Hari ini Dara akan pergi ke perpustakaan kota bersama Ian. Sebenarnya Dara mengajak untuk ke bioskop mumpung ini hari libur. Tapi tahu sendiri sifat Ian, mana mungkin orang kaya dia mau diajak ke bioskop, alhasil malah Dara nyasar ke Perpustakaan sama Ian.Menurut orang mereka pacaran gak ada romantis romantisnya sama sekali kan? Salah. Kalian semua yang mengira seperti itu salah besar.
Ian memang terlihat pendiam dan acuh tak acuh. Tapi terkadang saat Dara tidak melihatnya dia selalu memperhatikan gerak gerik gadis itu.
Seperti sekarang Dara berjalan mendahului Ian untuk menuju ke perpustakaan kota. Ian memperhatikan bagaimana pacarnya berjalan, rambut panjangnya yang berkibar karena terpaan angin., bajunya yang sering kedodoran serta jalan yang dilalui gadis itu, hal kecil pun seperti benang yang menempel pada bajunya ia akan mengambilnya. Begitulah sifat Ian yang sebenarnya. Ia akan menampilkan sifat aslinya hanya kepada orang orang yang benar benar mengenalnya.
Bibir Ian melengkung, tersenyum melihat cara berjalan Dara yang sangat kegirangan saat bersamanya. Awalnya ia pikir gadis periang seperti Dara tak akan pernah bisa mengurainya, dan bertahan dengannya. Namun semua dugaannya salah. Hubungan mereka sudah melangkah ke 9 Bulan di Bulan lalu. Dan ke 10 Bulan minggu depan.
Ian ingat betul bagaimana sedihnya Dara saat ia mengatakan padanya kalau Dara akan pindah sekolah. Setelah mengatakan hal itu, tiba tiba Dara menangis katanya tak ingin jauh jauh dari Ian. Dan ia juga menyumpah serapahi adik laki lakinya yuta. Itu membuat Ian tersenyum sangkng lucunya tingkah pacarnya itu.
**
"Ian... Ambil in buku dongeng itu dong"
Ucap Dara berbisik tepat di telinga kanan Dara.
Sang empunya telinga langsung berdiri dan mengambilkan buku yang diminta Dara yang berada di rak paling atas. Setelah utu memberikannya kepada Dara yang menerimanya dengan senang hati.
Mereka duduk berhadapan di ruang tengah tempat untuk membaca bagi pengunjung perpustakaan.
Perpustakaan ini lumayan besar, dengan rak rak yang tinggi sampai sampai harus menggunakan tangga untuk mengambil buka yang berada di rak paling atas.
Tidak hanya itu, buku buku disini juga bermacam macam. Selalu di perbarui setiap 1 bulan sekali. Ian sangat sering kesini dan dia sudah hafal dimana tempat buku yang harus ia cari.
"Awwww!! "
Mendengar teriakan itu Ian langsung berdiri dan menatap kursi di hadapannya sudah tak ada orang. Lalu ian mencari Dara di semua lorong buku.
Dan ternyata Dara jatuh terkena tumpukan buku buku.
"Kamu ngapain sih? Kan aku udah balang kalo di perpus itu gak usah banyak tingkah"
Ucap Ian sembari membantu Dara berdiri dan melihat apakah ada luka di bagian tubuh nya itu. Dirasa nihil, Ian memungut buku buku yang jatuh akibat ulah Dara.
Dara melihat punggung Ian yang lebar saat Ian berjongkok di depannya untuk memungut buku buku hasil ulahnya.
Sungguh tenang melihatnya seperti ini. Dara benar benar jatuh Cinta terhadap laki laki di hadapannya ini.
"Malah senyam senyum! Udah ayo pulang"
Tangan kanannya langsung di gengam oleh telapak tangan Ian yang lebih besar dari tangannya, dan menariknya keluar gedung perpus.
"Kamu marah ya? Maaf, soalnya tadi dongengnya jelek, terus aku gak mau ganggu ka... "
"Kalo aku bilang itu di dengerin bisa gak sih Dar? Kalo kamu kepengin ganti buku itu bilang aku. Kan jadinya kaya tadi. "
Ian tampak marah namun sebenarnya tidak. Ian tak marah sama sekali, ia hanya khawatir terhadap gadisnya. Takut ia akan sakit tertumpuk buku buku tebal dan membuatnya bahan lelucon orang lain. Ian tak suka itu.
"Maaf. "
Hanya kata itu yang mampu di keluarkan oleh bibir mungil Dara yang sekarang tengah menundukkan kepalanya.
" udah ayo pulang. "
Lagi lagi tangannya di tarik begitu saja.
**
Suara dentuman musik yang begitu kesar, bau alkohol dan rokok dimana mana. Bagas tengah nongkrong dengan teman temannya di markas mereka.
Malam ini mereka berpesta untuk merayakan kemenangan mereka saat tawuran dengan musuh bebuyutan mereka, Swag cs. Bagas cs dan mereka memang tak pernah akur sama sekali.
Mereka bisa saja mulai tawuran hanya karna ejekan ejekan yang gak bermutu, senggol antar anggota, dan tentunya harga diri. Mereka memang gila harga diri, di ejek dikit pukul sana pukul sini.
Pernah waktu itu Bagas masuk rumah sakit dengan luka sayatan pisau di lengannya. Mereka tak akan pernah berbaikan mengingat dendam yang tak pernah usai di hati Bagas.
Jam sudah menunjukkan pukul 8.00 pagi. Bagas membuka matanya melihat seisi rungan markas mereka sudah seperti kapal pecah.
Meninggat bagaimana mereka berpesta semalam, tentu hal seperti ini akan terjadi. Botol alkohol dimana mana. Puntung rokok tersebar di beberapa sudut. Tissue yang tergeletak di lantai.
Dan teman temannya yang tidur di sembarang tempat. Ini sunggu mirip dengan kandang kambing, dan jangan tanya kambingnya siapa. Tentu Bagas cs.
Bagas membuka resleting celananya dan mengeluarkan semua isi kantong kemihnya. Setelah selesai membuang hajatnya ia langsung bergegas membangunkan teman temannya.
"Bangun.. Bangun... Kta bersihin nih tempat! "
Perintahnya.
Ya walau mereka berandalan, tapi tetap Cinta kebersihan.
Sudah hampir satu jam mereka membersihkan markasnya. Ada yang bersihin jendela, ngepel lantai, cuci piring, mungut sampah, dan lainnya. Padahal di rumah enggak pernah tuh bersih bersih rumah.
"Kita tuh seharusnya dapet penghargaan nakal tapi Cinta bersih! Wuiiihh"
Ucap Rey salah satu anggota Bagas cs.
"Mandi aja kadang lo !"
Ucap yang lain.
Sontak membuat semua tertawa dengan tingkah temannya itu. Ini yang selalu di kangenin Bagas saat bersama temannya. Terserah orang mau bilang apa
tentang teman temannya. Menurutnya mereka lah yang selalu ada untuk Bagas.**
"Gas, gue nitip kopi satu dah,"
Ucap Rey
"Siap. Oke udah gak ada yang nitip lagi? Gue pergi dulu"
Ucap bagas.
Bagas mengendarai motornya melewati kepadatan jalan dengan kecepatan yang lumayan tinggi berhenti di depan supermarket.
Memilih semua yang teman teman-temannya mau dan cilan untuk di markas.
Saat sudah di kasir, Bagas lupa pesenan kopi Rey, alhasil dia kembali lagi dan mencari kopi yang di inginkan Rey.
Masih ada satu, saat Bagas ingin mengambilnya...
"Eh mbak. Kan saya duluan mbak! "
"Siapa cepat dia dapat"
"Resek lu! "
"Loh emang saya salah? "
"Cewek emang selalu bener"
Tapi saat Bagas sedang memilih kopi yang lainnya, dia ingat sesuatu.
"Kaya familiar gitu yak sama mbaknya tadi... "
Gumamnya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Good Lips
CasualeGara gara pindah sekolah, hati yang awalnya hanya milik laki laki yang di anggapnya Cinta pertamanya.... Berpaling ke orang lain yang sifatnya jauh dari Cinta pertamanya... Malah bisa dikatakan 180%. Warning : ⚠ bahasa non baku.. Jika sudah memb...