(24) Antara Elvan dan Feby

6.7K 325 12
                                    

"Dari mana lo?" Tanya seorang gadis dengan nada sinis

Lelaki itu menghentikkan langkah nya dan berbalik menatap sumber suara "Bukan urusan lo" jawab nya sarkastik

Wajah Feby seketika berubah jengkel "Gue ade lo"

Elvan berbalik, melanjutkan perjalanan menuju kamar nya seraya berkata "Baru ngakuin"

Feby terdiam sebentar "Tadi ka Tiffany ke sini" ucap nya dengan suara dan nafa bicara yang normal

Sang kakak mendengar apa yang barusan diucapkan oleh adik nya. Namun ia memilih untuk tidak peduli dan tidak menggubris sama sekali.

Di kamar nya, Elvan melemparkan sembarang jaket nya. Lalu ia menjatuhkan tubuh nya ke atas kasur empuk berukuran king size milik nya.

Memjamkan mata sambil mengatur deru napas dan detak jantung adalah pilihan yang terbaik untuk saat ini.

Tadi dia habis bertemu dengan seorang gadis di sebuah kafe. Ucapan gadis itu masih terus terngiang di kepala Elvan.

Ia tidak bisa berpikir apa yang harus dilakukan nya sekarang. Semua yang telah terjadi, itu semua sebagian dari kesalahan Elvan dan kesalahan masa lalu Jessie.

Elvan hanya bisa berharap semua nya akan balik seperti semula atau bahkan lebih baik dari sebelum nya.

Layar ponsel lelaki itu menyala, terdapat notifikasi pertanda pesan masuk di sana. Ia pun langsung meraih ponsel dan membaca pesan yang tertera di sana.

Kayla :
Gue harus balik sekarang, kak Leo kecelakaan. Ikutin apa kata hati lo, gue yakin lo bisa ngelakuin yang terbaik buat semua nya 😊

Elvan menghela napas pasrah, ponsel nya ia lempar ke sembarang arah. Untung nya kamar Elvan didominasi dengan barang-barang dengan tekstur yang empuk dan lembut.

¤¤¤

Sekarang Elvan sedang mengeringkan rambut nya yang basah dengan handuk. Setelah memiliki banyak pikiran, ia pikir mandi ditambah keramas akan membuat nya merasa lebih baik. Ia pun duduk di tepi kasur sambil terus mengeringkan rambut nya.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya. Dengan malas lelaki itu menyahut "Masuk"

Pintu pun terbuka, di situ terdapat adik satu-satu nya yang sedang memasang wajah damai tanpa dosa. Berbeda sekali jika Feby sedang bersama Tiffany atau berantem dengan musuh nya. Ralat, yang gadis itu anggap musuh.

"Dia mau ngajak lo dinner" ucap nya to the point

Elvan terdiam sejenak. Ia berpikir siapa yang dimaksud oleh adik nya, Feby. Sebelum akhir nya ia menjawab,

"Gue kenyang" jawab nya singkat

"Bang" panggil Feby dengan memohon

Lelaki itu tidak berniat untuk menjawab meski dengan ogah-ogahan sekali pun. Sampai akhir nya sebuah ide mampir di kepala nya.

"Dengan satu syarat"

Feby menautkan kedua alisnya dengan maksud bertanya meminta penjelasan. Elvan yang mengerti maksud adik nya itu kembali melanjutkan perkataan nya.

"Lo dan Tiffany ga boleh ganggu Jessie lagi"

¤¤¤

Kini kedua orang itu sedang duduk berhadapan dengan sebuah meja sebagai penghalang. Lelaki itu benar-benar terlihat sedang gusar, berbeda dengan sang gadis yang tidak sabaran dan terheran-heran sekaligus penasaran dengan lelaki di hadapan nya ini.

"Van" panggil nya dengan lembut, terdengar sedikit memohon

Lelaki itu menatap ke samping, ke luar jendela yang memperlihatkan suasana di luar restaurant terkenal di Jakarta pada malam hari.

Tangan gadis itu bergerak perlahan mencoba untuk menyentuh tangan si lelaki. Tinggal beberapa centi lagi, Elvan dengan sengaja nya sok merapikan rambut nya yang sebenarnya tidak berantakan.

Seorang pelayan datang membawa pesanan. Hal itu benar-benar menyelamatkan Elvan dari situasi yang tidak nyaman untuk nya.

"Mas, mba ini pesanan nya" ujar si pelayan seraya meletakkan piring dan gelas berisi hidangan yang siap di santap di atas meja

Setelah itu, pelayan pergi. Tanpa babibu, Elvan langsung menyantap makanan nya dalam diam. Tiffany hanya bisa menghela napas bosan, ia lelah dengan sikap Elvan pada dirinya. Ia pun memutuskan untuk menyantap makanan nya sambil menggerutu dalam diam.

Suasana dinner antara Elvan dan Tiffany biasa saja. Sikap Elvan yang dingin dan cuek pada Tiffany, begitu juga sikap Tiffany yang tidak ingin membuat Elvan semakin risi dan meninggalkan nya di restaurant sendiri. Itu jauh dari apa yang diharapkan oleh Tiffany.

Sudah terlalu lama Tiffany merasakan perasaan spesial kepada Elvan. Lelaki yang sering menghantuinya sampai membuat Tiffany melupakan kodrat nya sebagai seorang perempuan yang harus nya menjaga harga diri dan nama baiknya.

Tiffany sayang Elvan. Tapi Elvan sayang Jessie.

¤¤¤

Hoalah maaf sedikit ya😅 maaf juga klo bnyk typo😅 itu manusiawi gaiss😂 vote and coment gaiss😊 gimana? Makin seru ngga cerita nya? Coment nya dong biar aku bisa belajar dari kesalahan dan menjadi lebih baik😂 issh😅

Chapter ini spesial Elvan dan Tiffany. Msh banyak rahasia lain dari masa lalu mereka yang bakal terbongkar satu persatu. Ikutin terus setiap chapter nya😊 see you di next chapter😉

Yes, I'm Bad Girl ✅ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang