0.4 I'm Remember

129 5 2
                                    


Ian kali ini sedang di sambet setan, ia mau maunya menjemput Dara dan mengantarkannya sampai depan sekolah barunya.

Ian sendiri saja bingung kenapa ia bisa tiba tiba nyamper ke rumah Dara untuk mengantarnya sekolah, tentu dong Dara seneng. Kapan lagi pacar kaya Ian mau nganter ke sekolah, dulu aja pas satu sekolah berangkat bareng aja gak pernah eh ini tiba tiba mau nganter ke sekolah baru.

"Kamu tumbenan mau nganter aku? "

Tanya Dara saat berada di bocengan Ian.

Mereka masih tetap bisa mengobrol karna Ian bukan tipe cowok yang suka naik motor ugal ugalan, santai aja enak kenapa harus ugal ugalan dan kebut kebutan? Nanti malah masuk angin kan susah.

"Gak tahu. Kenapa gak mau di anter? Ya udah gih turun"

Pedes mas.

"Eh enggak. Aku heran aja gitu"

"Cuman pengen tahu sekolah baru kamu kaya apa"

Alasan yang cerdas.

"Kamu udah punya temen? Si Alyka kangen sama kamu katanya, "

"Tahu gak sih yan... "

"Gak"

"Ya kan aku belum cerita ganteng"

"Ya udah gih cerita"

"kelas aku tuh gak ada yang bener , semua berandal. Ceweknya rata rata suka ngegosip aku gak suka. Aku juga kangen sama Alyka. Pengen balik ke sekolah lama tahu gak sih yan.. Aku bosen sekolah disini. Hari hari ya gitu gitu aja. Dan tambah nyebelin lagi ada satu cowok berandal yang suka banget bikin masalah. Kan kamu tahu sendiri kalo aku paling gak suka sama ketidak patuhan. "

Ian hanya diam.

"Kok diam yan? "

"Kalo aku jawab lagi, kamu gak bakal turun. Gih turun udah sampe"

Dara melihat sekitarnya dan ternyata sudah berada di depan sekolahnya. Dara hanya menyengir memamerkan deretan gigi putihnya lalu melepas helmnya dan memberikan kepada Ian.

"Lain kali kalo cerita tuh sambil lihat jalan. Ya udah gih masuk. Belajar yang bener. "

"Hehehe... Siap bos... Kamu ati ati ya.. "

"Iya... "



Lalu motor Ian pergi dan menghilang di sudut jalan, Dara berjalan sendirian melewati kerumuanan murid murid lainnya yang baru saja datang, tiba tiba ada yang merangkulnya dari belakang.

Tangannya di penuhi dengan cincin dan kutek warna warni, yang menurut Dara itu sangat rame dan gak cocok.

"Siapa tadi Dar? "

Dara menoleh ke kiri dan di dapatinya disana Della yang sedang mengaitkan kedua alisnya.

"Kenapa lo lupa siapa gue? "

Tanya Della.

"Eh enggak kok del. Oh yang tadi itu.... Itu...... Itu temen gue. Temen sekolah lama. "

Ucap Dara agak sedikit lama.

"Oh. Nanti lo kekantin bareng gue sama temen temen gue aja. "

Ajak Della.

"Gak ah, gue sendiri aja, nanti takutnya ganggu suasana. "

"Enggak kok. Temen temen gue enak kok orangnya udah sih gabung aja. Oke? "

Dara hanya mengangguk dan senyum canggung. Bagaimana Dara bisa akrab dengan mereka jika saat melihat saja Dara sudah tak suka dulu dengan penampilan dan bahasa yang mereka gunakan. Sungguh sekolah tak berfaedah. Mending home skuling sekalian aja.







Jam jam pelajaran Dara lalui dengan lancar, sebelum saat istirahat si Della menaraik pergelangan tangan Dara untuk menuju ke kantin seperti janjinya tadi pagi. Ia akan memperkenalkannya kepada teman temannya. Della melakukan ini karna Della kasihan sama Dara sejak ia datang ke sekolahan ini dia tak pernah mempunyai teman untuk mengobrol.

