Prilly Pov
Pagi ini aku sudah ada di kampus , maklum mendapat jatah kelas pagi. Ntah kenapa tubuhku seperti tidak ada gairah untuk belajar. Dari tadi di kelas yang kulakukan hanya menguap saja. Memperhatikan dosen yang cukup lumayan tampan dan muda tetap tidak bisa meng-On kan semangat ku. Kenapa aku ini? Tidak biasanya aku seperti ini.Hampir 2 jam menjalani kelas yang amat membosankan akhirnya aku pulang juga. Kebetulan sekali dosen kedua hari ini minta ganti jam. Seperti nya bisa kubuat refreshing walaupun hanya ketaman atau mall.
Berniat mengajak aldan kutelfon saja dia"Hallo dan?"
"Iya hallo ly. Kenapa sih?" dari nadanya dia sekarang lagi sembunyi sembunyi mengangkat telfonku.
"Main yuk dan. Gue bosen nih. Abis ngampus terus masak gu-"
"Duh bawel, nanti aja ya. Gue ada kelas gue angkat telpon loe di kelas nih"
"Tapi ald-"
"Udah gue nggak bisa main. Loe tau kan berapa kali gue bolos kelas? Loe nggak mau kan temen ganteng loe ini nggak wisuda lagi tahun ini"
"Iya gue tau tapi ald-"
"Iya udah loe nggak usah kasih tau gue bakal belajar dengan giat. Oke. Nanti kalo gue udah nggak ada kelas gue telpon oke. Dahh"Tut.tut tut.
Astaga. Berapa kali dia memotong pembicaraan ku? Dia itu memang tidak tahu sopan sama sekali. Dengan masih mengumpat sedikit dengan mulut komat kamit aku berjalan keluar kampus. Berharap saja hari ini angkot tidak penuh karna kalau penuh bikin malas naik dan lebih baik jalan.
Aku melirik kanan dan kiri tidak ada angkot yang nampak berkeliaran, yang kulihat hanya beberapa murid kampus dan mobil mobil mewah. Aku pulang naik apa ini jadinya?
Ahh.
Naik ojek online. Sesekali boleh lah cobain. Jujur. Aku memang belum pernah"Auntyyyyy!" Teriak anak kecil yang sangat aku kenal suaranya namun aku masih tetap fokus pada hapeku untuk mempelajari aplikasi ojek online ini.
"Auntyyyyy!!!" Lagi? Kenapa jiwaku merasa terpanggil?
Kucoba melihat arah teriakan anak itu memastikan dia sedang memanggil siapa.
Detik itu juga mataku membulat sempurna."Ashaaaa" dia melambaikan tangan kearahku lalu melihat kearah lelaki yang berdiri dibelakang nya seakan meminta ijin.
Dengan cepat aku berjalan kearahnya , aku sangat merindukan anak kecil ini. Dia pun sama menuju kearahku.
Saat sampai di depan nya kusamakan tinggi ku dengan anak ini dan memeluknya"Ahhh aunty kangennnnn!" Kupeluk dia erat dan dia tertawa renyah didalam pelukanku.
"Asha jugaa" aku tersenyum.
Lelaki tegap yang bersama Asha tadi menuju kearahku. Ya siapa lagi kalau bukan ali. Laki laki yang mungkin sedikit ada dipikiran ku.Aku melepaskan pelukan Asha berdiri dan memandang Ali yang mengelus kepala Asha sayang. Merasa dilihat dia membalas melihatku dan tersenyum. Seakan disetrum oleh senyum nya aku pun ikut tersenyum.
"Aunty. Bukan aku aja yang kangen aunty"
Aku menggandeng tangan nya lalu tersenyum."Oh iya? Siapa lagi yang kangen?"
Kataku sedikit menggoda Asha yang tersenyum penuh arti namun aku masih tidak sadar saja."Daddy lah"
Deg!
Apa? Dia merindukan ku?Aku kikuk. Kulirik dia sedikit nampak tersenyum juga. Apa itu artinya?
"Iya Daddy kangen. Kangen disusahin sama aunty kamu" Dia mengelus puncuk kepala Asha lagi dengan tangan kiri didalam saku celana nya
"Apa apaan sih Ali" kupukul pelan pundaknya dengan tertawa malu.
"Aunty main yuk"
Aku tersenyum lalu melihat Ali. Apa dia mengizinkan? Setelah aku yang tidak disukai oleh mamanya?"Iya yuk. Main sama Asha dan aku anterin"
Kaget. Pagi begini?"Sekarang?" Kutanya mereka dijawab dengan anggukan yang bersamaan mereka lucu sekali.
"Emang Asha nggak sekolah? Dan Ali emang nggak kerja?" Tanyaku sambil menunjuk satu satu mereka.
