Bab 4
'Masalah mu ada di hati. Jadi selesaikan dengan hati, bukan malah merajuk ke dirimu'Hanbin mengetukkan jari jarinya ke atas nakas tempat tidurnya. Ponselnya ia tempelkan pada telinganya dengan raut wajah penuh harap.
Bagaimana tidak, sudah berapa kali ia mencoba menghubungi Jisoo namun gadis itu tak kunjung menjawab. Hanbin khawatir, biasanya bila di telepon gadis itu akan menjawabnya.
Hanbin sudah menelpon ke rumahnya Jisoo, tapi kata pembantunya Jisoo belum pulang sejak pergi ke sekolah. Nah inilah yang membuat Hanbin tambah khawatir.
Mungkin hubungan mereka sudah membaik beberapa hari yang lalu, saat Jisoo menelponnya duluan. Tapi sejak saat itu, tidak ada lagi percakapan yang berarti, telepon sekedar ada keperluan, dan... Hanbin akui, mereka tidak pernah lagi berjalan sebagai status 'kekasih'.
Setelah menyadari itu, perasaan bersalah menyeruak masuk di dalam hati Hanbin. Dirinya terlalu egois untuk menyadari itu lebih awal.
Ia jadi lupa dengan gadis itu setelah Lisa kembali muncul dalam hidupnya.Lisa, gadis yang di sukainya saat SMP. Tapi hubungan mereka seperti tanda tanya, karena Lisa tiba tiba saja pindah ke Thailand. Dan dengan perasaan campur, tidak ada yang memulai berhubungan jarak jauh, hingga ia datang dan ingin menjalin hubungan itu lagi.
Hanbin mengerang. Sial.
Tidak mungkin ia melupakan Jisoo karena Lisa.Tapi buktinya, baru saat ini ia menelpon Jisoo. Pembohong yang terlaknat.
Setelah sekiranya puluhan kali menelpon, Hanbin memutuskan untuk berhenti dan merentangkan tangannya.
Dan setelah beberapa saat ponselnya berdering, menandakan ada panggilan masuk.
Hanbin tersentak, kemudian dengan cepat ia mengambil ponselnya berharap kalau itu dari Jisoo.
Tapi harapan itu surut perlahan, karena ternyata yang id yang terpampang di ponselnya adlah 'LISA'.
Hanbin menggeser layar untuk menjawab panggilan.
"Halo Lisa, ada apa?" tanya Hanbin tho the point.
Lisa nampak mengerinyit lalu kemudian tersenyum.
"Kamu ada di mana?""Di rumah saja"
"Bunda punya acara gak?" tanya Lisa bersemangat.
"Nggak"
"Gue datang ke sana ya, see you!"
TUT
Sambungan terputus.
Hanbin memandang layar ponselnya. Dan gambar wajah yang menjadi walpapernya membuatnya merasa tambah bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honesty Kim Hanbin
FanfictionPernah disia-sia kan? Pernah diacuhkan? Di Beri harapan palsu sudah pernah? Kalau berada dalam hubungan hampa tanpa rasa? Kalau sudah, kalian pasti paham betul rasanya. Seperti apa definisi hati yang separuh patah dan selebihnya retak Untuk hati utu...