"Gue jamin deh dar... Lo pasti suka sama mereka. Karna mereka tuh asik asik banget anaknya. "

Ucap Della antusias sedangkan Dara hanya senyum canggung yang ia paksakan.

Sebenarnya ia ingin menolak, tapi karna melihat antusiasnya Della. Dara tak mau membuat Della kecewa.

Mereka berdua memasuki kantin yang sangat sangat ramai. Semua siswa siswi duduk dan bergerombol dengan teman temannya membicarakan hal yang mungkin bukan urusan mereka.

"Eh sini Dar... Itu temen temen gue ada di pojokan. "

Dara mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin dan matanya tertuju dengan gerombolan laki laki yang berada di pojokan, tempat yang di tunjuk oleh Della beberapa saat lalu.

"Gak salah del? Mereka cowok semua loh"

Ucap Dara ragu.

"Enggak. Iya mereka temen temen gue. Kenapa lo risih ya deket sama cowok cowok? Udah sih gak papa... Mereka asik kok. "

Dara memandang gerombolan 4 orang cowok yang tengah asik bersenda gurau. Dara tak yakin dengan ini.

Lalu tangannya di tarik lagi oleh Della untuk mendekat ke arah gerombolan itu.

"Hai guys!! "

Seru Della.

Dan sontak mereka berempat menoleh dan tersenyum kepada Della. Tapi senyum mereka tambah sumringah setelah melihat cewek yang sedang berada di sebelah Della.

"Lo Dara kan? Anak baru itu? "

Ucap salah satu dari mereka.

Dara hanya mengangguk ragu.

"Kenalin gue Bobby, jangan pernah suka sama gue ya.. Karna gue hanya milik neng Della seorang"

Ucap salah satu dari mereka yang giginya paling maju di antara mereka berempat.

"Mulai geser lagi ya otak lo bob? Udah lah.. Sini Dar duduk. "

Dara duduk bersebrangan dengan Della. Della sudah sibuk bertengkar dengan Bobby sedari tadi.

"Kenalin.. Gue Firly. Gue paling pemes diantara kita berempat. Lo tanya siapa aja deh di sekolahan ini pasti dah kenal sama gue. "

Ucap laki laki dengan mata hitamnya yang duduk di samping Della.

Dara hanya tersenyum.

"Lah.. Yang di pojok deketan sama Bobby itu namanya Rey. Jangan deketin dia. Pacarnya galak kaya Singa beranak. "

Dara hanya manggut manggut sembari mengamati cowok dengan rambut hitam dan kulit putihnya sedang sibuk dengan HP di tangannya.

"Lah ini nih cowok yang lagi tidur di sebelah gue. Dia Raja sekolahan ini. Dia tuh ganteng tapi ya gitu lah mending kalo mau cari pacar gue aja deh. "

Ucap Firly dengan pedenya.

Dan tak disangka orang yang sedang dibicarakannya menonyor kepala Firly, sampai yang empunya kepala misuh misuh gak jelas.

"Lo kalo bicara drama banget sih Fir, bilang aja lo gak laku susah amat. "

Dara langsung memincingkan matanya setelah mendengar suara yang sangat ia benci. Suara nge-bass milik salah satu musuh terbesar Dara.





Bagas.



"Elo? "

Dara menunjuk wajah Bagas yang sedang asik menonyor kepala Firly dengan jari telunjuknya. Membuat semua aktivitas mereka berlima berhenti seketika.

Bagas sendiri hanya diam setelah melihat cewek yang sedang menunjuk dirinya.

"I'm remember you! "

Ucap Bagas lalu pergi begitu saja dari kantin dan membuat semua teman temannya diam dalam hening.







Tbc.

Next? Vomment

Bad Boy Good Lips Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang