"Gimana keadaan adek lo?" Reno, Oki, dan Kiki alias tiga serangkai datang ke rumah Ziko.
Ziko menuntun teman-temannya ke ruang tamu, "Ada di kamar." jawabnya beberapa lama.
"Ga usah sungkan, anggap aja rumah sendiri." kata Oki dengan watados sambil meraih biskuit di atas meja.
"Bacot elah." celetuk Reno yang paling waras di antara kedua temannya.
Tidak lama perdebatan dimulai, Ziko telah kembali diikuti Alex dengan langkah tertatih. Rasa pegal dan perih akibat dikeroyok para penjahat kemarin, cukup menyiksa Alex hingga sekarang ini.
Ziko duduk di sofa single yang berdempetan dengan sofa yang ditempati Kiki. Sedangkan Alex bergabung dengan Reno dan Oki.
"Sakit?" tanya Oki seraya menyentuh memar di pipi Alex.
"Argh," Lex mengerang menahan sakit.
"Alah, lebay." cibir Oki sambil menampol wajah Alex.
Mata Ziko terbelalak, "Heh tai!" umpatnya.
Kiki terbahak menonton adegan tadi. Begitu juga dengan Reno yang tersedak, kebetulan ia sedang menyesap teh hangat yang disajikan oleh Ziko.
Mereka membicarakan tentang apa saja, seolah tak pernah kehabisan kata-kata. Apalagi kejadian kemarin, membuat para lelaki ini sudah seperti ibu-ibu yang doyan bergosip.
"Cewek kemarin cantik anjir, tapi sayang sakit jiwa." kata Reno saat membahas kejadian kemarin.
Oki tertawa sinis, tangannya meraih secangkir teh kemudian menyeruput dengan nikmat.
"Untung aja, lo jago lempar pisau." ujar Kiki pada Oki.
"Kalau aja lo ga ngelakuin itu, si cewek barbar bisa nekat ngedorong Jessie ke jurang." tambah Ziko.
Dengan bangga, Reno menepuk keras bahu temannya, "Next time, ajarin gue lempar pisau bareng bokap lo yak." rayunya sembari menaik turunkan kedua alis.
"Ntar, kalo udah wisuda." jawab Oki berlaga sombong.
Alex sebagai yang paling muda, hanya diam menyimak sambil sesekali menyantap cemilan yang tersedia di atas meja.
"Masih lama tai." celetuk Ziko sambil melempar kacang polong kepada Oki.
"Apaan sih lo Zik, dari tadi tai-tai mulu." omel Kiki yang kurang suka mendengar kata menjijikan itu.
Derai tawa terdengar dari Alex, "Sana lu ke kamar mandi, udah tiga hari juga ga nabung lagi." kata Alex membuka aib.
"Ga usah buka kartu anying." Ziko memberi pelototan gratis kepada sang adik.
Tidak ingin menjadi bulan-bulanan, Ziko pergi ke belakang. Bukan ke kamar mandi, melainkan ke dapur untuk mengambil beberapa camilan lagi.
"Lex, lo ada rasa ya sama Jessie?" tanpa diduga, pertanyaan itu terlontar dari mulut Kiki.
Refleks Alex tertawa, "Rasa apa? Stroberi?" ia bercanda.
"Alah, ta-" Oki belum sempat menyelesaikan ucapannya.
"Lo mau nyusul Ziko?" tanya Kiki dengan tatapan mematikan. Oki malah menunjukkan deretan giginya.
"Tapi serius deh," Reno mengambil alih pertanyaan Kiki, "Udah kedua kalinya lo babak belur demi Jessie." ketiga lelaki yang sudah lulus SMA itu, menatap Alex penuh selidik.
Merasa terpojokan, Alex menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ngga," jawabnya mencurigakan.
¤¤¤
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'm Bad Girl ✅ (REVISI)
Ficção Adolescente"Gue bingung cinta sama siapa, masa iya gue punya suami dua." - Agatha. Agatha Jessie Villincia Jhonson, bad girl di sekolahan yang dimiliki oleh ibunya sendiri. Hobinya membantah guru, bolos pelajaran ataupun tidur di kelas. Ia juga sering pergi k...