Setelah Ali dan ayasha meninggal kan tempat parkir dengan mobil hitam mengkilap nya. Aku dengan malu setengah mati melangkah menuju kearah pintu cafe dan disana sudah ada mbak Yuni yang melihat ku dengan senyum aneh membuatku makin salah tingkah.
Aku hanya berjalan menunduk sambil melewati mbak Yuni yang masih nyegar nyengir nggak jelas."Tuhkan bener abis ini jadi nyonya bos"
Katanya sambil terkikik. Ahh aku tidak bisa seperti ini pipiku memanas kini.
Aku yang membelakangi mbak Yuni hanya diam tak tahu harus membalas perkataan mbak Yuni."Mbakk!!" Aku melihat arah dalam ternyata ada pelanggan yang memanggil ku dengan mengacungkan tangan nya.
"Mbak ada pelanggan manggil aku kesana yaa"
"Yaudah sana nikmatin sebelum kamu duduk manis kayak bos"
"Mbak mahhh"
Aku berjalan menuju seseorang yang memanggil ku tadi.
Hari ini aku bahagia, ralat mungkin sejak bertemu dengan Ali. Dia memang dingin awalnya juga gengsi tapi makin kesini dia makin membuat aku jatuh berulang kali. Jatuh cinta yang pasti.Entah kenapa perasaan itu suka muncul hanya dengan aku melihat senyum bahagia dan saat bermain bersama ayasha. Aku hanya punya feeling saja kalau dia lelaki yang cocok untukku bahkan impianku, tapi yang kadang aku juga berfikir apa daya aku yang hanya pelayan ini bisa menikah dengan sosok lelaki hampir sempurna itu? Itu hanya kisah dongeng yang kutahu. Tapi bukankah Allah mendengar setiap doa yang kita lantunkan?
Ya sudah kuserahkan pada-Mu.Sore , pukul 4 aku sudah pulang dari perkejaan ku. Di cafe ini kebetulan sistem shift dan aku dapat pagi jadi sore ini aku sudah pulang.
"Mbak aku duluan yaa"
Kulambaikan tangan ke mbak Yuni yang jauh dari jangkauan ku. Dia yang mendengar teriakan ku membalas lambaian nya.
Aku berjalan keluar dengan sedikit melihat isi tasku siapa tahu saja ada yang ketinggalan."Cantikk" Kaget bukan kepalang saat aku asik dengan tasku tentengku lalu dipanggil seseorang.
"Aldan ngagetin lu. Untung nggak gue tabok pake tas gue"
Aku kembali membenarkan tas jinjingku dipundak ku lagi."Hehe. Gue Anyer pulang yuk. Keburu diduluin sama Ali"
Ya. Dia sudah tau kalau sahabat nya yang sering dia tinggalkan ini kini sudah punya kekasih. Dan aku juga tahu kalau dia punya kekasih tapi dia terlalu sayang dengan ku. Hehe.
Bukan, dia hanya khawatir karena aku sendiri di kota ini, walaupun sudah lama aku singgah di kota ini."Sorry yaaa. Loe kalah cepet sama calon suami gue"
Dengan gaya PD ku membuat aldan makin tertawa melihat ku."KePD an siapa tau loe dibuat punya aja daripada sendiri mulu"
Apa? Anak ini memang ingin sekali dimakan.
Ku pukul pundaknya dengan tas yang tadinya gagal kupukulkan ke dia tapi kini sudah terjadi."Ihhh... Dasar.... Makan nih tassss. Makannnnnnn"
"Iyaaa iyaaa maaf. Elahhhh lu sensitif kayak cewek"
"Emang gue cewek bego!"
"Ohh iya. Gue anter yuk cepet walaupun nggak bisa main gue sama loe. Yaa biar nggak Mubajir lah gue kesini"
"Rese" aku berjalan mendahului aldan namun sedetik kemudian disusul aldan yang berada di belakang ku.
Aku dan aldan banyak sekali bercerita didalam mobil, kini aku dan dia memang jarang punya waktu untuk berdua karena aku sudah asik dengan Ali begitupun dia yang sudah asik dengan ceweknya. Tapi aku juga sering bertemu dia dikampus.
"Yaudah gue pulang langsung aja. Gue janjian sama cewek gue"
Katanya setelah aku turun dari mobil nya."Kalo loe ada janji ngapain jemput gue segala?"
"Ya. Niatnya gue mau ajak loe jalan tapi karena gue keduluan sama yang katanya calon suami lu itu jadi yaudah gue sama cowok gue aja udah"
"Serah loe. Bhay!"
