Seorang gadis berjalan menyusuri taman. Matanya menatap sekeliling dengan wajah yang celingukkan. Raut wajahnya pun terlihat penuh harap bahwa ia akan menemukannya di sini.
Jauh dari perkiraan, mata gadis itu justru menangkap seorang lelaki yang berdiri tak jauh di depannya. Ia terkejut, tak lama setelah itu berlari mengampiri lelaki yang ternyata juga menyadari keberadaan dirinya di sini.
"Van?" gadis itu berucap pelan dengan sepasang mata yang enggan terlaihkan.
Lelaki yang di tatapnya, balik menatap dirinya dengan tatapan yang sulit diartikan. Namun kekecewaan begitu kentara di wajah tampannya.
Ia memalingkan wajahnya dan hendak melangkah pergi dari sana, menjauh dari gadis yang lebih dulu pergi meninggalkan dirinya.
"Van, wait." pinta gadis itu seraya mencekal pergelangan tangan lelaki yang ternyata adalah Elvan.
Dengan malas, Elvan melirik ke tangannya yang dicekal oleh tangan gadis itu, beralih pada wajah si pemilik tangan tadi.
"Plis." ucap gadis itu lirih tanpa mempedulikan tatapan Elvan yang enggan disentuh olehnya.
Waktu berjalan terasa begitu cepat. Kecanggungan sudah agak mereda. Gadis itu cukup pandai mengendalikan situasinya.
"Sekali lagi, gue minta maaf ya udah mengakhiri hubungan kita dengan cara yang ga semestinya." ujar gadis itu penuh sesal.
Elvan medengus pelan, "Ga usah dibahas lagi Nat, gue juga udah lupa." balas Elvan dingin.
Natasya. Gadis yang pernah ada di masa lalu Elvan. Gadis yang menjadi salah satu alasan kenapa Elvan dan Jessie tidak lagi menjalin persahabatan.
"By the way, lo sendirian?" tanya Elvan dengan ekspresi yang kembali terlihat santai, terlebih dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku celananya.
Natasya mengangguk, "Yap." jawab ia sekenanya. "Lo mau nemenin gue?" Natasya balik bertanya.
Entah kenapa kelopak mata Elvan berkedip lebih cepat dari biasanya, ekor matanya pun bergerak ke sana kemari seperti orang yang berusaha menyembunyikan kegugupan.
"Gue sih ga keberatan." kata Natasya lagi sembari menghendikkan kedua pundaknya dengan raut wajah tanpa beban.
Mereka pun jalan berdampingan menyusuri taman. Kali ini bukan lagi diiringi penjelasan kenapa Natasya pergi saat itu dan meninggalkan Elvan begitu saja.
Pembicaraan yang lebih ringan di bawah hamparan langit dan awan yang terlukis indah, menambah pesona taman yang memanjakan indra penglihatan.
Tanpa sengaja, sepasang mata Natasya kembali menangkap seseorang. Kali ini orang yang tepat, yang menjadi alasan kenapa ia berada di sini sekarang.
"LEO?!" sontak Natasya memanggil orang itu dengan suara yang cukup keras dan penuh peringatan.
Terlebih saat menyadari di hadapan Leo berdiri terdapat seorang gadis sehingga membuat Natasya semakin gondok dibuatnya.
Dengan langkah lebar dan tergesa-gesa, Natasya menghampiri Leo. Disusul oleh Elvan di belakangnya.
"Lo ngapain di sini?" tanya Natasya dengan nada menghardik setelah ia berada di antara Leo dan gadis yang berhadapan dengan lelaki itu.
Meski begitu, Natasya belum mengetahui siapa gadis yang bersama dengan tunangannya. Karena ia sendiri lebih mementingkan Leo terlebih dahulu.
"Lo sendiri ngapain di sini?" tanya Leo dengan sinis.
Harusnya Natasya menyadari sejak awal, kalau tunangannya itu tidak pernah menyimpan rasa barang sedikit pun kepadanya. Jujur, Natasya terkadang bertanya-tanya sebenarnya siapa gadis yang sudah memenuhi ruang di hati Leo. Sampai tak ada lagi kesempatan bagi Natasya untuk menyelinap masuk ke dalam relung hati sang tunangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'm Bad Girl ✅ (REVISI)
Novela Juvenil"Gue bingung cinta sama siapa, masa iya gue punya suami dua." - Agatha. Agatha Jessie Villincia Jhonson, bad girl di sekolahan yang dimiliki oleh ibunya sendiri. Hobinya membantah guru, bolos pelajaran ataupun tidur di kelas. Ia juga sering pergi k...