskan meja yang sudah ditinggalkan oleh pelanggan. Dia juga sesekali komat kamit untuk menghafal mata kuliah yang akan diujikan nanti sore. Dia sudah ijin kepada bos nya untuk pulang lebih awal dan berjanji akan kembali setelah selesai.Pintu cafe yang memang dipasang sebuah lonceng kecil itu berdenting. Menandakan ada seseorang yang menerobos masuk untuk memesan makanan. Dengan ramah Prilly menyapa pelanggan itu tanpa menoleh kearahnya karna sibuk mengelap meja dan memindahkan piring ke tempat piring kotor yang didorong itu.
"Aku mau ngomong sama kamu"
Deg!
Hampir saja piring yang ia pegang melesat jatuh namun Prilly masih bisa mengimbangi. Dia terlalu kaget mendengar suara yang kemarin ia dengar dan mungkin ia rindukan lagi kini.
Pelayan lain nampak datang kearah Prilly dan mengantikan posisi Prilly untuk membereskan meja itu. Dia terlihat menatap takut takut kearah lelaki yang tadi berbicara pada Prilly."A... Aku sedang bekerja kamu jangan ganggu"
Prilly memutari meja untuk menghindari laki laki yang berada dibelakang nya. Namun gagal laki laki itu lebih cepat menggeser langkah nya hingga mencegat Prilly.
Dengan gugup Prilly memainkan kain lap yang masih ia bawa dari tadi sampai kusut."Aku sudah bilang sama bos kamu. Dia mengijinkan"
Dengan satu hentakan Prilly berhasil ditarik oleh laki laki itu dan kini berada diruang VVIP hanya berdua tanpa pesan makanan apapun.
Prilly juga diam, dia diam sambil berdiri dengan gugup. Kemana kekuatan kemarin yang sanggup untuk menahan Ali berbicara? Iya. Dia adalah Ali. Laki laki beda kasta yang sangat Prilly cintai."Kamu mau pesan makanan?"
Tanya Ali sambil duduk di meja mewah dan ada beberapa bunga disana."Ali, aku nggak punya banyak waktu untuk hal yang nggak penting kayak gini"
Ucap Prilly masih di posisi yang sama tanpa melihat Ali sedikit pun."Maksut kamu aku nggak penting?"
Ali kini berjalan kearah Prilly yang membuat Prilly makin gugup. Kenapa dia berdebar hanya karna merasakan Ali berjalan kearahnya?"Gitu ? Cepet banget kamu lupain aku"
"Ali bukan.. aku hanya.."
"Prilly, dengerin aku. Aku sayang sama kamu harus bagaimana lagi aku menunjukan itu. Kalau bisa aku bakal bilang ke mama untuk batalin pertunangan sialan itu asal kamu tau" Ali mulai frustasi, dia mencengkram pundak Prilly berharap agar Prilly melihat kearahnya sekali.
Sejak kejadian itu Prilly sangat menghindari kontak apapun dengan Ali. Dia merindukan wanita ini."Ali ini bukan cinta"
Terdengar isakan pelan dari Prilly membuat Ali makin berkerut aneh mendengar perkataan itu."Menurut kamu cinta apa yang muncul hanya dengan sekali bertemu? Itu hanya perasaan suka!" Prilly mulai berani dengan sedikit berteriak walaupun wajahnya masih tetap menunduk enggan menatap Ali.
"Kamu.."
"Ali, aku nggak pernah nyesel pernah suka sama kamu. Aku ikhlasin sama siapapun kamu, kamu harus nurutin kata mama kamu. Jangan seperti aku yang akan menyesal ketika tidak mendengarkan kata orang tua"
Dengan cepat Prilly memotong perkataan Ali dan melepaskan tangan Ali dari lengannya. Ali yang mendengar itu hanya luluh."Kamu dengerin aku sekali lagi, ini bukan cinta! Ini rasa suka! Kamu nggak akan pernah bisa cinta sama aku! Sebelum kamu menyesal aku ingatkan ini sama kamu"
Ali hanya menggeleng ketika melihat Prilly yang sudah banjir air mata berani memandang Ali. Dia tidak pernah menyangka wanitanya akan seperti ini."Dengerin aku juga kalau begitu! Aku cinta sama kamu. Aku suka sama kamu! Dan akan terus cinta sama kamu! Aku ingetin ini karena aku nggak akan pernah berubah!"
Ali membalas perkataan Prilly membuat jantung Prilly makin berdegup bagaimana memberi pengertian pada lelaki ini? Pikirnya."Apasih yang buat kamu kayak gini? Padahal dulu kamu sudah sangat yakin sama aku"
Ali maju selangkah membuat Prilly makin berdegup."Aku nggak bisa!"
