"Jadi lo udah tunangan?" tanya Tiffany yang kini sedang berjalan beriringan dengan Natasya berdua.
Natasya mengangguk kuat sebagai jawaban. Diam-diam, Tiffany berusaha menyembunyikan senyum kemenangan.
Jari manis tangannya sengaja Natasya perlihatkan pada Tiffany, untuk sekedar memberi tau bahwa di situ telah melingkar sebuah cincin yang begitu manis dan pas di jarinya.
"Gue berharap semoga lo selalu bahagia." ucap Tiffany kemudian tersenyum tulus.
Natasya pun membalas senyum.
Suara derap langkah sepatu, membuat kedua gadis itu saling tatap secara spontan. Di koridor sepi saat jam pelajaran seperti ini, jarang-jarang ada orang berlalu lalang.
"Jessie." nama itu lolos begitu saja dari bibir mungil Natasya.
Dengan suasana hening dan sunyi, Jessie langsung menghentikkan langkahnya kala mendengar seseorang menyebut namanya.
Ia langsung mendongakkan kepalanya, setelah sebelumnya fokus pada gelang-gelang yang menghiasi pergelangan tangannya.Ia terpaku, kala sepasang matanya bertemu dengan sepasang mata milik Natasya.
"Jes," panggil Natasya yang menyadari Jessie kembali melangkahkan kakinya dengan lebih cepat dan melewati dirinya.
Acuh, Jessie tidak peduli dengan kehadiran gadis itu lagi. Gadis yang dulu menjadi dalang di balik hancurnya persahabatan ia dengan Elvan.
Tiffany hanya terdiam, menjadi penonton dari drama dadakan. Padahal, ia yang harusnya lebih bertanggungjawab atas semuanya. Karena dia, yang tanpa bosan merancui otak Natasya untuk membenci Jessie.
Natasya samlai berbalik karena Jessie telah melewatinya dan berjalan jauh di depannya kini.
"Leonardo Vincent."
Nama itu. Jessie kembali menghentikan langkahnya seketika kala telinganya mendengar nama yang baru saja diucapkan oleh Natasya.
Natasya menghembuskan napasnya. Ia berhasil membuat Jessie mau mendengarinya.
"Gue ga tau ada apa diantara kalian. Yang gue tau, Leo majang foto lo dan dia di kamarnya." ucap Natasya memberi tahu.
Jessie berbalik, mencoba tegar dengan menatap tepat di bola mata Natasya. Meski tubuhnya mulai gemetar, ia tetap memaksakan diri untuk tetap tegar. Karena nama Leo, membuat dirinya menjadi rapuh seketika.
Natasya menarik napas dalam, "Dia ga pernah jawab apa-apa di saat gue tanya ada hubungan apa dengan gadis di foto itu. Dan gue harap, lo bisa kasih gue sesuatu." ucap Natasya lagi.
Beberapa saat kemudian, Jessie mengalihkan tatapannya ke arah lain, sembari menarik dan menghembuskan napasnya. "Bukan urusan lo, dan lo ga perlu tau soal itu." ucap Jessie dengan dingin.
Natasya tersenyum sekilas, "Harus, karena gue tunangannya." ucap Natasya dengan angkuh sembari mengangkat jari manis tangan kanannya.
Cincin itu berhasil menarik fokus Jessie. Bayangan yang diterima oleh matanya, langsung mengalir ke saraf-saraf otaknya, membuat kepalanya terasa sakit seketika. Tubuhnya melemas, mengetahui fakta yang tak pernah ia duga.
"Gadis di foto itu bukan gue." ucap Jessie dengan dinginnya, kemudian berlalu pergi.
Tiffany menghela napas setelah menyaksikan adegan tadi. Hatinya merasa puas, mengetahui bahwa Jessie kembali merasakan sakit hati lagi.
"Emang Jessie punya kembaran, ya?" tanya Tiffany bermaksud basa-basi.
Tiffany menghendikkan bahunya, "Ntah." jawabnya acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'm Bad Girl ✅ (REVISI)
Roman pour Adolescents"Gue bingung cinta sama siapa, masa iya gue punya suami dua." - Agatha. Agatha Jessie Villincia Jhonson, bad girl di sekolahan yang dimiliki oleh ibunya sendiri. Hobinya membantah guru, bolos pelajaran ataupun tidur di kelas. Ia juga sering pergi k...