Jessie memutar bola matanya ketika melihat siapa yang baru saja membentaknya. Ia pun mendorong lengan Tiffany yang sedari tadi masih berada di belakang hingga tubuh gadis itu tersungkur.
Melihat hal itu, bola mata bu Beti kian membulat.
"Kalian semua masuk kelas!" Perintah bu Fira dengan tegas dan lantang
Sebagian dari mereka ada yang pergi dan ada juga yang masih ingin berada di sini.
"Ibu bilang masuk kelas!" Suara bu Fira naik seoktaf
"Tapi bu, bel masuk masih 10 menit lagi" rengek Bella
"Rafael kamu itu ketua kelas, ajak teman-teman kamu masuk ke kelas. Sekarang!" Titah bu Fira tanpa memperdulikan Bella
Bella dan yang lainnya hanya bisa mendengus pasrah. Tak lupa, Bella dan Grace memberi pelototan gratis pada Karin yang berada di dekat bu Fira.
Mereka akhirnya pasrah dan hendak pergi ke kelas.
"Jessie, kamu tetap di sini!" Suara bu Beti membuat langkah Jessie terhenti
Ia membalikkan tubuhnya dengan malas. Teman-temannya sudah berjalan menuju kelasnya. Menyisakan Jessei, bu Fira, bu Beti, dan Tiffany dkk.
"Kalian budek, bolot, atau tuli?" Tanya bu Beti sarkastik
Ila, Sisil, Elsa, dan juga Feby memberikan ekspresi tidak terima.
Baru saja bu Beti menarik napas panjang, keempat gadis itu sudah lari terbirit-birit.
Bu Fira hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan para siswanya.
"Jessie, Tiffany, ikut ibu ke ruang BK" ucap bu Fira lalu berlalu menuju ruang BK, diikuti oleh Tiffany
Tiffany sendiri seakan trauma sudah diperlakukan seperti tadi oleh Jessie. Ia pikir Jessie tidak akan berani menyakitinya. Sekarang, setelah mengetahui Jessie lebuh bringas darinya, Tiffany sedang tidak ingin dekat-dekat dulu dengan Jessie. Mengingat tubuhnya juga masih berasa nyeri.
Bu Beti masih diam di tempat "Ayo" ucap bu Beti yang berupa perintah, bukan ajakkan
"Ibu aja duluan" jawab Jessie santai
"Ngga, ibu di belakang kamu" tolak bu Beti
"Lho bu, itu ga sopan" protes Jessie "Yang muda itu harusnya berjalan di belakang yang tua" ucap Jessie dengan menekan kata 'tua'
"Kamu ini!"
Tanpa babibu, bu Beti langsung menarik telinga Jessie hingga ruang BK.
"Jahat"
Satu kata itu yang digumamkan oleh Jessie.
-o-
"Jadi siapa yang akan menjelaskan?" Tanya bu Fira kepada dua gadis yang duduk berhadapan dengannya
"Ibu aja" jawab Jessie asal "Dimana-mana juga guru yang ngejelasin, murid yang dengerin" tambahnya
Wajah bu Beti sudah merah padam. Sama dengan salah satu telinga Jessie yang juga merah akibat dijewer oleh bu Beti.
Jessie sendiri masih kesal pada bu Beti. Sesekali ia mengusap-usap telinga nya yang sudah pasti sakit. Jarak dari mading ke ruang BK lumayan jauh jika berjalan sambil dijewer.
"Jessie!" Bentak bu Beti
"Apa bu?" Sahut Jessie dengan jengkel
"Dimana sopan santun kamu?"
"Ketinggalan di rahim bu Chealse" celetuk Jessie
Bu Fira menghela napas pasrah. Di sisi lain, Tiffany terus menundukkan kepalanya.
Hening.
Hanya suara jarum jam yang mengisi keheningan ruang BK.