Aku pun melangkah memasuki rumah kos."Peak lu. Temen bukan ditungguin sampe jalan juga"
Teriak aldan dari mobil membuatku menoleh dan menatap aldan mematikan."Apa loe bilang? Gue lempar sandal tau rasa loe yaaa"
Aku sudah siap siap akan melemparkan sandalku namun aldan langsung menutup kaca mobilnya dan menghilang dari hadapan ku. aku yang melihatnya dari jauh hanya tersenyum, kadang juga aku merindukan kebodohan nya.Aku memasuki kawasan kos ku sambil kulirik rumah mbak kos yang sepi nampaknya dia keluar. Jadi kuputuskan untuk langsung masuk ke kamar kosku.
Kubuka pintuku dan kulihat semua disini rapi, ya semenjak dekat dengan Ali kamarku tak lagi seperti dulu yang berantakkan karna setidaknya Ali bisa memikirkan lagi untuk menjadikan aku istrinya. Duhh! Aku ini masih 21 tahun kenapa pikiranku sudah menikah? Hmm.Pukul 18.00 aku sudah rapi dengan baju dress mini selutut berwarna jingga dengan rambut yang kubiarkan tergerai. Make up pun hanya kupakai tipis , selain hemat aku juga tidak bisa mengaplikasikan make up yang terlalu tebal. Kadang aku pernah mencoba tapi jadinya seperti ondel ondel.
Aku memang sengaja sudah rapi sejam lebih dahulu karna ketika didepan kaca aku kadang kurang konsisten soal baju, jadi daripada membuat Ali menunggu karna aku yang bingung karena baju mending sejam dadi sekarang.Tapi saat ini nampaknya aku sudah sangat ingin memakai dress ini jadi kuputuskan menonton tv sambil memakan mie instan yang tadi kubuat. Kuputuskan makan mie karena jika nanti Ali mengajakku makan aku jadi tidak terlalu kenyang. Emmm bukan ngarep sebut saja ini antisipasi.
Telivisi ini menyala menampil dua bocah kembar yang botak dan satunya ada rambut sehelai saja? Yah kalian taulah. Walaupun umurku yang tua ini aku sangat suka kartun entahlah. Aku kadang masih suka kekanakan.
Sesekali aku tertawa sambil meniup pelan mie instan kuah yang mengepul ini lalu memasukkan nya kemulutku.Tok. Tok. Tok.
Aku terperangah saat suara ketukan pintu mengagetkan aku. Ini sangat mengganggu posisiku saja.
Aku langsung berdiri dan membuka kan pintu."Iya" Saat terbuka terlihat punggung kokoh memakai kaos santai. aku mengenal lelaki ini.
Saat dia berbalik tentu saja orang yang janji menjemput ku tadi."Kamu? Ini masih jam berapa?" Tanyaku sambil menghapus sisa kuah yang ada dia pinggir bibirku. Kenapa jadi gugup begini?
"Iya. Aku pikir kita punya waktu berdua walaupun sejam. Kalau pas jam 7 nanti pasti kamu di booking sama Asha terus. Waktu sama aku kapan?"
Aku hanya tersenyum malu melihat Ali yang merayuku bukan Ali jika seperti ini kenapa dia berubah."Yaudah masuk yuk"
"Nggak papa? Inikan kost an cewek"
"Nggak papa. Aldan juga sering masuk lagian nanti pintu juga nggak aku tutup kan?"
"Oh okey"
Dia pun masuk mengikuti aku. Dia duduk di sofa di ruang tamu mungil ini. Dari sini terlihat juga televisi yang menyala dan semangkuk mie.
Yang membuat aku panik saat televisi itu masih menyala dengan kartun anak kembar nakal tadi.
Ali yang kaget langsung melihat kearahku. Dengan cepat aku mematikan tv karna panik."Kenapa dimatiin?"
"Hmmm hemat listrik. Kan aku mau disini nemenin kamu ngobrol"
"Nggak dirumah nggak disini nonton nya sama aja"
Aku lihat Ali sedikit tersenyum dan nada menyindir. Ya aku tahu pasti ini karna aku yang mirip ayasha. Aku tahu!"Yaudah sih. Lagian aku suka"
"Aku lebih suka kamu"
Deg!
Dia ini."Apasih Ali nggak nyambung"
Aku tertawa pelan diikuti Ali juga."Aku mau ngomong sih tadi"
Wajahnya yang tampan itu kini mulai terlihat serius."Kenapa?"
------------------------------------------------------
Kaget banget antusias kalian vote bener bikin aku semangat!
Makasih udah vote. Makasih juga yang coment ❤Jangan lupa lagi yaa vote comment and share nya. Ihihihi 😳
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelindung keponakanku
FanfictionAli seorang CEO muda yang direpotkan menjaga keponakan pertama dan satu2nya yang kini tengah yatim piatu. akankah ali mampu membagi waktu kerja dan keponakan nya yang sangat membutuhkan perhatian? Prilly, biasa dipanggil illy. tengah menjalani masa...