"Kita mau kemana?" tanya Jessie setelah beberapa lama saling diam.
"Cari sesuatu." jawab Leo sok misterius.
"Apa?" Jessie penasaran.
Bukannya langsung menjawab, Leo malah menoleh pada Jessie, tersenyum kemudian menjawab, "Bahagia."
Jessie semakin tidak mengerti. Namun ia memilih untuk tidak peduli. Rasa canggung benar-benar menyelimuti diri.
"Lo kenapa sih, Tha? Kayak yang ga suka gitu?" kini giliran Leo yang bertanya.
Jessie tertegun mendengar dirinya lagi-lagi dipanggil Tha.
"Harusnya gue yang nanya. Lo kenapa tiba-tiba di sini? Kalo calon istri lo tau gimana? Lo mau gue mati?" cerocos Jessie dengan banyaknya pertanyaan.
Leo mengusap wajahnya, "Gue percaya, bikin lo mati ga akan semudah menjentikkan jari." jawab Leo, "Lagi pula, Natasya itu ga ada apa-apanya buat lo kan?" secara tidak langsung memuji Jessie.
"Berisik lo ah." ucap Jessie sambil menatap lurus ke luar jendela, ia melipat kedua tangannya dengan raut wajah bete yang begitu kentara.
Hening.
"Natasya udah bukan siapa-siapa gue lagi." celetuk Leo terdengar serius.
Jessie cukup terkejut, tapi ia tidak akan percaya dengan mudahnya. Tanpa Leo ketahui, ekor mata Jessie melirik ke setir. Mengamati cincin yang sebelumnya menghiasi jari manis Leo.
Anjir, gue ga salah liat kan? - pikir Jessie dengan mata yang terbelalak tanpa bisa disembunyikan.
Posisi duduk Jessie berubah menyerong, "Leo, lo serius?" tanya Jessie memastikan.
Leo tidak mempedulikan pertanyaan Jessie barusan. Ia malah menepikan mobilnya. Kemudian menoleh pada Jessie, menatap lekat kedua bola mata indah milik gadis yang sangat disayanginya.
Telapak tangannya tergerak mengusap puncak kepala Jessie. "Mulai hari ini, gue akan selalu ada buat lo seperti dulu." ujar Leo dengan lembut.
Seketika semburat merah merona menjalar di kedua pipi Jessie. Raut wajah ceria begitu kentara. Tanpa Leo duga, gadis yang bersamanya itu langsung berhambur memeluk Leo.
"Sumpah demi apapun gue bahagia banget bisa bareng lo lagi, gue sayang banget sama lo. Please stay here, Leo." ucap Jessie tanpa titik koma saking bahagianya.
Matanya terpejam, ia takut kalau ini semua hanya mimpi indah saja. Ia tak sadar apa yang baru saja dikatakan, semua itu berasal langsung dari hatinya.
"Gue juga sayang sama lo, Agatha." balas Leo beberapa detik kemudian, tepat di dekat telinga Jessie.
Sontak gadis itu melepaskan lingkaran lengannya pada Leo. Ia merapikan seragam dan posisi duduknya. Singkatnya, Jessie salah tingkah.
Dalam waktu yang sama, namun di bagian bumi yang berbeda, seorang gadis sedang memperhatikan layar ponselnya. Terdapat sebuah jalanan dan titik yang menjadi pusatnya.
Rupanya ia sudah memasang GPS pada ponsel seseorang agar terhubung dengan ponselnya.
"Dari SMA Pelita Harapan, terus ke jalan." ucapnya entah pada siapa, "Target tepat sasaran." ia merasa puas.
Dalam beberapa waktu ke depan, permainan busuknya akan dimulai.
¤¤¤
Mobil Jessie terparkir di dekat sebuah wahana permainan. Setelah keduanya keluar dari mobil, tulisan Dufan menyambut mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'm Bad Girl ✅ (REVISI)
Fiksi Remaja"Gue bingung cinta sama siapa, masa iya gue punya suami dua." - Agatha. Agatha Jessie Villincia Jhonson, bad girl di sekolahan yang dimiliki oleh ibunya sendiri. Hobinya membantah guru, bolos pelajaran ataupun tidur di kelas. Ia juga sering pergi k...