Part 24

8.2K 500 3
                                    

"Mommy!!!!!"
Teriak seorang gadis kecil yang memiliki rambut sebahu menggunakan celana pendek 10cm atas lutut dan kaos berwarna pink. Dia berlari menuju wanita yang berada di samping ayah nya itu.

"Sayang akuu"
Balas perempuan itu sambil berlutut menyamai tinggi badan dari gadis kecil itu.
Dia Ayasha.
Setelah menjemput Prilly, Ali langsung mengajak Prilly untuk pergi ke kantornya karna Ayasha sudah menunggu disana. Sebenarnya Prilly takut kalau Ali membawa nya kerumah namun semua sirna setelah dia tau kalau dia memasuki kawasan kantor.

"Mommy kemana aja?"
Tanya Ayasha sambil memainkan rambut milik Prilly.

"Iyaa, kemaren Mommy sibuk benget. Mommy kan juga sekolah kayak Ayasha"
Ayasha menganguk lalu memeluk tubuh Prilly lagi, dia bahkan menciumi seluruh area wajah Prilly membuat Prilly gemas akan tindakan Ayasha. Sebelumnya dia tidak pernah merasa dicintai seperti ini oleh siapapun, mulai hari ini dia akan berdoa untuk Tuhan menjagakan hal ini untuknya.

"Daddy kok jadi pengen ya?"
Prilly melirik Ali yang sedang melepas kancing pergelangan baju nya. Prilly pun berdiri sambil mengandeng Ayasha berjalan kearah Ali.

"Pengen apa?"
Tanya Prilly kearah Ali malah tak dijawab dan berlutut kearah Ayasha.

"Jadi mau ketaman fantasi?"
Ayasha mengangguk cepat.

"Kalau gitu kamu ke tante Vani didepan , biar nemenin kamu siap siap. Oke?"
Namun bukan senang Ayasha malah cemberut mendengar kan perkataan Ali.

"Loh princess Daddy kok jadi jelek?"

"Kenapa aku gak sama mommy aja? Kan sekarang ada mommy?"
Jawab Ayasha sambil melirik Prilly yang dilakukan Prilly hanya mengangkat bahu nya.

"Mommy juga butuh siap siap. Kalo mommy sama kamu nanti malah telat dong kesana nya"
Ayasha masih sedih membuat Prilly tidak tega. Dia ingin menemani Ayasha namun dia juga takut jika dia pulang kerumah Ali dan bertemu dengan mama nya.

"Sini sayang Mommy. Ayasha kan udah besar. Berarti Ayasha harus mandiri , kalau sama Mommy terus nanti Mommy capek terus sakit malah gak bisa nemenin Ayasha main dong"
Jelas Prilly yang ikut berlutut dengan Ali untuk menyamai tinggi Ayasha.

"Gamau!"
Kata Ayasha keras membuat Ali dan Prilly tersenyum bersama.

"Yaudah sekarang Mommy anterin ke tante Vani terus kamu pulang siap siap ya. Mommy juga bakal siap siap disini"

"Siap Mommy!!"

Prilly pun mengikuti langkah Ali yang sudah lebih dulu di depan dengan mengandeng Ayasha. Ayasha tak henti hentinya tersenyum hari it , entah apa yang membuat dia sangat jatuh cinta dengan Prilly.
Keluar dari ruangan Ali langsung disambut oleh wanita Cantik yang sedikit mencubit hati Prilly. Dia cemburu? Tidak mungkin wanita ini yang selalu membantu Ali lalu untuk apa dia cemburu batin Prilly.

"Vani, tolong anterin Asha kerumah. Saya sudah siapkan sopir di depan. Tolong bantu dia siap siap juga ya"
Wanita tersebut tersenyum lalu melihat kearah Ayasha.

"Yuk Cantik"
Katanya sambil menyodorkan tangan untuk digandeng oleh Ayasha, sedetik kemudian Ayasha sudah berpindah menggandeng tangan Vani.

"Saya permisi Pak. Prilly"
Aku dan Ali pun tersenyum melihat dia pamit dari hadapanku, setidaknya dia menganggap aku ada disini.

Aku dan Ali pun melangkah masuk kembali keruangan Ali. Prilly duduk di sofa didalam sana sambil mencari sesuatu didalam tas nya. Ali yang sibuk merapikan jas nya lalu melepaskan dasi dengan paksa, Ali memang selalu tidak bisa melepas dasi dengan baik.

"Ali. Kamu bisa kecekek kalo kayak gitu lepasnya"
Ali yang mendengar teriakan Prilly membuat spontan dia berhenti menarik dasi nya paksa.
Prilly pun melangkah mendekati Ali.

"Udah bangkotan gini masa lepas dasi harus diajarin. Aku aja yang gak pernah pake dasi bisa lepasnya" Omel Prilly sambil melepas satu persatu ikatan dasi yang ada di leher Ali. Hal itu malah membuat Ali senyum senyum sendiri, dia bisa melihat wajah wanita yang dia cintai hanya dalam beberapa kali pertemuan dengan dekat.

"Ali kamu jangan liatin aku kayak gitu"

"Kenapa?" Sahut Ali cepat.

"Iya kamu seharusnya perhatiin cara aku lepas dasi nya biar bisa. Kenapa jadi liatin aku?"
Kata Prilly dengan gugup sampai ia rasa ikatan dasi ini malah terikat kemana mana.

"Ngapain aku belajar. Kan ada kamu nanti yang bakal pasang sama lepasin dasi aku"

"Emang aku pembantu kamu"
Kata Prilly yang sudah hampir selesai melepas dasi Ali.

"Kan kamu istri aku nanti"
Detik itu juga dasi Ali berhasil terlepas dari lehernya.

"Gombal banget. Aku cekek juga lu!"
Sungut Prilly sambil meletakkan tangan dileher Ali seperti akan mencekik nya.
Namun hal itu malah membuat Ali terkekeh.

"Udah mana kamar mandi nya aku mau mandi, gapapa kan?"

"Nanti kan kita berenang sayang , kenapa kamu mandi disini?"
Kata Ali sambil menggantungkan dasi ke dalam lemari kecil di dekat meja kebesaran Ali.

"Iya terus kenapa? Aku udah gerah duluan. Lagian nanti juga paling aku nemenin Asha aja"

"Kamu bawa baju ganti?"

"Nggak sih. Ya tapi gapapa lah mandi sebentar doang jugaa"

Ali tersenyum melihat Prilly yang menggaruk rambutnya tanda kalau dia salah tingkah.

"Yaudah terserah kamu. Kamu masuk aja ke kamar sana. Disana ada kamar mandi, kamu bisa mandi disana"

"Makasih"
Prilly dengan senang melangkah kedalam kamar yang ditunjuk Ali. Ali menatap itu tersenyum sambil berkata dalam hati, kenapa dia selalu terlihat menggemaskan?

Setelah Ayasha sudah sampai kantor lagi, Dan Prilly sudah siap begitupun Ali berangkat ke Taman fantasi. Ali sengaja tidak memakai sopir karna bisa saja itu memancing mama nya untuk tahu kalau dia sedang bersama Prilly.
Selama perjalan Prilly dan Ayasha tidak henti hentinya bergurau padahal tempat duduk mereka jelas jauh. Prilly disebelah Ali dan Ayasha berada di belakang. Ali yang melihat itu hanya sesekali tersenyum dan menimpali candaan mereka.
30 menit mereka tempuh akhirnya sampai di Taman fantasi yang berdekatan dengan pantai.

Mereka turun dengan gembira. Ali yang sudah dahulu membeli tiket membuat mereka langsung masuk tanpa mengantri.

"Asha mau main apa?" Kata Prilly sedikit keras sambil menundukkan badan agar Ayasha mendengar.

"Kita ke gazebo dulu deh sayang. Aku berat bawa ginian"
Kata Ali mengeluh karna dia membawa bukan beberapa bawaan Ayasha dan Prilly namun juga barang nya sendiri.

"Kasihan banget, sini aku bantu" Prilly mengelus kepala Ali pelan lalu menyodorkan tangan ke bawaan Ali.

"Jangan, ini berat biar aku aja"

"Yasudah"
Kata Prilly lalu berjalan mendahului Ali. Dikantor bisa saja Ali menjadi pemilik kantor dan saham dimana mana membuat setiap orang menghormati nya. Namun dihadapan Prilly dan Asha, Ali rela menjadi seperti pembantu agar wanita kesayangan nya itu tidak merasa risih. Menakjubkan bukan?

-----------------------------------------------------
Hallo!!
Sorry banget baru next yaa ❤
Jangan lupa like , comment and share nyaaa...
Dan maaf banget part ini sedikit :)

Pelindung keponakankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang