Bab 36
Menghilanglah.
Agar aku bisa menemukanmu kembali dan tahu arti mencari. Mungkin dengan begitu aku akan kembali yakin, bahwa kau memang orangnya.Play The Mulmed
~•~
Gemuruh hujan membuat suara redup, rerintikannya menghilangkan jejak, dinginnya memeluk gigil, dan hadirnya kembali menguar frasa.
Jisoo tidak pernah membenci hujan, bahkan pada saat ia harus terjebak bisu bersama Hanbin dikala semuanya baik-baik saja, atau pada ketika sekujur tubuhnya basah sebab terlambat bernaung kala hujan lebat, ataupun saat dia tidak bisa kemana-mana karena bulir air yang mengucur deras dari langit disertai petir.
Juga, pada seperti sekarang ini, dimana ia harus merapatkan jaket biru mudanya dan terjebak dipelataran parkir gedung sekolahnya karena hujan yang katanya anugrah dari tuhan.
Bel pulang sudah berbunyi dua jam yang lalu, dan orang-orang sudah pulang dari sebelum hujan dikota itu kian menderas.
Tapi, Jisoo belum beranjak dari sekolah yang sudah 3 tahun ia tempati.
Apakah ia harus menyalahkan guru mata pelajaran yang telah mengulur waktunya untuk pulang dengan memberikan tugas dengan sedikit waktu tersisa, atau ia harus menyalahkan dirinya yang bodoh menolak ajakan Bobby pulang bersama?
Merutuk juga tidak ada gunanya.
Jisoo merogoh saku seragamnya, gadis itu kemudian mengeluarkan benda pipih yang bisa ia gunakan untuk menelpon dan mengakses internet.
Setelah sesaat menyalakan ponselnya, benda pipih itu tiba-tiba mati total. Baterainya habis.
Jisoo termangu, benda super canggih yang akan membantunya pulang itu mendadak tidak berguna.Dengan masih syok,
Jisoo mengambil botol air minum yang selalu ia bawa tiap hari, gadis itu memang type orang yang selalu butuh minum.
Saat meneguk isi botol itu, kerongkongan Jisoo jadi tidak enak.Apa ini efek dingin?
Karena sebetulnya gadis itu sangat berharap bisa memakan sesuatu yang hangat sekarang.Namun, saat Jisoo akan berbalik dan kembali kekelas agar lebih hangat, sebuah suara memanggilnya, membuat gadis itu mengurungkan niat.
"Lo ngapain?"
Jisoo memutar bola mata kala melihat dia adalah Donghyuk, apa cowok itu tidak puas memakinya seminggu lalu?
Untuk apa sekarang memandang dengan tatapan mengejek?"Woi, gua nanya sama lo, jawab kek!"
Donghyuk yang berdiri tidak jauh dari Jisoo kini berjalan mendekat kegadis itu.
"Gue mau pulang, pake nanya lagi!" Jisoo menyahut ketus.
"Pulang? Terus kenapa masih disini?"
Donghyuk mengerinyitkan dahinya, sedangkan tangannya terkepal, mewanti-wanti jika ia salah pertanyaan.
"Lo punya mata kan? Gak liat lagi hujan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Honesty Kim Hanbin
FanfictionPernah disia-sia kan? Pernah diacuhkan? Di Beri harapan palsu sudah pernah? Kalau berada dalam hubungan hampa tanpa rasa? Kalau sudah, kalian pasti paham betul rasanya. Seperti apa definisi hati yang separuh patah dan selebihnya retak Untuk hati utu...