Bu Fira pun memberikan satu amplop yang sudah tidak asing bagi Jessie. Dan satu lagi untuk Tiffany.
"Kalian boleh kembali ke kelas" ujar bu Fira
"Ngga" bantah bu Beti "Tiffany kamu duluan yang ke kelas"
Bu Fira dan Jessie mengeryit bingung. Sedangkan Tiffany bamgkit dan keluar dari ruang BK menuju kelasnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Setelah sekitar satu menit, bu Beti baru menyuruh Jessie untuk kembali ke kelas.
"Aneh" gumam Jessie saat beranjak dari duduknya
"Kalo ga gitu, ibu takut kamu hajar lagi Tiffany" jawab bu Beti yang mendengar gumam an Jessie
"Bisa aja Jessie yang dihajar Tiffany" balas Jessie "Kenapa ga sekalian aja ibu yang anterin ke kelasnya" sambungnya lalu menutup pintu ruang BK
"Sabar bu" ucap bu Fira
Bu Beti benar-benar dibuat gondok oleh Jessie. Siswa Pelita Harapan yang juga anak dari pemilik yayasan. Gadis itu selalu mendapat juara kelas. Parasnya juga begitu cantik. Namun tingkahnya benar-benar membuat guru kewalahan.
-o-
"Kesel banget gue elah" gerutu Jessie
"Salah lo sendiri sih Jes" ucap Kayla
"Lah kok jadi salah gue? Salah dia yang udah ngejambak rambut gue" protes Jessie tidak terima
"Iya-iya lo ga salah" Kayla mengalah
"Aw!" Ringis Jessie "Pelan-pelan dong mas"
"Sabar kali Jes" cibir Kayla lalu terkekeh
"Maaf ya mba, jangan panggil ekeu mas" ucap karyawan salon itu "Panggil ekeu ma-dam" sambungnya dengan gaya bicara ala-ala you know lah
"Yaelah gue kira minta maaf gara-gara apa" lagi-lagi Jessie menggerutu
"Kedengeran lho" sindir karyawan itu
Jessie memutar bola matanya malas "Lo karyawan baru ya?" Tanya Jessie
"Ngga, mba nya kali pelanggan baru" kata karyawan yang ingin dipanggil madam itu
"Sembarangan lo ngomong" ucap Jessie kelewat nyolot "Dari ini salon masih jadi kuburan, gue udah sering ke sini" ucap Jessie yang sudah pasti bohong
"Jadi ini salon dulunya kuburan mba?" Tanya madam
Jessie memutar bola matanya dan berdehem sebagai jawaban 'ya'.
"Ih serem" madam bergidik ngeri yang membuat Kayla semakin tertawa "Terus mba dulunya suka ke kuburan di sini? Berarti mba nya kuntilanak ya?" tanya madam itu terkejut
Karyawan yang sedang memberi obat pada rambut Kayla tidak bisa menyembunyikan tawanya.
Sekarang ini kedua gadis itu berada di sebuah salon yang memang sudah menjadi langganan Jessie.
"Jelas- bohong lah" ucap Jessie santai sambil memilin kukunya
"Si mba nya bohong?" Tanya madam bersamaan dengan tangannya yang semula memijat kepala Jessie sontak menoyor kepala Jessie dengan keras
Bola mata Jessie sepertinya akan meloncat.
-o-
Huaaaa, vote and coment gaisss😅😄😂
Maafin segala kekurangan nya, typo bertebaran, feel ga dapet😭
Eh apaan sih thor,- 😅
See you di next chapter😚😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I'm Bad Girl ✅ (REVISI)
Teen Fiction"Gue bingung cinta sama siapa, masa iya gue punya suami dua." - Agatha. Agatha Jessie Villincia Jhonson, bad girl di sekolahan yang dimiliki oleh ibunya sendiri. Hobinya membantah guru, bolos pelajaran ataupun tidur di kelas. Ia juga sering pergi k...