(2) I'm a bad girl?

23K 885 13
                                    

Tak terasa sudah dua jam Jessie berdiam diri di kelas, duduk menatap papan tulis tanpa minat. Matanya sayup menahan kantuk yang terus hinggap. Sebagian besar murid di kelas sudah meletakkan wajahnya di atas meja, memanfaatkan tangan mereka sebagai bantalan.

Bel pergantian pelajaran berbunyi, membuat beberapa siswa meregangkan otot mereka. Sungguh, tidur di bawah jam sepuluh merupakan nikmat yang luar biasa.

"Pagi, anak-anak." ucap Intan-- guru Biologi yang baru saja duduk di kursinya.

"Pagi, Buu.." jawab mereka malas.

Intan menggelengkan kepalanya melihat para siswa sudah sembab menahan kantuk padahal waktu masih menunjukan pukul 9 pagi.

"Hari ini kita akan membahas mengenai perkembangbiakkan," ujar Intan, "Buka buku paket kalian halaman 197." titahnya yang dituruti oleh siswa-siswi dalam kelas ini meski dengan berat hati, karena mereka benar-benar mengantuk saat ini.

Buku paket sudah berada di hadapan mereka, kecuali ...

"Jessie, kemana buku paket kamu?" Tanya Intan yang menyadari gadis yang duduk di barisan depan ini tidak membawa buku paketnya.

"Gak dibawa, Bu." Jessie menjawab singkat.

Karin penasaran, "Gak dibawa atau gak kebawa?" Tanyanya memastikan.

"Gak dibawa, Karinnnn." jawab Jessie yang gemas pada Karin.

"Jujur banget elah," cibir Glen yang kini sedang duduk santai dengan kedua kaki di naikkan di atas kursi sebelahnya.

Glen duduk sendiri di barisan belakang. Sebenarnya ia bisa duduk dimana saja sesuka hatinya.

"Dih, gak suka lo?!" sinis Jessie.

Meskipun Glen merupakan teman dekat Jessie, keduanya memang sering terlibt perdebatan. Glen yang usil dan Jessie yang sensian.

Intan yang semula hanya memperhatikan, akhirnya pun turun tangan, "Sudah-sudah, Jessie kenapa kamu tidak bawa?" Tanya Intan sekali lagi.

Jessie berdecak malas, "Berat Bu, nanti saya gak tinggi-tinggi." celetuknya yang membuat satu kelas tertawa.

"Udah takdir kali, Jes." celetuk Dino sembari mengucek matanya, lelaki tersebut sempat tertidur sampai gelak tawa membuatnya terjaga.

"Sabar Jes, gue tetep sayang kok." kata Genta memperiuh suasana.

"Modus lo, Ta." ledek Miko.

Di saat-saat seperti ini, saat dimana bisa menghilangkan rasa kantuk yang melanda. Para siswa dan siswi di kelas pun memanfaatkan situasi dengan menyahuti satu sama lain.

Pelajaran pun berlanjut dengan Jessie tanpa buku paketnya. Dengan senang hati, Bella berbagi meskipun ia tahu betul Jessie tidak akan memperhatikan.

Ditengah-tengah pelajaran, Intan selesai menjelaskan materi kemudian bertanya 'adakah hal yang tidak dimengerti dan ingin ditanyakan'.

Sebuah tangan putih nan mulus terlihat oleh seisi kelas.

"Silahkan Jessie," Intan mempersilahkan.

Jessie berdeham sekilas, berusaha menyembunyikan senyum jahilnya, "Bu, kita lagi bahas mengenai perkembangbiakanan, gimana cara kita bisa lahir dari awal, jelaskan secara detail Bu karena saya belum paham soal itu." ucap Jessie dengan polosnya, ralat sok polos.

Intan geleng-geleng kepala, membuat Jessie mengeryit heran. Walau sebenarnya ia tak kuasa menahan tawa.

"Woi Jes, sini gue jelasin." teriak Glen dari belakang, ia paham betul arah pertanyaan Jessie.

Yes, I'm Bad Girl ✅ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang