Bab 8
'Memendam rasa sakit seorang diri, adalah hal yang paling bodoh jika kita memiliki orang yang sangat kita percayai'Jisoo melangkah kembali ke kelas.
Ia sudah cukup lelah untuk mengeluarkan emosinya kepada Hanbin.Sesampainya di kelas, Jisoo langsung duduk dan menaruh kepalanya di atas tangannya yang terlipat di atas meja.
Jennei ingin bertanya, tapi ia urungkan karena ia tahu Jisoo sedang tidak baik baik saja.
Tak lama Hanbin datang. Tentu dengan aura yang tidak menyenangkan.
Hanbin melihat ke arah Jisoo sebentar, kemudian kembali berjalan dan duduk di tempatnya. Hanbin memilih memakai headset dan membaca buku.
Orang orang di kelas itu bisa merasakan situasi akward yang terjadi. Tidak ada yang mau mengusik mereka berdua, setidaknya hingga mereka baikan.
Bobby menghela nafas.
'Oh dear, jangan sampai mereka putus. Gue gak bisa lagi cari orang yang tepat buat ngejaga Jisoo' ia membatin..
Lisa berjalan dengan tidak semangat di samping rose.
Bukan karena hubungannya dengan Rose rentang, tapi karena kejadian tadi di kelas.Lisa merasa kalah dari apa yang di miliki Jisoo. Jisoo punya dukungan, Jisoo punya banyak teman, Jisoo Cantik, Jisoo di kenal babyak orang, dan yang lebih penting; Hanbin menyukainya. Hanbin menyukai Jisoo.
Apalagi yang ia harapkan? Harapan itu tambah musnah ketika kenyataan pahit menghampirinya. Harapan untuk kembali bersama Hanbin dengan hubungan yang lebih hilang, terbang entah kemana.
Yang pastinya, ia benci kata 'Seandainya'.
.
Tahu apa yang di rasakan Jisoo saat ini? Kosong.Empty. Kayak lagunya Winne*.
Jisoo tidak cukup puas dengan jawaban yang di berikan Hanbin padanya. Apa Hanbin pikir dia ini apa? Bahkan mengartikan Jisoo bagi Hanbin pun lelaki itu tidak sanggup.
Padahal ia yang merasakannya. Atau Hanbin memang selama ini tidak pernah merasakan apa apa terhadapnya?Dada Jisoo langsut terhimpit begitu memikirkan hal itu. Emosinya bercampur menjadi satu. Ia sungguh tidak mengerti dengan cowo itu, benar benar tidak mengerti. Jisoo tidak habis pikir mengapa ia bisa bisanya..menyukai orang seperti itu.
Ia sungguh akan mengatakan menyesal sekeras kerasnya jika ternyata selama ini Hanbin hanya bermain dengannya. Tidak merasakan apapun yang lebih untuknya.Ia sudah cukup bersabar untuk mengerti posisi Lisa yang adalah sahabat Hanbin, tapi kesabaran itu ada batasnya. Ia juga punya limit untuk hal itu. Siapa yang tidak marah jika pacarnya sangat-dekat dengan perempuan lain? Apalagi sampai berbohong karena itu. Ia tidak sanggup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honesty Kim Hanbin
FanfictionPernah disia-sia kan? Pernah diacuhkan? Di Beri harapan palsu sudah pernah? Kalau berada dalam hubungan hampa tanpa rasa? Kalau sudah, kalian pasti paham betul rasanya. Seperti apa definisi hati yang separuh patah dan selebihnya retak Untuk hati utu...