Mentari mengintip dari cakrawala, sinarnya sampai ke jendela kamar seorang lelaki tampan bernama Leornado Vincent. Siulan burung terdengar di sekitar kamar, menjadi alarm yang menyadarkan Leo dari tidur malam. Dari mimpi buruk yang kemarin ia rasakan seharian.
Kelopak matanya perlahan terbuka, memamerkan iris mata coklat yang begitu kentara. Kali ini, Leo merasa tidurnya lebih nyaman dari hari-hari sebelumnya.
Akhirnya, kisah pahit yang Leo alami beberapa tahun belakangan ini akan menemukan endingnya.
Kedua tangan Leo menekuk ke atas, diletakkan di belakang kepala sebagai bantalan. Ia belum berminat beranjak dari ranjang. Matanya menatap lurus ke langit-langit kamar.
Sewaktu di Paris dulu, hidup Leo tak menentu. Ia memang memiliki sesuatu yang dituju, tapi itu merupakan keinginan sang Papa. Tidak ada gadis yang berani dekat dengan Leo karena Natasya yang selalu bersamanya.
Meski Natasya selalu berada di dekat Leo, tetap saja tidak ada perasaan yang tumbuh sedikitpun dalam diri Leo terhadap Natasya. Mungkin raganya berada di dalam dekapan Natasya, tetapi hati Leo selalu tertuju pada Agatha-nya.
*Flashback on
"Baik kalo itu keputusan kamu." ucap Vincent.
"Papa kasih kamu waktu satu bulan di Indonesia. Setelah itu, kamu harus pergi ke California." putus Vincent tidak bisa ditawar lagi.
Leo terdiam dalam arti menyetujui.
"Leo, Papa begini karena Papa sayang sama kamu. Papa mau kamu sukses seperti Papa." ucap Vincent dengan nada bicara yang merendah, pria itu terlihat mengalah.
Sania dan Kayla hanya diam menyimak.
"Papa tidak ingin nasib kamu nanti sama seperti keluarga Agatha, apalagi kalau kamu jadi sama dia." tambahnya dengan rait wajah kecewa.
"Jangan pernah menghina keluarga Villincia." Leo memperingatkan.
Vincent tertawa, "Kenapa? Oh sudah bukan keluarga Jhonson lagi ya, Papa lupa." sungguh, Vincent benar-benar meremehkan.
*Jhonson adalah nama belakang Charles-Papanya Jessie. Sementara Villincia itu nama belakang Chealse.
*Flashback off
Toktoktok..
Suara ketukan pintu telah menyadarkan Leo kembali ke dunia nyata. Ia menghela napasnya.
"Sebentar," sahut Leo.
Lelaki itu beranjak dari tempat tidur. Dengan malas, ia menuju pintu dan memutar kenopnya. Kemudian tangannya menarik kenop pintu sehingga terbuka.
Di balik papan kayu itu, sudah berdiri Kayla dengan nampan berisi sarapan untuk sang Kakak.
"Good morning," sambut Kayla dengan senyum di antara mata sembab akibat nangis semalaman.
Leo hanya membalas dengan senyuman tipis. Lalu ia mempersilakan adik kandungnya itu masuk ke dalam.
"Mata lo bengkak," ujar Leo ketika sedang menyantap sarapan, di temani Kayla yang duduk di sofa kecil yang ada di dalam kamar Leo.
Kayla menghendikkan bahunya, "No problem." ucapnya santai.
Setelahnya, Leo hanya mengangguk paham sembari mengunyah sandwich buatan Kayla. Keduanya terdiam, asyik berkelana dalam lamunan masing-masing.
"Kak, gue bakal ikut lo." ucap Kayla tiba-tiba memberi tahu.
Leo menghentikan pergerakan tangan yang hendak meminum segelas susu. Ia menatap Kayla dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'm Bad Girl ✅ (REVISI)
Fiksi Remaja"Gue bingung cinta sama siapa, masa iya gue punya suami dua." - Agatha. Agatha Jessie Villincia Jhonson, bad girl di sekolahan yang dimiliki oleh ibunya sendiri. Hobinya membantah guru, bolos pelajaran ataupun tidur di kelas. Ia juga sering pergi k...