"Nggak kok Asha lagi libur, dan aku? Aku mah yang punya perusahaan bebas mau kapan aja libur sama masuknya"
"Hmmm dasar" kupukul lagi tapi di lengan nya pelan.
"Yaudah yuk. Nanti keburu sore, Asha buru belajar"
Kata Ali lalu menggendong Asha.Aku hanya mengikuti instruksi mereka saja.
Tapi entah kenapa aku bahagia sekali bertemu mereka. Seakan moodku naik lagi
Apa karna aku kangen mereka jadi kurang semangat? Ahh apa iya?
Nggak mungkin.Banyak sekali tempat yang aku kunjungi dengan Ali dan juga Asha. Ke taman, mall , tempat bermain , nonton bioskop semua kita lakukan dengan bahagia layak nya sebuah keluarga kecil.
Ehh? Apa apaan aku ini?
Aku jadi teringat saat orang penjual kembang gula mengataiku mama muda yang cantik padahal aku kan belum menikah.
Ali yang melihat itu hanya tersenyum kikuk membuat ku gugup saja.Pukul 7 malam kita akhiri dengan makan malam , baru kali ini aku makan di restoran mewah. Aku memang bersahabat dengan aldan yang kaya itu, tapi jujur aku tidak pernah diajak ketempat seperti ini hanya cafe cafe biasa saja.
Setelah makan sambil berbincang Asha yang lebih dulu selesai makan nampak tertidur di kursi resto ini. Aku dan Ali hanya tertawa melihat tingkah lucu Asha.
"Pril"
Panggil Ali saat dia menyelesaikan makan nya sedangkan aku belum."Iya kenapa?"
"Kamu mau nggak jadi istri aku?"
Deg!
Dengan segera aku terbatuk batuk karena perkataan Ali? Dia ngelamar aku? Demi bulan langit matahari dia ngelamar aku? Secepat ini?
Aku meminum minumanku dibantu Ali yang mengelus punggungku. Setelah tenang aku menjadi gugup. Apa yang harus aku katakan?"Bercanda nya suka ngasal ya"
Kuanggap saja dia mengerjaiku. Kulanjutkan makan dengan selingan tawa untuk mencairkan keadaan ini."Aku serius"
Aku terbatuk lagi kali ini diiringi muntahan makanan didalam mulutku. Aku segera membersihkan mulut dengan tissue dan minum lagi."Mending kamu jangan makan lagi kita ngobrol dulu" katanya membantu ku mengambil kan minum.
"Iya gimana mau dimakan udah kena muntahan gini"
Dia tersenyum. Aku yang masih meminum jus jeruk ku kaget dengan hangat di tangan kiri ku.
Ali menggenggam tangan ku?
Demi apa?Aku melihat matanya seakan dia akan berbicara serius.
"Mungkin ini memang terlalu cepat buat kamu, aku nggak minta kamu jadi pacar aku dulu malah langsung jadi istri. Ya, umurku memang nggak tua sekali untuk harus menikah. Tapi aku punya Asha. Anak yang akan butuh wanita baik kayak kamu"
Aku melongo.
Ini tidak pernah kufikirkan dilamar oleh pria untuk menjaga keponakan kesayangan nya."Ali ini kecepetan. Kamu belum tau aku bagaimana"
"Aku bakal terima kamu apa adanya"
Aku memandang nya membuat ia tau kalau ini terlalu cepat.
"Ali bahkan mama kamu aja nggak suka sama aku. Minimal kasih mama kamu waktu buat bisa suka sama aku. Dan kamu juga bakal tau tentang aku dan aku harap kamu nggak akan menyesal ngomong itu ke aku"
Ali nampak berfikir. Lalu memegang pundakku
"Maaf"
Aku memandang nya dengan sayang.
Sayang? Apa aku sudah sayang dengan Ali?
Iya. Dia tipikalku sekali diperkuat dengan anak manis yang ada disisinya ini.Setelah kejadian melamar dadakan aku diantarkan Ali kembali ke kos an. Aku bersyukur setelah kejadian itu aku pikir aku dan Ali akan canggung tapi tidak dia bersikap biasa denganku membuat suasana sebelum itu terjadi ada disekitar kami lagi.
--------------------------------------------------
Ciyeee dilamar.
Wait yaa.Ditolak dulu sama Prilly masih lama tau. Hihi
Oke. Jangan lupa vote, comment and share yaa❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelindung keponakanku
FanficAli seorang CEO muda yang direpotkan menjaga keponakan pertama dan satu2nya yang kini tengah yatim piatu. akankah ali mampu membagi waktu kerja dan keponakan nya yang sangat membutuhkan perhatian? Prilly, biasa dipanggil illy. tengah menjalani masa...