Kaki Alan menurunkan standar motornya. Tanpa disuruh, Feby sudah turun dari motor kakanya itu. Dengan memegang kedua bahu Alan sebagai tumpupun. Alan menaruh helm di atas motor, lalu berjalan berdampingan dengan Feby memasuki bangunan besar.
Feby menatap sekelilingnya. Agak seram, itu yang ia pikirkan. Namun setelah Alan membuka pintu, betapa terkejutnya gadis itu melihat TV, Kulkas, bahkan kasur yang ada di dalam sana.
Kaki kanan Feby hendak menginjak area dalam basecamp, tapi seseorang yang hendak keluar membuat Feby mematung sebentar.
Sepasang mata Feby menatap lekat wajah lelaki itu. Tanpa ia sadari, Alan sudah mendahuluinya sejak tadi. Lelaki yang tidak dikenalnya itu, balik menatap Feby.
*Flashback on (Chapter 3)
Feby teringat pada kejadian dimana ia sengaja menabrak tubuh Jessie. Suasana kelab dengan dentuman musik yang menggema, menjadi iringan para manusia melenggak-lenggokan tubuhnya. Menjadi alasan kenapa Feby berbicara dengan suara yang kerasa saat itu.
"LO TINGGAL MINTA MAAF APA SUSAHNYA HM?!" seorang lelaki geram dengan tingkah gadis yang menurutnya tidak tahu diri.
"SIAPA LO IKUT CAMPUR URUSAN GUE?" balas Feby.
"GUE ALEX, BILANG AJA KALOMAU KENALAN." ledek Alex sembari menyunggingkan senyum miring.
Feby bergidik ngeri mendengar ucapan Alex yang ke-PD-an.
*Flashback off.
"Feb, ngalain lo bengong di situ?"
Feby mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia celingukan, sudah tidak ada lelaki itu lagi. Yang ada hanya Alan dengan tatapan heran.
"Wuih, cewek baru Lan?" tanya Kiki sembari menaik-turunkan alisnya.
Salah satu sudut bibir Alan tertarik ke atas, ia tersenyum miring.
"Gue Feby, adiknya Alan." ujar Feby memperkenalkan diri.
Sebenarnya Feby pernah bertemu dengan teman-teman Alan ini. Saat ia hendak menolong sang Kakak yang dihajar oleh mereka waktu di rumah duka. Namun sepertinya, teman-teman Alan sedang tidak fokus.
"Wuih, berani." celetuk teman yang lain, wajahnya terlihat mencurigakan.
Tawa terdengar di ruangan ini. Waktu terus berjalan, tidak butuh waktu lama bagi Feby untuk beradaptasi di lingkungan ini. Ia ikut menonton televisi sambil memakan chiki yang tersedia.
"Feb, lo kenal Jessie?" tanya Reno.
Feby menatap Reno sambil mengunyah chiki yang sudah masuk ke dalam rongga mulutnya, "Iya," jawab gadis itu sekenanya.
"Kalo Natasya, kenal?" Oki ikut bertanya.
"Ceilah Oki, lo cinlok ya sama cewek barbar itu?" ledek Kiki seraya menyenggol pengan Oki. Posisi duduk mereka bersebelahan.
"Bacot!" tukas Oki kesal.
Feby menautkan kedua alisnya, raut wajahnya menggambarkan bahwa gadis itu sedang berpikir, "Kayaknya gue pernah denger, tapi ga kenal." kata Feby labil, "Kali Tiffany, gue kenal." tambahnya.
Gerry melempar kacang ke sembarang arah, "Oh, cewek yang jadi dalang waktu ngejebak Jessie?" tanyanya sinis.
Deg.
Feby tertegun sejenak. Ekor matanya menatap Alan yang duduk di pojokan bersama Ziko dan Justin. Asap rokok mengepul di udara sekitar mereka.
"Umm," Feby bergumam tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'm Bad Girl ✅ (REVISI)
Fiksi Remaja"Gue bingung cinta sama siapa, masa iya gue punya suami dua." - Agatha. Agatha Jessie Villincia Jhonson, bad girl di sekolahan yang dimiliki oleh ibunya sendiri. Hobinya membantah guru, bolos pelajaran ataupun tidur di kelas. Ia juga sering pergi k...