"Apa yang mama bilang ke kamu?"
"Ali, aku bukan wanita yang baik"
"Aku nggak peduli"
"Aku bukan wanita yang berpendidikan"
"Kamu pikir aku peduli? Aku sayang sama kamu! Sampai kapanpun. Berjuang sama aku plisss"
Aku menyatukan keningnya dengan Prilly. Prilly yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa diam. Dia merasakan hangat ketika diyakinkan oleh laki laki ini. Dia merasa kalau benar ini cinta bukan suka.
Dia mencintai laki laki ini."Plisss"
Katanya sekali lagi , Prilly hanya sanggup menutup mata dan menangis. Dia ingin Ali di dalam hati. Namun dipikiran dia tidak mau Ali masuk kedalam masalahnya."Aku nggak bisa"
Akhirnya dengan usaha keras Prilly berhasil mengeluarkan kata yang tidak pernah diharapkan oleh Ali."Bisa kita sama sama"
Prilly masih menggeleng. Sedetik kemudian Prilly langsung mematung.
Dia merasakan benda kenyal itu menempel sempurna di bibirnya. Prilly enggan membuka mata, dia takut ini akan hilang. Ini mimpi bukan?
Ali seperti memberi keyakinan pada Prilly melalui lumatan bibirnya.Setelah terlepas Prilly baru mau menatap mata Ali
Terlihat sama sendunya dengan mata Prilly. Ali begitu mencintai nya ternyata."Aku cinta sama kamu"
Ucapnya pelan. Dia seperti kehabisan oksigen setelah melakukan ciuman dadakan yang juga membuat Prilly kehabisan oksigen.Prilly mendorong tubuh Ali yang melemas. Prilly melihat juga genangan air yang banyak di rahang kokohnya. Dia bahkan melihat hidung Ali kini memerah.
Dengan berani Prilly menghapus air mata Ali dengan tangannya. Sesekali dia mengelus jambang lembut yang ada disekitar pipi Ali."Aku mau"
Dengan terkejut Ali membuka matanya setelah dia menikmati elusan lembut Prilly yang ada di pipinya tadi. Dia melotot memandang Prilly yang juga tersenyum.
Walaupun wajahnya penuh dengan air mata dan lipstick merahnya yang sudah belepotan karna serangan Ali tadi tidak mengurangi kecantikan Prilly bagi Ali."Kamu boleh pergi kemana aja, asal aku ikut sama kamu"
Ali tersenyum lepas bahkan ada nada tertawa didalamnya. Dia mencium tangan Prilly yang sedari tadi ada di pipinya. Dia mencintai gadis ini. Dia tidak ingin mencintai siapapun lagi setelah ini."Janji?"
Prilly mengangguk tegas, membuat Ali tak kuat untuk tidak merengkuh tubuh Prilly kedalam pelukannya. Prilly membalas pelukan Ali dengan erat.
Dia akan mencoba kali ini. Mencoba untuk terus bersama laki laki ini meskipun harus ia korbankan perasaan nya sendiri. Prilly sudah bersahabat dengan kesedihan maka kali ini saja dia akan mencoba untuk berteman juga dengan cinta."I love you"
Ucap Ali saat dia melepaskan pelukan nya."Iya"
Prilly terlihat mengusap air mata yang mengenang diseluruh wajahnya. Dia juga menghapus kasar lipstick nya yang berantakkan."Mau aku apusin nggak?"
Prilly yang konsen dengan kegiatan nya langsung berhenti."Apanya?"
"Ini" Ali menunjuk bibir Prilly membuat Prilly makin merona karna digoda.
"Apasih. Kamu itu! Udah aku mau kerja. Sana pergi"
"Nanti aku anter ya?"
"Kemana?"
Prilly berhenti ketika akan keluar dari ruang makan VVIP di cafe itu."Kamu mau kampus kan nanti sore?"
Prilly mengangguk lalu menempuk pelan pipi Ali."Cium kali ditepuk doang"
Prilly memutar bola matanya dan keluar dari sana sebelum Ali mengeluarkan gombalan nya lagi. Tidak puas rupanya dia dengan mencuri ciuman pertama dari bibirnya.--------------------------------------------------
Lupa banget sama alur coba HAHAHA. Jadi baca dari awal :)Jangan lupa vote yaaa💙💙💙

KAMU SEDANG MEMBACA
Pelindung keponakanku
Fiksi PenggemarAli seorang CEO muda yang direpotkan menjaga keponakan pertama dan satu2nya yang kini tengah yatim piatu. akankah ali mampu membagi waktu kerja dan keponakan nya yang sangat membutuhkan perhatian? Prilly, biasa dipanggil illy. tengah menjalani masa...