0.18 Yuta Galau

47 3 0
                                    

"Heh culun!  Lo tuh biasa aja gak udah sok kegantengan! "

Ucap bocah laki-laki dengan kulit bersih itu. 

Ia mendorong tubuh Yuta ke arah tembok kamar mandi.  Karena tubuhnya yang lebih besar dan lebih tinggi di bandingkan Yuta.  Yuta tak bisa melawan,  apalagi mereka bertiga dan dia hanya sendirian.

Ingin ia berteriak minta tolong tapi ia takut ia akan lebih disiksa lagi.  Bajunya jadi lusuh dan kotor akibat di tarik dan juga jatuh di lantai kamar mandi. 

Brruukkk.

Pukulan anak tadi berhasil mengenai sudut bibir milik Yuta.  Yuta hanya menyengir kesakitan. 

"Aw. "

"Ini belum seberapa ya culun.  Awas kalo lo berani ngedeket ke Jelita lagi.  Gue gak akan segan segan mukuli lo sampai lo masuk rumah sakit. "

Ucapnya sebelum pergi.

Yuta berusaha berdiri dengan tenaga yang masih ia punya. Sudut bibirnya berdarah, gawat jika nanti mama melihatnya.  Ia buru-buru membasuhnya dengan air dan pergi ke kelasnya untuk mengambil tas. 

Di depan gerbang terlihat wanita paruh baya yang melambaikan tangan ke arahnya dengan tersenyum.

"Kok lama banget sih dek keluarnya?  Temen-temen kamu yang lain udah keluar dari tadi.  Jelita ju-.  Tunggu bibir kamu kenapa? "

Mampus,  mamanya mengetahuinya. Yuta harus bagaimana?  Apa dia berbohong saja.  Maafin Yuta Mah.

"Oh ini tadi kepentok meja bun. "

"Kok bisa? "

Aduh.  Mati kau Yuta. 

"Anu..  Itu tadi pas mau ambil bolpoin Yuta yang jatuh malah bibir yuta kepentok meja.  Iya gitu. "

Mamahnya diam sembari memperhatikan anak laki-laki nya itu. 

"Oh gitu.  Ya udah masuk mobil kita pulang. "

Yuta menghela nafas lega.  Yuta pikir mamahnya akan memarahinya dan mengetahui kebohongannya.

Sesampainya di rumah,  di halaman rumah terdapat mobil sedan hitam. Yuta langsung tersenyum ia tahu itu mobil milik Bang Booby.  Kalau bang booby ada pasti juga ada sohibnya. 

Ia langsung turun begitu saja dari mobil dan berlari masuk ke rumah.  Benar saja mereka ada di ruang tamu sedang bermain PS.

"Eh Dedek tampan udah pulang. "

Ucap Bobby tanpa mengalihkan pandangannya dari arah layar TV.

"Eh ada kalian. "

Ucap mamahnya

"Eh tante.  Iya tante. Ini booby yang ngajakin tante. "

Ucap della merasa agak sungkan.

"Oh iya gak papa.  Tante malah seneng kalo rumah tuh rame begini.  Ya udah tante masuk dulu ya gak usah sungkan ya. "

"Oh iya tante tentu! "

Seru Bagas.

Yuta duduk di samping Booby dengan lesu. Membuat hati naruni milik Booby terbangun, biasanya mah ini orang gak punya hati nurani.

"Kenapa? "

"Siapa?  Gue.  Gue baik aja. "

Ucap Bagas dengan santainya.

"Bukan lo kunyuk.  Yuta bukan lo! "

Saat menoleh ke arah Yuta mereka berdua kaget saat menemukan luka di sudut bibir milik adik temannya itu.

Bad Boy Good Lips Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang